HTI

Hiwar (Al Waie)

Budi Mulyana, SIP: Daulah Islam: Negara Paripurna

Pengantar:

Belakangan ini ada upaya mengkriminalisasi Negara Islam atau Daulah Islam, yang digambarkan sebagai jahat dan berbahaya. Karenanya, Daulah Islam harus ditolak.

Sebelumnya, dikembangkan opini bahwa Islam tidak mewajibkan kaum Muslim untuk menegakkan Daulah Islam. Pertanyaannya: Benarkah Daulah Islam itu berbahaya dan bisa menjadi ancaman? Betulkah Islam tidak mewajibkan Daulah Islam? Lalu bagaimana hukum-hukum Islam ditegakkan tanpa ada isntitusi negara yang menerapkannya? Itulah beberapa masalah yang dibincangkan dalam rubrik Hiwar kali ini bersama H. Budi Mulyana, SIP dari DPP Hizbut Tahrir Indonesia.

Belakangan ada upaya mengkriminalisasi Daulah Islam. Bagaimana menurut Ustadz?

Kriminalisasi itu, yang dikaitkan dengan aksi terorisme, muncul karena adanya ketakutan terhadap tegaknya Daulah Islam.

Hal ini dipicu oleh beberapa faktor. Pertama, bisa jadi karena ketakpahaman mengenai Daulah Islam dan bagaimana cara menegakkannya. Kedua, memang karena adanya kebencian terhadap gagasan dan keberadaan Daulah Islam. Perang melawan terorisme saat ini tampak makin mengarah pada upaya kriminalisasi terhadap pihak-pihak yang memperjuangkan penerapan syariah Islam secara kaffah dalam bentuk Daulah Islam.

Mengapa Barat menganggap Daulah Islam sebagai ancaman dan apa yang diancam?

Itu tidak terlepas dari sejarah masa lalu. Dulu Daulah Islam pernah menjadi adidaya dunia sekaligus menjadi ‘hantu’ bagi bangsa Barat. Futuhat (penaklukan) yang dilakukan Daulah dan kejayaannya yang tak tertandingi telah menjadikan Daulah Islam sebagai musuh abadi mereka.

Kini, walau Daulah Islam sudah lenyap, mereka khawatir Daulah Islam muncul kembali. Itulah mengapa, mereka selalu menganggap Daulah Islam sebagai ancaman. Karena itu, mereka terus-menerus berupaya mengkriminalisasi Daulah Islam untuk menghambat kemunculannya kembali. Kriminalisasi ini kemudian dijadikan oleh Barat untuk melakukan intervensi terhadap negara lain, khususnya negeri Muslim.

Di sisi lain mereka juga melakukan adu domba terhadap kelompok kaum uslim. Yang moderat mereka rangkul. Yang fundamentalis, yang menginginkan tegaknya Daulah Islam, mereka stigma dengan sebutan teroris.

Walhasil, Daulah Islam sebagai ancaman hanyalah persepsi mereka. Mereka menggunakan itu sebagai alat untuk mengokohkan penjajahan mereka atas negeri-negeri kaum Muslim dan menghalangi Daulah Islam untuk tegak kembali, yang bisa melawan penjajahan mereka.

Bagaimana cara Barat menghalangi kemunculan kembali Daulah Islam?

Pertama: dengan terus mengopinikan bahwa penegakkan Daulah Islam adalah ide yang absurd, membahayakan perdamaian dunia dan bertentangan dengan prinsip-prinsip kesetaraan dan kemanusiaan. Daulah Islam mereka jadikan sebagai ‘musuh’ bersama dan itu yang terus-menerus dipropagandakan tidak hanya kepada rakyat mereka, bahkan juga kepada anak-anak negeri Muslim.

Kedua: Barat melaksanakan sistem yang mereka buat untuk menghalangi tegaknya Daulah Islam. War on Terrorism mereka serukan sebagai serangan masif terhadap ide Islam Global. Tidak hanya sekedar wacana, mereka bahkan melakukan aksi langsung di negara-negara yang disinyalir punya potensi yang kuat untuk dapat tegak Daulah Islam, seperti terhadap Afganistan dan Irak.

Ketiga: dengan menjadikan penguasa negeri-negeri Muslim sebagai penguasa yang melayani kepentingan mereka; menjadikan para ulama sebagai corong untuk membelokkan makna hakiki tentang Islam dan Daulah Islam. Dengan demikian, sempurnalah gambaran negatif mengenai Daulah Islam.

Bila umat tidak kritis, apalagi dalam kondisi yang lemah iman, mereka akan mencari jalan selamat. Mereka akan menyelaraskan pikiran dan tindakan mereka dengan Barat dan tak berani menyuarakan cita-cita mulianya untuk menegakkan Daulah Islam secara tegas. Inilah yang sekarang sedang terjadi.

Bagaimana sebetulnya potret Daulah Islam itu?

Daulah Islam sebagaimana yang dibangun pada masa Rasulullah saw. dan dilanjutkan oleh para Sahabat dan khalifah setelahnya adalah daulah yang agung. Di dalamnya seluruh syariah Islam diterapkan. Di dalamnya Islam tidak hanya diamalnya secara individual, tetapi dalam seluruh aspek kehidupan: politik, ekonomi, sosial-budaya, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dll. Di dalamnya, masyarakat ditata tanpa diskriminasi antara Muslim dan non-Muslim. Pola hubungan internasionalnya menjamin keadilan dan rahmat. Itulah gambaran Daulah Islam yang pantas dirindukan dan dicita-citakan tidak hanya oleh Muslim dengan keimanannya yang kokoh, namun juga bagi siapapun yang punya idealisme kehidupan dunia seperti tadi. Banyak pengakuan mengenai sejarah keagungan Daulah Islam ini, termasuk dari kalangan Barat sendiri yang jujur.

