Islam adalah ideologi universal yang menyatukan manusia dari berbagai ras, warna kulit, bahasa dan suku ke dalam satu entitas unik dengan menerapkan satu tujuan tunggal bagi setiap orang dalam hidupnya, yaitu keridhaan Allah SWT dan penghambaan kepada-Nya. Namun kemudian, Kapitalisme Barat atau Komunisme memaksakan racun kejam nasionalisme untuk membagi umat manusia umumnya dan Dunia Islam khususnya, yang dengannya satu bangsa berusaha untuk menguasai bangsa-bangsa lain demi kekuatan, kemajuan materi, sumberdaya, dan sebagainya. Hal ini mengakibatkan malapetaka seperti Perang Dunia I dan II hingga Perang Irak dan Perang Afganistan saat ini.
Penerapan Ideologi
Jika kita meneliti dengan cermat dunia di sekitar kita saat Kapitalisme diterapkan, berikut adalah sekilas dari buku catatannya. Sejak tahun 1960-an, perkembangan teori ekonomi yang berlaku, dikenal sebagai teori modernisasi, mempertahankan bahwa gagasan ekonomi industrialisasi dan pasar bebas akan mengubah ekonomi dan masyarakat tradisional. Pengaruh-pengaruh ini akan menempatkan negara-negara miskin pada jalur perkembangan yang serupa dengan yang dialami bangsa-bangsa Barat yang terindustrialisasi selama Revolusi Industri.
Namun, pertimbangkan hal berikut: Kemiskinan melanda mayoritas penduduk dunia. Tiga miliar orang di dunia hidup dengan kurang dari 2 dolar sehari dan tidur hanya dengan 1 kali makan perhari. Dunia Ketiga berhutang lebih dari 1,2 triliun dolar; 1,3 miliar orang lainnya hidup dengan kurang dari satu dolar sehari; 1,3 miliar tidak mempunyai akses air bersih; 3 miliar tidak mempunyai akses sanitasi; dan 2 miliar tidak mempunyai akses listrik.
Dunia berkembang saat ini menghabiskan 13 dolar untuk pembayaran utang untuk setiap 1 dolar yang diterima. Selain itu, menurut Bank Dunia (2002), lebih dari 1 triliun dolar (1.000 miliar dolar AS) disetor sebagai uang suap setiap tahun, sementara nilai ekonomi dunia pada saat itu hanya sekitar 30 triliun dolar. Angka ini sama persis dengan jumlah yang dihabiskan untuk mengentaskan kemiskinan di seluruh dunia sejak akhir Perang Dunia II hingga tahun 2002. Bayangkan biaya untuk dua perang AS setelah peristiwa 11 September sekitar 875 miliar dolar hingga 26 Juni 2009 (pukul 08.30 GMT). Ini lebih besar dari GDP sekitar 180 negara di dunia. Jadi, menurut filosofi kelangkaan, dunia memiliki masalah kemiskinan karena dunia menghasilkan total 2,3 miliar ton makanan, sementara permintaan dunia hanya 1,3 miliar?
Walaupun telah menciptakan sebagian orang-orang terkaya di dunia, perdagangan bebas juga menciptakan kesenjangan yang sangat luas antara orang kaya dan miskin. Hal ini tetap menjadi kegagalan utamanya. Tanggal 7 Desember 2006 memperlihatkan puncak studi global – dari World Institute of Development Economics Research PBB. Sebagian dari penemuannya mengejutkan: orang-orang terkaya yang sebanyak 1% di dunia memiliki 40% kekayaan planet ini dan hanya 10% dari populasi dunia memiliki 85% aset-aset dunia. Memperhatikan negara tertua yang menganut Kapitalisme, yaitu Inggris, statistik pada tahun 2005 dari HM Revenue and Customs of Britain menunjukkan bahwa orang-orang terkaya yang sebanyak 10% memiliki lebih dari 50% kekayaan bangsa dan 40% dari populasi Inggris berbagi hanya 5% dari kekayaan ini.
Selain itu, siapapun yang mempelajari sejarah dunia dapat dengan mudah mengingat kembali bagaimana brutalnya AS menimbulkan kerusakan dalam peradaban manusia di Hiroshima dan Nagasaki dengan menjatuhkan ‘Little Boy’ dan ‘Fat Man’ pada saat Perang Dunia II yang pada akhirnya mengakibatkan lebih dari 72 juta kematian. Perang Dunia I juga mengakibatkan 60 juta kematian. Dunia masih mengingat bagaimana di Rwanda, Hutu dan Tutsi terjadi saling membunuh secara besar-besaran; diperkirakan 25.000 orang terbunuh setiap harinya demi gagasan ‘nasionalisme’ yang jahat dan tidak manusiawi.
