Meski organisasi banyak melaporkan pelanggaran HAM yang dilakukan rezim Mubarak, Amerika Serikat selalu membela dan melindunginya.
Mubarak kembali membuktikan dirinya penjagal rakyat sendiri. Saksi mata menyatakan massa pro Mubarak adalah orang-orang terlatih yang menggunakan kuda dan unta, berotot kuat. Mereka dengan brutal dibayar rezim Mubarak untuk menyerang massa lain di Tahrir Square. Dan ini bukankah kejahatan pertama Mubarak.
Dalam berberbagai laporannya, organisasi internasional maupun lokal telah berulang-ulang menyampaikan catatan panjang pelanggaran HAM Mubarak selama 30 tahun kekuasaannya. Dengan berlindung pada hukum darurat yang tidak pernah dicabut selama 30 tahun hingga kini , polisi dan aparat keamanan kerap melakukan penyiksaan hingga mati.
Terbunuhnya lebih 300 demonstran , diduga merupakan pekerjaan polisi dan aparat keamanan Mubarak. Penyiksaan sampai mati menjadi semacam ‘trademark’ pasukan keamanan Mubarak.
Pekan lalu, Human Rights Watch (HRW)menerbitkan laporan yang menggambarkan bagaimana pemerintah Mesir bertindak represif terhadap pembangkang politik selama tahun 2010. Disebutkan dalam laporan itu, rezim Mubarak memperlakukan secara keji para demonstran , menahan wartawan blogger dan ribuan aktifis Islam .Petugas keamanan juga menggunakan cara-cara mematikan untuk menyerang siapapun yang ingin menyeberang ke Palestina.
Para blogger dan jurnalis yang mengkritik pemerintah sering menjadi target petugas keamanan. Televisi juga dikontrol ketat . Sejak 1 November seluruh program televisi diharus terlebih dahulu mendapat persetujuan negara sebelum disiarkan.
Puluhan anggota Gerakan 6 April ditangkap dengan tuduhan ingin menggulingkan pemerintah. Sebelum dibebaskan pada bulan juni yang lalu. Sampai november 2010 terdapat 487 tahanan politik dari Ikhwanul muslimin termasuk sang wakil mursyid ‘am.
HRW ini melaporkan tewasnya Saeed Khalid (28 tahun) yang dipukuli petugas polisi di salah satu jalan Alexandria Juni lalu. Insiden ini memicu kemarahan publik. Sekitar 101 demonstran yang mengecam kekerasan polisi ini ditahan. Sampai kini tidak ada keputusan pengadilan terhadap pelaku penyiksaan hingga tewas ini..
Sementara Amnesti Internasional , dalam laporan tahunannya pada tahun 2010 memantau kematian sedikitnya empat orang dalam tahanan karena penyiksaan atau perlakuan buruk lainnya. Termasuk dibunuhnya Youssef Abu Zuhri, saudara juru bicara HAMAS Sami Abu Zuhri.
Yusuf Abu Zuhri tewas setelah mengalami penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya di penjara Burj Al Arab di dekat Alexandria. Dia ditangkap petugas keamanan Mesir dalam perjalan Gaza ke Mesir. Pihak berwenang mengatakan kematiannya disebabkan karena penyakit alami, tanpa memberikan rincian lebih jauh (Mediaumat.com)