Secara faktual, seberapa penting keberadaan Daulah Islam saat ini?

Daulah Islam adalah sistem kenegaraan yang paripurna karena memadukan aspek spiritual dan politis; tidak memisahkannya seperti negara-negara sekular atau menafikannya seperti negara-negara komunis.

Bila manusia menginginkan negara yang sempurna dan paripurna, itulah Daulah Islam. Kita harus ingat, Daulah Islam adalah peradaban yang memimpin dunia selama lebih dari 1400 tahun; memimpin dengan penuh rahmat dan menciptakan stabilitas dunia yang tiada bandingannya.

Sebaliknya, keadaan dunia kini sangat luar biasa terpuruk. Ini karena dunia saat ini dipimpin oleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa pengemban ideologi yang buruk, yakni Kapitalisme-sekular. Kapitalisme-sekular inilah yang justru bukan hanya menjadi ancaman, tetapi bahkan telah terbukti menimbulkan berbagai kekacauan global.

Jadi, bila umat manusia ingin menjalankan kehidupan sesuai dengan fitrahnya, maka tidak ada pilihan selain menjalankan seluruh aturan Rabb-nya, yakni syariah Islam, dalam bingkai Daulah Islam.

Mengapa keberadaan Daulah Islam itu penting?

Pertama: bagi seorang Muslim Daulah Islam itu penting untuk memenuhi kewajiban perintah Allah SWT. Kedua: untuk mewujudkan eksistensi tertinggi umat Islam.

Adapun bagi non-Muslim, Daulah Islam itu penting untuk menggantikan tatanan dunia yang saat ini dipimpin oleh Kapitalisme yang semakin kentara kebobrokannya. Lagi pula, tak ada alternatif lain setelah tumbangnya Komunisme selain ideologi Islam yang diterapkan oleh Daulah Islam.

Bagaimana dengan opini bahwa menegakkan Daulah Islam itu tak perlu?

Itu menunjukan kedangkalan pemahamannya akan agama Islam atau setidaknya mungkin sudah terbutakan oleh propaganda Barat yang berusaha mengaburkan pemahaman Islam yang sahih.

Rasulullah saw. sendiri mengemban dakwah di Makkah hingga akhirnya hijrah ke Madinah untuk mewujudkan Daulah Islam. Itu menunjukkan bahwa Daulah Islam adalah suatu keniscayaan dalam pandangan agama Islam.

Tinggal bagaimana cara menegakkannya. Itulah yang penting kita pelajari dari sirah Rasulullah saw.

Lalu secara syar’i bagaimana tatacara menegakkan Daulah Islam itu?

Menegakkan Daulah Islam artinya bagaimana kita mengajak masyarakat untuk menerapkan aturan-aturan Allah SWT secara kaffah. Hal ini akan terwujud apabila masyarakat sadar tentang pentingnya aturan-aturan Allah tersebut. Mereka sadar akan jatidiri mereka sebagai manusia yang lemah yang diciptakan Allah SWT untuk menghamba hanya kepada-Nya dan mewujudkan rahmatan lil alamin.

Bentuk kesadaran ini hanya akan terwujud apabila ada proses pembentukan kesadaran berupa dakwah fikriyah seperti yang dilakukan oleh Rasulullah saw., yakni menanamkan pemikiran Islam ke dalam diri umat, bukan dengan kekerasan atau angkat senjata, karena kekerasan tidak akan membuahkan kesadaran; juga bukan dengan jalan kompromistis seperti demokrasi, karena yang terbentuk hanya kesepakatan yang bisa jadi hanya memperturutkan hawa nafsu atau kepentingan sesaat.

Rasulullah saw. mencontohkan kepada kita bagaimana thariqah untuk mewujudkan Daulah Islam di Madinah. Langkah yang Rasulullah saw lakukan adalah jalan dakwah. Sejak awal masa nubuwah, Rasulullah saw. menghimpun para Sahabat dalam kutlah dakwah beliau. Mereka inilah yang bersama Rasulullah melakukan proses sosialisasi mengenai Islam dan penerapan Islam. Untuk hal yang mereka dapat jalankan, mereka praktikan.

Penciptaan opini dan kesadaran umum tentang Islam di tengah-tengah masyarakat terus diupayakan. Selain itu, Rasul saw. melakukan proses thalabun nushrah (menggalang dukungan dari para pemilik kekuatan) kepada kabilah-kabilah Arab untuk mendapatkan perlindungan atas dakwah bahkan untuk mendapatkan kekuasaan Islam. Akhirnya, nushrah itu datang dari kaum Aus dan Khazraj dari Yasrib (Madinah).

Setelah mereka melakukan Baiat Aqabah II, terjadilah penyerahan kekuasaan ke tangan Rasulullah saw. Terjadilah Hijrah. Setiba Rasulullah saw. di Madinah, dimulailah tonggak Daulah Islam. Islam tidak lagi dijalankan hanya sebatas aspek individual dan kelompok, namun juga dalam seluruh tatanan kenegaraan.

Dari sana terlihat bahwa Rasulullah tidak menegakkan Daulah Islam dengan gerakan bersenjata, juga tidak melalui jalan kompromistis dengan mekanisme demokrasi. Rasul melakukannya dengan jalan dakwah; membentuk kelompok dakwah yang konsisten memperjuangkan Islam; menciptakan opini umum dan kesadaran umum. Akhirnya masyarakat, yang telah menyadari keluhuran nilai-nilai Islam, menginginkan Islam ditegakkan dalam bingkai Daulah Islam. Itulah yang semestinya juga kita lakukan saat ini. Wallahu a’lam. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*