Dunia masih mengingat bagaimana perang sipil di Benua Eropa pecah dan Perang Tiga Puluh Tahun yang paling termasyhur mengakibatkan lebih dari 11 juta orang tewas selama tahun 1600-an ketika dunia baru memiliki populasi yang sangat kecil. Di samping itu, perang sipil Rusia, perang sipil Amerika, Perang Napoleon, Perang Vietnam, Perang Cina Pertengahan dan Inggris serta ribuan perang lainnya pecah oleh Barat atas nama ‘nasionalisme’.
Memang, AS (United Snakes of America/USA) dalam kira-kira 240 tahun sejarahnya telah mengalami lebih dari 235 perang hingga Perang Irak dan Afganistan saat ini. Perang-perang ini membunuh berjuta-juta manusia. Sebagian besar dari kematian mereka disebabkan oleh tidak beruntungnya mereka hidup selama zaman hukum buatan manusia. Seluruh perang ini merupakan dampak langsung penerapan konsep kapitalis nasionalisme.
Dalam kehidupan sosial, Kapitalisme telah mencetak rekor pendapatan 57 miliar dolar dari industri pornografi pada tahun 2004, dengan 32%-nya dari industri pornografi remaja. Menariknya, jumlah ini lebih tinggi daripada GDP sekitar 138 negara di dunia pada tahun 2008. Hal ini berbicara atas nama nilai-nilai kemerdekaan dan kebebasan yang bersifat rimba! Masyarakat Barat adalah masyarakat (kumpulan) anak-anak ilegal. Mereka tidak mempunyai riwayat orangtua. Bahkan mereka tidak membutuhkannya! Ketika mereka butuh, mereka melakukan tes DNA!
Inilah masyarakat saat kebebasan hewani dibolehkan dan yang menjamin orangtua untuk melakukan hubungan fisik dengan anak-anak mereka sendiri. Masyarakat ini melindungi hak seseorang untuk melakukan pernikahan sejenis. Mereka menghasilkan naturalist (anak haram), pezina dan peminum!
Konsep kebebasan Barat adalah sesuatu yang jika Anda membeli kebebasan, terdapat pemerkosaan, kekerasan, penyiksaan dan di atas semua itu AIDS sebagai hadiah gratis. Di dalam masyarakat ‘bebas’ seperti UK, 54% pemerkosaan dilakukan oleh pasangan wanita atau mantan pasangannya, kekasih; dengan kata lain, pasangan adalah pezina. Statistik menunjukkan bahwa korban wanita lebih mungkin dibunuh oleh orang yang mereka kenal. Pada 2007/2008, 73% korban wanita mengetahui sepenuhnya atau hanya mencurigai pada saat penyerangan. Di antara korban-korban ini, 48% dibunuh oleh pasangan, mantan pasangan atau kekasih.
Menurut National Crime Victimization Survey, yang memasukkan data kejahatan yang tidak dilaporkan kepada polisi, 232.960 wanita di AS diperkosa atau diserang pada tahun 2006. Artinya, lebih dari 600 wanita setiap hari. Bayangkan, di masyarakat bebas terdapat kasus pemerkosaan!
Perkiraan tingkat kematian akibat kecanduan obat-obatan di negeri pemimpin dunia bebas, yaitu AS, adalah 19.102 pertahun, 1.591 perbulan, 367 perminggu, 52 perhari dan 2 perjam. Apakah ke arah ini kebebasan membawa kita?
AS adalah negara dengan korban AIDS terbesar di dunia, selain negara-negara termiskin di dunia seperti Kenya, Tanzania dan Mozambik.
Berlawanan dengan hal ini, sejarah 1.300 tahun ideologi Islam diterapkan oleh Negara Khilafah Islam sejak zaman Rasulullah saw. di Madinah al-Munawarah hingga Sultan Abdul Majid di Istanbul, merupakan saksi supremasi ideologi Islam atas Kapitalisme atau Komunisme. Tentu, bahkan non-Muslim pun mengagumi sebuah masyarakat yang menerapkan ideologi Islam lebih dari masa 1.300 tahun sepanjang wilayah dunia yang luas; terdiri atas orang-orang dari warna kulit, bahasa, agama, dan suku yang berbeda.
