Pendidikan merupakan dasar dari pembentukan karakter seorang individu. Islam begitu memperhatikan masalah pendidikan, bahkan sejak dari tahap pernikahan yang akan dijalani oleh sepasang calon pasangan suami-istri. Islam menekankan bahwa pernikahan adalah jalan untuk meneruskan keturunan. Ada kewajiban untuk mendidik keturunan sehingga menjadi generasi penerus unggulan. Seorang ibu memegang peran penting dalam mendidik anak karena dia adalah madrasah pertama bagi anak. Karena pentingnya tujuan pernikahan, kita dituntun untuk tidak sembarangan memilih calon pasangan hidup; ditekankan pada kekuatan akidahnya. Akidah inilah yang menjiwai dan memberi nafas bagi semua lini kehidupan Islam.
Pendidikan ditekankan pada sang ibu agar memiliki tsaqafah Islam yang dibutuhkan untuk mendidik anaknya Selanjutnya adalah tanggung jawab negara menyediakan pendidikan gratis dan berkualitas berlandaskan akidah Islam bagi anak-anak mereka, para ibu yang salihah; sehingga untuk membentuk generasi unggulan tentu tidak akan sulit. Hal ini hanya akan terwujud jika ada seorang khalifah, sang pemimpin Negara Daulah Islam-Khilafah Islamiyah, yang menerapkan syariah Islam secara kaffah sehingga akan memberikan rahmat yang luar biasa mencakup seluruh alam, baik bagi Muslim maupun non-muslim.
Tentu hal ini berbeda jika tidak ada seorang khalifah, Khilafah dan penerapan Islam menyeluruh. Rakyat hanya bisa menjeritkan penderitaannya yang tiada bertepi akibat tergerus oleh sistem zalim bernama Kapitalisme. Sistem kapitalis mengkomersialisasikan semuanya, baik di bidang kesehatan, pendidikan, kebutuhan pokok rakyat. Akibatnya, rakyat bukan semakin salih, tetapi malah menjadi mesin pencetak uang alias economic animal. Akhirnya, sekularisasi merajai jiwa mereka. Akidah mereka buang jauh dan lebih mementingkan kegiatan mencari uang. Mereka tidak lagi terikat dengan halal-haram, tetapi membebaskan diri mereka atas nama HAM sehingga membuat para kaum perempuan berlomba mencari jati diri sebagai wanita karir dan menganggap remeh peran mereka sebagai seorang ibu-pendidik anak dan pengurus rumah tangga; walaupun latar belakang keluarga mereka berkecukupan secara finansial. Hal ini hanya akan mengakibatkan penderitaan rakyat tiada bertepi, dan anak-anak generasi penerus yang jadi korban.
Hanya ada satu kata, untuk menyelamatkan pendidikan generasi kita, yaitu terapkan syariah secara kaffah, dirikan Khilafah, baiat seorang khalifah. Tidak ada solusi lain. [Irawati TriKurnia; Kendangsari, Surabaya-Jatim]