Syariah dan Khilafah Konsekuensi Keimanan
Syariah itu harus diterapkan dan Khilafah juga wajib ditegakkan sebagai konsekuensi keimanan setiap Muslim dan Muslimah, selain hal tersebut sebagai realisasi dari al-Quran dan as-Sunnah.
Dalam posisinya sebagai penerus perjuangan Rasululllah Muhammad saw., pada masa kini mubalighah harus terus berjuang keras memahamkan umat tentang syariah dan Khilafah. Dengan diterapkannya syariah yang pastinya hanya bisa sempurna dalam naungan Khilafah Islamiyah, maka akan terbuka rahmat dari langit dan bumi serta akan tersebar rahmat ke seluruh penjuru dunia.
Mubalighah harus bercermin pada Khulafaur Rasyidin, para khalifah, Wali Songo yang telah bersusah-payah menyebarluaskan Islam. Sekarang kita tinggal melanjutkan saja perjuangan mereka.
Saya pribadi sangat mengharapkan Khilafah munculnya di Indonesia terlebih dulu. Tapi, jika kemunculan awalnya Khilafah di luar Indonesia, saya tetap akan sangat mendukung. Jadi di manapun benih Khilafah itu muncul atas ijin Allah SWT, saya akan tetap sangat mendukung dari sanubari yang paling dalam.
Dengan segenap hati, saya mendukung perjuangan Hizbut Tahrir. Selama ini saya berusaha memperkenalkan teman-teman Hizbut Tahrir kepada masyarakat dan dengan senang hati mendampingi perjuangan teman-teman Hizbut Tahrir di tengah-tengah umat (Nyai Fathimatuz Zahra, Lembaga Pendidikan Islam Bahrul Huda Ds. Larangan Tokol, Sumber Anyar-Pamekasan).
Mendukung Syariah Seratus Persen
Pokoknya dengan syariah Islam saya mendukung seratus persen. Khilafah juga! Tentang siapa khalifahnya bagi saya tidak menjadi masalah asalkan dia memenuhi syarat-syarat sebagai khalifah. Sudah sejak zaman dulu saya menunggu-nunggu munculnya Khilafah dan baiat kepada Khalifah.
Alhamdulillah saat ini ada Hizbut Tahrir yang sangat konsisten bergerak di tengah umat dan memperjuangkan penerapan syariah dan penegakkan Khilafah. Sangat salut saya ternyata Hizbut Tahrir ada di banyak sekali negara, bahkan sudah ada di Amerika, Eropa dan negara-negara bekas uni-Soviet.
Ya, sekarang ini musuh kita banyak, termasuk merebaknya ide liberalisme yang anehnya juga diemban orang-orang yang disebut ustadz. Namun, kita jangan pernah putus asa. Pantang mundur, yakin pada janji Allah bahwa Islam pasti akan menang. Doa saya selalu menyertai teman-teman Hizbut Tahrir. Pesan saya, berjuanglah dengan tekun, sabar, berdoa, pantang menyerah, tidak putus asa dalam memperjuangkan syariah dan Khilafah. (Nyai Juwairiyah Hasyim, Pemangku PP Nurul Hikmah, Puger-Jember)
Muslimah pun Sangat Butuh Khilafah
Saya terpanggil menghadiri Muktamar Mubalighah Indonesia karena ingin bersilaturah-mi dan berkenalan dengan mubalighah seluruh Indonesia, selain ingin juga menimba ilmu yang akan saya sampaikan kepada umat. Sangat terharu dengan acara Mukamar Mubalighah ini karena di situ terwujud persatuan dan kesatuan umat dalam satunya langkah para mubalighah memperjuangkan syariah dan Khilafah.