Menurut Dr. William Draper, seorang sejarahwan Amerika keturunan Inggris, ahli filsafat, ahli kimia dan ilmuwan, “Selama zaman Kekhalifahan, pelajar/ilmuwan Kristen dan Yahudi tidak hanya diberikan penghargaan tinggi, tetapi ditunjuk untuk memegang tanggung jawab besar, dan dipromosikan pada pekerjaan dengan pangkat tinggi di pemerintahan… Dia (Khalifah Harun al-Rasyid) tidak pernah memandang negara mana pelajar/ilmuwan berasal ataupun kepercayaan dan keyakinannya, tetapi hanya keunggulannya dalam bidang pelajarannya.”
Selain itu, Arnold Joseph Toynbee, sejarahwan Inggris, dalam 12 volume analisisnya tentang bangkit dan jatuhnya peradaban, A Study of History, menyimpulkan bahwa, “Punahnya kesadaran ras seperti di antara Muslim adalah salah satu prestasi Islam yang menonjol, dan di dunia kontemporer, terdapat kebutuhan mendesak atas penyebaran nilai-nilai kebajikan Islam ini.”
Sejarah dan fakta di lapangan adalah saksi keunggulan ideologi Islam. Terdapat sebuah masyarakat yang dilindungi dengan perisai takwa pada beragam lapisan perisai pada tingkat pribadi, sosial dan negara. Di atas semua itu, karena Islam menyeru manusia untuk tidak menyembah selain Allah SWT dan menerapkan hukum-Nya semata.
Penyebaran Ideologi
Di dalam Kapitalisme, cara penyebaran yang lazim adalah penjajahan dan pendudukan. Sejak zaman kekuasaan Imperium Inggris hingga kekuasaan Amerika, sejarah penjajahan benua ke benua dan penundukkan orang-orang pribumi, perampasan sumberdaya, dan akhirnya pembagian komunitas-komunitas pribumi tersebut menjadi negara-negara bagian kecil atas nama nasionalisme dan penanaman penguasa-penguasa boneka, telah menjadi alat penyebaran yang alami bagi Kapitalisme. Tentu, Hamid Karzai saat ini adalah Sharif Hussein atau Kemal Pasha kemarin!
Bahkan pada Abad 21 ini, saat yang gagasan-gagasan kemerdekaan, kebebasan dan HAM didengung-dengungkan oleh bangsa-bangsa kapitalis, invasi ke Irak tahun 2003 dan penderitaan atas penderitaan umat Islam yang tidak terhitung merupakan contoh terbaik bagaimana Kapitalisme demokratik sekular menyebarkan gagasan-gagasannya tentang ‘kebebasan dan demokrasi’ kepada bangsa-bangsa lain.
Sebaliknya, ideologi Islam yang diterapkan oleh sistem Khilafah pada masa lalu tidak pernah memperlakukan umat manusia dengan cara biadab seperti itu. Khilafah tidak menyebarkan Islam dengan paksaan maupun menghancurkan peradaban. Saat Islam menyebar ke Mesir, banyak orang Kristen Koptik yang tidak memeluk Islam dan hari ini mereka masih berjumlah kira-kira 7 juta. Demikian juga saat India dibuka kepada Islam, para penduduk tidak dipaksa untuk menerima Islam. Sekitar 750 juta orang Hindu yang tinggal di India hari ini, meskipun faktanya Islam memerintah anak benua itu selama lebih dari 700 tahun, adalah saksi klaim tersebut.
Orang-orang Yahudi yang selamat dari hoIocaust Spanyol diterima dengan tangan terbuka oleh Khilafah Ustmani. Di Spanyol (wilayah) Islam, mereka tumbuh dengan subur dan menjadi bagian yang penting di dalam masyarakat Islam. Selain itu, Islam tidak memperlakukan orang-orang Mesir, Turki, atau India sebagai orang yang berbeda dari orang-orang Jazirah Arab, saat ideologi Islam telah tumbuh dan membentuk negara pertama dengan dasar ideologi. Islam tidak merampas atau merampok harta anak benua yang kaya sumberdaya dan membawanya ke Arab. Sebaliknya, Imperium Inggris melakukannya dan Amerika melanjutkan perampokannya.
Supremasi ideologi Islam tegak di atas fakta bahwa ketika Amerika memasuki Irak, tidak ada yang menyambut mereka dan tidak seorang pun bersedia menerima keyakinan dan gagasan orang-orang Amerika. Mereka berkata, “Tidak Saddam, tidak Bush. Kami ingin Islam.” Sebaliknya, saat Islam memasuki Makkah, penduduk merangkul Islam dan menerima Nabi saw. dengan penyambutan yang paling gagah berani. Sejarah menjadi saksi penaklukan Makkah terbesar dan tak tertandingi oleh Islam ini. Keunggulan Islam tegak di atas fakta bahwa ketika Umar bin al-Khaththab ra. memasuki Yerusalem setelah penaklukannya, rakyat Yerusalem telah memberikan penyambutan sepenuh hati dan menerima Khalifah Umar ra.
