HTI

Lintas Dunia (Al Waie)

Lintas Dunia [Februai 2011]

Tiran Uzbekistan Bunuh Aktivis Hizbut Tahrir di Penjara

Situs “Radio Free Europe” mempublikasikan berita tentang pembunuhan seorang aktivis Hizbut Tahrir di penjara. Situs itu mengutip pernyataan para kerabat sang syahid yang percaya bahwa syahidnya kerabat mereka adalah akibat dari pemukulan berat yang dialaminya. Kerabat sang syahid, Abdul Fattah Rahimukhov (48 tahun), menambahkan bahwa mayat Rahimukhov telah diserahkan kepada mereka di wilayah “Andijan” pada tanggal 11/1/2011.

Keluarga sang syahid pada tanggal 13/1/2011 menyatakan para pejabat memaksa mereka agar menguburnya segera setelah menerimanya dan melarangnya melakukan otopsi independen kepada dokter swasta. Kakak kandung sang syahid, Abdul Rashid Rahimukhov, menyatakan ia terakhir bertemu adiknya sekitar tiga minggu sabelumnya. Adiknya tidak menderita masalah kesehatan sama sekali.

Organisasi pembela hak asasi manusia independen di Uzbekistan, yang memonitor penganiayaan berlatar belakang agama di Uzbekistan, mencatat bahwa setidaknya ada 39 kasus kematian dalam tahanan pada tahun 2010, yang diakibatkan penyiksaan secara fisik. Surat Ikramov salah seorang aktifis HAM mengatakan bahwa satu-satunya cara yang bisa membebaskan para tahanan Uzbekistan adalah peti mati.

Seruan Khilafah dalam Krisis Tunisia

Kantor berita resmi Saudi Arabia (SPA) melaporkan bahwa pemerintah Kerajaan Saudi Arabia menyambut kedatangan Ben Ali dan keluarganya serta menyatakan dukungan mereka terhadap rakyat Tunisia. Gelombang unjuk rasa anti pemerintah dan kekerasan polisi menyapu Tunisia minggu ini dan mengakibatkan Ben Ali mengundurkan diri dari jabatannya

Demonstrasi yang dimulai pada pertengahan Desember 2010 ini mempermasalahkan korupsi, inflasi dan pengangguran. Kekerasan terjadi setelah bunuh diri yang dilakukan oleh seorang lulusan universitas yang membakar dirinya karena polisi menyita sayur-mayur yang menurut pihak berwajib dijual tanpa izin. Ratusan orang diduga tewas oleh pasukan keamanan.

Meskipun nyaris tidak diekspos oleh media asing, sebuah video menunjukkan di antara para demonstran saat krisis Tunia terdapat sekelompok umat Islam yang menyerukan Khilafah (www.hizb.org.uk). Sebelum pawai yang diorganisasi HT Tunisia dimulai, pembicara utama mengingatkan bahwa Rasulullah saw. memerintahkan Muslim untuk tidak merusak pohon bahkan dalam kondisi perang; Islam juga melarang merusakan barang-barang milik orang lain. Terdapat seruan yang tegas menyerukan perjuangan non-kekerasan yang berdasarkan Islam.

Beberapa slogan disuarakan dengan tegas oleh para demonstran: “Tidak ada jalan lain. Tidak ada jalan lain! Khilafah adalah satu-satunya solusi!”

“Dengan jiwa kita, dengan darah kita, kita siap berkorban untuk Islam!”

Khilafah bukanlah hal asing bagi masyarakat Tunisia yang mayoritas Islam. Kejayaan wilayah Tunisia justru terjadi di masa Khilafah. Tentara Muslim di bawah komando Uqba bin Nafi untuk pertama kalinya melakukan ekspedisi futuhat ke wilayah Maghrib pada 670 M. Puncak kejayaan kota Tunis berlangsung di era kekuasaan Dinasti Hafsiah. Pada masa itu, di Tunis berdiri sebuah perguruan tinggi pertama di Afrika Utara.

Di awal abad ke-13 M, Tunis sebuah kota yang berada di wilayah Maghrib mencapai puncak kejayaannya. Ibukota Kekhalifahan Muslim di bagian utara ‘benua hitam’ itu sempat menjelma sebagai metropolis kaya-raya. Kemajuan yang dicapai Tunis dalam bidang ekonomi, kebudayaan, intelektual serta sosial tak ada yang mampu menandinginya pada era itu.

Kemunafikan AS dalam Menggunakan Sebutan Teroris

Seorang warga Amerika Serikat pada tanggal 8 lalu menembaki anggota parlemen Partai Demokrat di Kongres AS dan beberapa orang lainnya hingga menewaskan 6 orang dan melukai 14 orang lainnya. Hillary Clinton, Menteri Luar Negeri Amerika menyebut pelaku insiden yang disebut dengan insiden Arizona ini sebagai seorang ekstremis. Kepala Kepolisian di Distrik Pima, Negara Bagian Arizona, menyebutnya sebagai orang stres.