Tidak bisa tidak, syariah dan Khilafah harus ditegakkan karena selain sebagai kewajiban, umat ini dipenuhi berbagai masalah semisal ekonomi rumah tangga, suami menganggur karena sulitnya lowongan pekerjaan, mahalnya pendidikan anak, dan sebagainya seperti yang dicurhatkan ibu-ibu majelis taklim tempat saya mengisi. Semua itu akibat penerapan sistem kehidupan Kapitalisme di kehidupan kita. Karena hidup susah, banyak ibu-ibu yang sering tidak datang pengajian disebabkan ia harus menanggung nafkah keluarga. Hal itu membuat saya sangat sedih. Memang banyak hambatan, tetapi tidak saya anggap sebagai hambatan dalam berdakwah dan berjuang di tengah umat. Jadi meskipun hujan dan banjir, dengan naik perahu melewati danau yang luas sepanjang satu kilometer saya jalani saja dengan ikhlas. (Ustdzh. Hj. Nurhalizah An-Najwa, Majelis Taklim Langgar Al-Hasanah, Amuntai-Kalsel).
Cara Dakwah HT yang Sangat Cantik Sesuai Langkah Dakwah Rasulullah saw.
Indonesia sangat layak sebagi tempat berdirinya Khilafah. Tugas kitalah untuk bersama-sama memperjuang-kannya secara terus-menerus. Insya Allah, Allah SWT menolong hidup dan perjuangan kita. Untuk para mubalighah, selain menyampaikan masalah akidah dan ibadah, seharusnya juga menyampaikan penyebaran Islam dan penerapannya oleh Rasulullah saw. dalam Daulah Islam waktu itu; tentang sistem pendidikan Islam, kesehatan dalam Islam, budaya dalam Islam dan aspek-aspek kehidupan lainnya yang semuanya ada aturannya dalam Islam.
Menurut saya Hizbut Tahrir itu sangat baik, sangat cantik cara dakwahnya, sesuai langkah dakwah Rasulullah saw. Oleh karena itu, saya mendukung Hizbut Tahrir dunia-akhirat. Kalau ada yang berani menjelek-jelekkan citra Hizbut Tahrir akan saya gebrak dan akan saya jelaskan kalau Hizbut Tahrir itu tidak seperti yang mereka sangka. Terima kasih Hizbut Tahrir. Banyak sekali ilmu untuk umat yang saya peroleh dari Hizbut Tahrir (Ustdzh. Hj. Sholihatul Farhah, Majelis Taklim asy-Syuhada, Leuwiliang-Bogor).
Kalau Tidak Mendukung Perjuangan Hizbut Tahrir, Perlu Ditanyakan Keislaman Saya
Sepanjang saya bersilaturahmi dan bersaudara dengan teman-teman Hizbut Tahrir, saya mendapati Hizbut Tahrir adalah sebuah ekspansi dakwah yang luar biasa. Hizbut Tahrir telah mampu membangun paradigma berpikir umat, membangun budaya berpikir, membangun sikap kritis umat dengan info-info maupun fakta yang dibuka oleh Hizbut Tahrir. Luar biasa juga bahwa Hizbut Tahrir mampu menguak akar masalah dari setiap problem umat. Sudah tentu saya sangat mendukung dan tingkat dukungan saya terhadap Hizbut Tahrir seratus persen. Kenapa? Karena jika saya tidak mendukung perjuangan Hizbut Tahrir, harus ditanyakan dan diragukan keislaman saya, kok sesuatu yang berbau Islam ditolak, bagaimana bisa?
Nah, untuk mubalighah, jika ingin membangun keislaman melalui dakwahnya maka harus berhenti bersikap eksklusif. Coba buka mindset, terbukalah terhadap ide-ide yang mungkin dirasa “baru”. Juga, karena kedepannya info itu akan sangat begitu luasnya, dunia akan hanya seperti layar datar, maka sudah saatnya mubalighah melakukan percepatan diri sehingga semakin banyak info yang teraup. Dengan demikian, para mubalighah memiliki data faktual dan informasi tambahan untuk lebih mengutuhkan apa yang sebenarnya menjadi tujuan dakwah ke depannya dan apa yang urgen dilakukan detik ini, tanpa ditunda lagi. (Ustdzh. Dra. Suryawati Ningsih, Ketua PP ICMI Orsad, Cibinong-Bogor).