Penjagaan Ideologi
Keunggulan ideologi Islam disebabkan oleh sudut pandang yang unik dan benar tentang masyarakat. Di dalam Komunisme, masyarakat telah diutamakan di atas individu. Di dalam Kapitalisme, individu diutamakan di atas masyarakat, seolah-olah masyarakat dan individu adalah kekuatan yang bertentangan dan saling mengimbangi. Hal ini merupakan pemahaman yang keliru tentang masyarakat. Ideologi Islam memiliki satu-satunya pemahaman yang benar. Hubungan antara individu dan masyarakat seimbang dengan harmonis dan berjalan seperti jari-jari pada roda, dimana roda tidak dapat bergerak jika jari-jarinya tidak cocok.
Sistem Islam dibangun atas perasaan dan pemikiran yang sama dari para individu tersebut. Dengan demikian, penerapan sistem atas individu-individu di dalam masyarakat menciptakan kerukunan, bukan perselisihan. Sebagai contoh, individu-individu di dalam masyarakat Islam meyakini: La ilaha illa Allahu Muhammadur Rasul Allah. Karena keyakinan, pemikiran dan perasaan individu-individu ini berdasarkan perintah suci di dalam al-Quran dan as-Sunnah. Jadi, ketika negara menerapkan sistem Islam, orang-orang mendapati bahwa sistem bekerja sebagai pelindung pemikiran dan perasaan mereka. Dengan demikian, orang menjadi semakin beriman dan setia pada sistem dan memberikan kesetiaan pada peraturannya.
Oleh karena itu, fungsi sistem bekerja dengan sendirinya tanpa ada ketakutan terhadap polisi daripada takut kepada Allah SWT. Hal ini ditunjukkan oleh fakta bahwa Muslim di masyarakatnya ‘tidak minum sembunyi-sembunyi pada bulan Ramadhan’ walaupun tidak ada polisi atau siapapun yang mencegah seorang Muslim dari melakukannya. Oleh karena itu, adalah ketakutan kepada Allah, yaitu takwa, yang menuntunnya untuk tidak melanggar peraturan, meskipun saat ini tidak ada negara Khilafah.
Oleh karena itu, Negara Khilafah yang menerapkan ideologi Islam dapat secara alami berhasil dalam menerapkan peraturan-peraturannya diantara warga negaranya dan hubungan antara negara dan individu di dalam masyarakat menjadi lebih kuat hari demi hari. Ambil contoh lain lagi. Dunia Islam saat ini tidak memiliki Khilafah untuk menerapkan Islam. Walaupun demikian, Muslim tetap membayar zakat, dengan menghitung jumlahnya sendiri. Keikhlasan mereka muncul dari pemahaman atas keyakinan: La ilaha illa Allah Muhammadur Rasul Allah.
Selain itu, ketika Muslim mendapati para penguasa mereka membuat hukum sendiri dengan gagasan ‘sekularisme’ tak bertuhan, mereka tidak melihat apapun selain bahwa para penguasa mengingkari hukum Allah SWT. Oleh karena itu, mereka mengutuk para penguasa; menghindari peraturan-peraturan Negara, kapanpun mereka menemukan kesempatan setipis apapun untuk menghindar. Dengan demikian, para penguasa sekular hanya dapat terus mencengkeram masyarakat dengan penindasan, berakhir dengan polisi negara dan pengumuman resmi peraturan bahkan hingga ‘penyadapan telepon’ atau ‘pemasangan kamera rahasia’ di tempat tinggal mereka!
Kekuatan ideologi Negara Khilafah Islam dan keunggulannya adalah kekuatan individu-individu di dalam masyarakat dan kemampuan sistemnya untuk menerapkan sesuatu yang selaras dengan pemikiran dan emosi umat. Sistem itu sendirilah yang menjaga, melindungi pemikiran dan perasaan orang-orang. Dengan demikian, umat dan negara saling bahu-membahu, bukan saling membiarkan atau saling menghancurkan.
Tentu, ketika dunia Barat dengan Kapitalisme telah menguasai dunia ini, seluruh dunia tidak melupakan apa yang Samuel P. Huntington pernah katakan, “Barat memenangkan dunia bukan dengan keunggulan gagasan atau nilai atau agamanya, tetapi dengan keunggulannya dalam menerapkan kekerasan yang terorganisasi. Orang-orang Barat sering melupakan fakta ini, non-Barat tidak pernah melupakannya.” []