Seandainya pelaku insiden ini adalah Muslim, niscaya Amerika menuduh semua kaum Muslim di dunia ini dengan teroris. Media massa Barat akan segera membesar-besarkan insiden itu; dilengkapi dengan wawancara dengan para pengamat di media yang dipastikan menyerang Islam dan kaum Muslim. Tindakannya akan dikaitkan dengan latar belakang agama. Sebaliknya, karena pelaku insiden ini adalah seorang Kristen Amerika berkulit putih, maka mereka cukup hanya menyebutnya dengan sebutan orang stres yang sedang menderita gangguan kejiwaan.

Tajikistan Tutup Masjid dan Larang Pemuda Ngaji

Aksi anti-Islam tengah berlangsung di Tajikistan. Selama seminggu terakhir ini, Pemerintah Tajikistan menutup puluhan masjid di ibukota Dushanbe, yang hampir semuanya dibangun pada pertengahan abad lalu. Pelajaran agama juga dilarang.

The Sunni News melaporkan bahwa dalam beberapa hari terakhir ini telah terjadi penutupan beberapa masjid di berbagai daerah di ibukota Tajik, termasuk masjid komplek ‘Hayat Nu’ dan ‘Klinen’ dan ‘Akzal’ dan ‘Asbejk’ dan ‘Uhl’. Para imam masjid dan khatib yang tidak mematuhi seruan tersebut akan diancam dengan hukuman berat dan akan dituntut ke pengadilan pemerintah.

Tak hanya penutupan masjid-masjid, pemerintah setempat juga melarang para pemuda setempat mengaji. Hal itu terlihat dari pasukan keamanan di beberapa daerah yang melarang pendidikan agama bagi kaum muda dan tidak mengizinkan mereka untuk mendatangi para ulama dan syaikh untuk menimba ilmu syar’i.

Mereka juga memerintahkan para ulama, termasuk ‘Eshaan Khalil’ dan ‘Mullah Mohammadi’, termasuk ulama yang terkemuka di daerah Hishar di wilayah Khatlan, untuk menghentikan pengajaran ilmu syar’i dan mereka tidak diizinkan kecuali setelah mendapat persetujuan resmi dari pemerintah.

HT Palestina: Legalitas Kami Dari Allah SWT

Dalam pernyataannya kepada surat kabar “Al-Quds Al-Arabi” (2/1/2011), Adnan Damiri, juru bicara dinas keamanan mengungkapkan bahwa Hizbut Tahrir dilarang di Tepi Barat. Karena itu, secara pribadi dan melalui media ia menyampaikan larangan Hizbut Tahrir ini. Apalagi, seperti pernyataan Damiri, bahwa Hizbut Tahrir tidak mengakui UUD Palestina, undang-undang, bendera Palestina, dan lagu kebangsaan Palestina. Dengan demikian, Hizbut Tahrir menyerang simbol nasional Palestina.

Dalam menyikapi berbagai kezaliman dan kebohongan Hizbut Tahrir Palestina menyampaikan kecamannnya. Menurut HT Palestina, Otorita Palestina yang dikatakan oleh Damiri itu meminta legalitasnya kepada pendudukan Yahudi melalui berbagai perjanjian pengkhianatan. Otoritas berkuasa seperti budak dengan senjata Yahudi, juga dengan pendanaan negara-negara penjajah yang telah menciptakan negara pendudukan, serta memberinya senjata, uang dan resolusi internasional yang zalim. Dengan demikian, Otoritas tidak memiliki legalitas di sisi Allah, dan tidak pula di sisi rakyat Palestina. Jadi, mengapa Hizbut Tahrir harus mengakuinya. Sebab, Hizbut Tahrir tidak mengakui pendudukan, perjanjian dan Otoritas yang dihasilkan dari perjanjian tersebut.

Hizbut Tahrir telah bertolak dari Al-Quds sejak dekade lima puluhan abad lalu. Hizbut Tahrir telah menancapkan akarnya di bumi, mengokohkan batangnya, menyebarkan cabang-cabangnya di lima benua; daun-daunnya telah berkibar, buahnya telah matang, dan tiba saat untuk memetiknya. Dengan demikian, sulit mencapai keinginan untuk membahayakan Hizbut Tahrir. Bahkan negara-negara besar dan negara-negara regional sekalipun tidak berdaya menyentuh Hizbut Tahrir, menghentikan aktivitasnya, dan melarangnya. Lalu, siapa Otoritas ini, hingga ia melarang Hizbut Tahrir? [Farid Wadjdi; dari berbagai sumber].

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*