Biarpun Nenek-nenek Tetap Semangat Ikut Masirah
Kalau mau melaksanakan al-Quran dan as-Sunnah dengan kâffah, ya harus dengan penerapan syariah dan penegakan Khilafah. Itu juga yang menjadi kunci negeri kita menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Saya merasakan banyak hal yang diberikan Hizbut Tahrir kepada saya untuk bekal penyampaian kepada umat. Harapan saya semoga ke depannya semakin banyak ormas yang mendukung dan mengikuti perjuangan Hizbut Tahrir dalam menegakkan syariah dan Khilafah. Saya harap juga kader-kader Hizbut Tahrir semakin rajin silaturahmi dan mengisi majelis taklim-majelis taklim. Saya sendiri alhamdulillah sudah bertahun-tahun kenal dengan Hizbut Tahrir dan mengikuti acara-acaranya, termasuk masirah atau aksi damai. Biarpun sudah nenek-nenek, saya semangat ikut dan mengerahkan jamaah majelis taklim saya sampai satu kopaja (Hj. Muhiyah, Ketua Wanita Islam Kodya Jakarta Selatan).
Ingin Syahid Berjuang Bersama Hizbut Tahrir
Ketika bertemu dengan kader-kader Hizbut Tahrir, terasa menemukan jalan yang nikmat sekali. Rasanya jadi ingin muda lagi! Saya merasa selama berhubungan dan mengikuti acara-acara Hizbut Tahrir, bertambah pengetahuan dan semangat saya. Memang, para mubalighah wajib untuk terus bersemangat memahamkan syariah dan Khilafah kepada umat. Umat sudah waktunya harus tahu tentang syariah dan Khilafah, bahwa itu haq, itu dari Allah SWT. Dengan begitu akan muncul kecintaan umat pada syariah dan Khilafah.
Pesan saya kepada para mubalighah, kita ini harus insyaf sepenuhnya bahwa kita adalah tombak umat, dan sudah seharusnyalah kita menyerahkan hidup kita ini untuk menolong agama Allah SWT. Kalau saya memang sangat ingin berjuang terus bersama Hizbut Tahrir karena saya ingin mati syahid berjuang bersama Hizbut Tahrir (Hj. Siti Khadijah, Majelis Taklim Al-Muflihun Jakarta Selatan).
Mubalighah Harus Bersatu Memperjuangkan Syariah dan Khilafah
Umat Islam di Indonesia memang terbesar jumlahnya, tetapi ibarat buih di lautan; ringan ketika ditimbang, tidak mempunyai bobot, tidak mempunyai kekuatan. Muslimah di Indonesia pun begitu. Jumlah mayoritas, tetapi kita sedang dalam kondisi kalah perang. Secara fisik memang kita tidak sedang perang, tetapi sebenarnya kita dalam bahaya ancaman perang budaya dan pemikiran. Lebih bahaya lagi karena umat tidak merasa sedang berperang, tidak dalam kondisi terancam. Justru saat ini ide Kapitalisme-Liberalisme sedang menyilaukan umat. Umat menganggap ide-ide tersebut membawa kemaslahatan, kesejahteraan dan disangka memberikan solusi atas masalah-masalah yang terjadi. Padahal yang terjadi sebaliknya, bukan solusi yang didapat, tetapi kesengsaraan. Muslimah banyak yang menjadi korban ide-ide sesat tersebut. Umat dalam posisi terjebak. Ini terjadi karena memang ada skenario global dari kaum kafir Barat yang selalu berusaha menghancurkan Islam dan kaum Muslim. Selain itu umat Islam sendiri memang lengah dan lalai sehingga sistem hidup kapitalistik dan liberalis sudah masuk ke semua lini kehidupan.
Untuk keluar dari masalah tersebut, para mubalighah harus bersatu untuk memperluas wawasannya dan insya Allah itu akan membawa kemaslahatan kepada dakwah yang dilakukannya. Sudah saatnya kita tidak bekerja sendiri-sendiri. Saatnya kita bekerjasama, duduk bersama untuk membuat pemetaan tentang masalah kehidupan, kemudian bersama-sama melakukan penyadaran di tengah umat tentang kondisi sebarnya umat. Ajaklah umat untuk berpikir bagaimana memperbaiki kondisi, yakni dengan adanya pengaturan kehidupan dengan syariah di bawah Khilafah Islamiyah. (Hj. Irena Handono, Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center, Pimpinan Umum Gerakan Muslimat Indonesia). []