Syariah Islam saat ini benar-benar menjadi ‘ancaman’ bagi AS. AS paham betul bahwa syariah Islam yang ditegakkan dalam sistem Khilafah akan mengancam konsep demokrasi Amerika yang menyatakan manusialah sebagai sumber hukum. Jika syariah Islam ditegakkan, sulit bagi Amerika dan sekutunya memasukkan kepentingan penjajahannya dalam pembuatan hukum. Lahirnya UU Penanaman Modal, UU Migas, UU Kelistrikan dan lain-lain yang berpihak kepada kapitalis penjajah adalah bukti nyata masuknya kepentingan AS dan sekutunya dalam perundang-undangan Indonesia.
Penegakkan syariah Islam juga akan menutup semua jalan yang bisa melanggengkan penjajahan ekonomi AS dan Barat terhadap Dunia Ketiga, termasuk Dunia Islam. Sebab, syariah Islam mengharamkan privatisasi milik umum seperti barang tambang, air dan listrik; mengharamkan riba; mengharamkan pasar saham; termasuk akan mengganti rezim mata uang dolar dengan dinar dan dirham yang berbasis emas dan perak. Ekonomi yang berbasis syariah ini akan berpihak kepada rakyat secara adil, bukan seperti sekarang, lebih berpihak kepada pemilik modal.
Syariah Islam dalam sistem Khilafah pun menjadi ancamanan bagi hegemoni AS dan Barat karena akan menyatukan Dunia Islam. Penjajah AS dan sekutunya tahu persis baik secara ideologis maupun historis, Khilafah Islam terbukti dan mampu menyatukan umat Islam di seluruh dunia. Tidak aneh jika mereka getol untuk memecah-belah umat Islam dengan berbagai cara.
Apa yang menjadi kekhawatiran AS ini terbukti dalam artikel yang dikeluarkan oleh The Washington Times, (14/09/2010) yang berjudul, “Shariah a Danger to U.S., Security Pros Say,” yang menjelaskan dalam sebuah panel ahli keamanan nasional Amerika Serikat baru-baru ini mendesak Pemerintah Obama untuk meninggalkan sikapnya bahwa Islam tidak terkait dengan terorisme dan menyatakan bahwa Muslim radikal menggunakan hukum Islam untuk menumbangkan Amerika Serikat.
Dalam artikel tersebut dijelaskan beberapa alasan penting mengapa syariah Islam mengancam Amerika Serikat di antaranya karena syariah Islam bukan sekadar agama spiritual seperti yang dipahami Barat, tetapi mengatur segala aspek tingkah-laku termasuk ekonomi, sosial, militer, hukum dan politik. Menurut laporan itu para pendukung syariah akan melancarkan “jihad peradaban” dan bersama dengan teroris Islam terlibat dalam jihad kekerasan, seperti al-Qaeda.
Inilah yang menjadi alasan mengapa AS berusaha sekuat tenaga untuk membendung laju kebangkitan Islam. AS berusaha membuat ‘makar’ agar Islam tidak bisa berkembang. Salah satu upayanya adalah menjauhkan Islam dari umatnya dengan jalan membuat citra buruk terhadap Islam. Dengan stigma negatif ini umat Islam yang selama ini belum mengenal Islam lebih dalam akan memahami Islam versi Barat: Islam demokratis, Islam yang membela HAM, dll. Lebih dari itu, umat Islam akhirnya memahami Islam hanya untuk masalah ibadah semata, bukan sebagai way of life. Lebih jauh, AS membuat makar lebih kejam lagi dengan memelintir Islam sebagai agama radikal; agama yang menyebar kebencian dan pertumpahan darah. Jelas, ini semua adalah palsu belaka. [Sandi; Mahasiswa El Rahma, Nyalindung Sukabumi]