Jika ukuran kemampuan ekonomi suatu negara dilihat dari GDP-nya, maka pada hari ini Dunia Islam merupakan wilayah ekonomi dengan GDP US$ 7,74 trilun! Tentu saja, kekuatan ekonomi ini dapat memainkan peran penting di dunia asalkan ada cukup kemauan politik umat Muslim. Tentunya, kemauan politik yang kurang kita miliki saat ini adalah mendirikan Negara Khilafah Islam.
Memang saat ini Dunia Islam di bawah Negara Khilafah Islam akan menjadi kekuatan ekonomi ke-4 terbesar di dunia setelah Uni Eropa, Amerika Serikat dan Cina. Selain itu, pada tahun 2009 Dunia Islam merupakan 11% dari PDB seluruh dunia yang dengan ukuran apapun merupakan raksasa ekonomi yang sedang tidur. Tanpa ada kepemimpinan dan visi berskala global pun, beberapa negara Islam seperti Indonesia, Iran, Turki, Saudi Arabia, Mesir dan Pakistan masih berhasil menjadi ekonomi cukup besar di dunia. Sebagai contoh Indonesia adalah negara dengan ekonomi ke-16 terbesar di dunia. Iran, meskipun ada sanksi PBB yang sangat berat dalam beberapa tahun belakangan, berhasil menempati posisi ke-17; Turki ke-18, Arab Saudi ke-23, Mesir ke-27, Pakistan ke-28 dan Malaysia ke-30.
Selain itu, bahkan jika seseorang tidak ingin menghitung semua negeri kaum Muslim secara keseluruhan, namun hanya menggabungkan GDP dari tujuh negeri Muslim terbesar maka itu masih merupakan US$ 4,60 triliun, yakni ke-4 terbesar di dunia setelah gabungan Uni Eropa, Amerika Serikat dan Cina. Selain itu, menurut statistik yang dirilis pada bulan Juli 2010, Dunia Islam memiliki cadangan dolar terbesar kedua sebesar US$, 1,065 triliun, sementara Cina memegang posisi pertama dengan US$ 2,454 triliun dan Jepang posisi ketiga dengan US $ 1,050 triliun.
Oleh karena itu, Negara Khilafah Islam pada saat kembalinya nanti—dengan mengambil kontrol penuh atas alam dan ekonomi sumberdayanya, diikuti dengan kebijakan pertahanan yang berbasis industri berat, ketersediaan tenaga kerja murah, dan memiliki bagian global yang sangat besar dari pasar domestik—pasti akan menjadi pembangkit ekonomi yang besar. Selain itu, negara ini akan memiliki kemauan untuk mempengaruhi negara-negara lain seperti Jepang, Cina, Jerman dll karena ketergantungan mereka pada sumberdaya energi dari Negara Khilafah Islam. Negara Khilafah Islam saat kembalinya akan berhenti memberikan pasokan energi untuk negara-negara kolonial seperti Amerika Serikat, Inggris dan Prancis; yang akan membahayakan secara serius output ekonomi mereka. Jika negara-negara itu gagal memenuhi tuntutan Negara Khilafah Islam di tingkat internasional, suplai embargo selama beberapa minggu benar-benar akan membuktikan bahwa GDP mereka, yang dibangun di atas model ekonomi fiktif dan menyesatkan, akan runtuh seperti gunung es.[]