HTI

Lintas Dunia (Al Waie)

Lintas Dunia [Maret 2011]

Menyerukan Khilafah, Aktivis Hizbut Tahrir Ditahan

Puluhan aktivis Hizbut Tahrir Sudan ditangkap petugas keamanan pada Senin (14/2). Penangkapan berhubungan dengan selebaran yang dibagikan secara massal di Sudan yang isinya mengajak masyarakat untuk mendirikan Khilafah. “Bayân atau Penjelasan” Hizbut Tahrir wilayah Sudan dengan judul, “Di Musim Kejatuhan Berhala-berhala Tiran … Sudah Tiba Saatnya Perubahan yang Sesungguhnya dengan mendirikan Khilafah Rasyidah” dibagi-bagikan di berbagai tempat umum: di pasar, stasiun, terminal, dan di komunitas-komunitas peranakan kulit hitam dan kulit putih.

Aparat keamanan telah membebaskan beberapa dari mereka, sementara beberapa yang lain masih mereka tahan. Hizbut Tahrir wilayah Sudan meminta agar para aktivis dibebaskan karena senjata mereka hanyalah perkataan yang benar dan tulus. HT juga menegaskan sesungguhnya perubahan yang sejati adalah dengan mendirikan Khilafah Rasyidah yang akan menerapkan Islam dan mengembannya ke seluruh perjuru dunia.

Buah Kunjungan ke NATO, Dua Anggota Hizbut Tahrir Syahid oleh Karimov

Buah kunjungan tiran Karimov ke Brussels, dua anggota Hizbut Tahrir syahid dibantai sang Pembantai Karimov. Penyiksaan dan penindasan kaum Muslim di Uzbekistan terus berlanjut hanya seminggu setelah kunjungan sang tiran Islam Karimov ke Brussels. Karimov pergi ke Brussels dan bertemu dengan Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen, Presiden Komisi Eropa, José Manuel Barroso dan Komisaris Energi Uni Eropa, Gunther Oettinger. Kunjungannya mendapatkan sambutan hangat dan mereka berjanji untuk memberikan lebih banyak bantuan keuangan sebagai apresiasi atas usahanya dalam memerangi terorisme.

Kurang dari seminggu setelahnya, administrasi Penjara Yaslik yang terkenal di Uzbekistan menyerahkan dua mayat anggota Hizbut Tahrir – satu berasal dari kota Andijan dan yang lainnya dari kota Ferghana – dengan mengatakan bahwa mereka meninggal karena penyakit jantung. Petugas Penjara Yaslik secara acak memperpanjang masa tahanan dari anggota-anggota  lain yang masa penahanannya hampir berakhir. Salah satu anggota, Shukrullah, dihukum enam belas tahun lagi, sementara yang lain, Shaukat, diberikan tambahan tiga tahun, dan keduanya dipindahkan ke sebuah penjara mantan-penjahat.

Di penjara lain seperti Navoi, administrasi penjara itu sudah mulai memberikan obat kepada para tahanan anggota obat Hizbut Tahrir. Obat-obatan yang tertulis ‘buatan Amerika’ di labelnya menyerupai adonan roti pada warna dan bentuknya. Para tahanan mencatat bahwa siapa pun yang minum obat itu lebih dari sekali akan mulai kehilangan kekuatan dan kemampuan sensorik hari demi hari. Di antara para tahanan itu adalah mereka yang telah hapal al-Quran yang mulia, yang mereka hapal selama mereka tinggal lama di penjara.

Ini hanyalah sebagian dari realitas mengerikan dari apa yang terjadi di bawah pemerintahan Karimov di Uzbekistan. Namun, pemimpin Barat menutup mata terhadap kejahatan Karimov demi kelanjutan aliansi perang mereka di Afganistan.

Menanggapi hal ini Osman Bakhac, Direktur Kantor Pusat Media Hizbut Tahrir menyatakan, dalam hal apapun, Hizbut Tahrir tidak pernah dan tidak akan bergantung pada orang-orang ini untuk apapun. Para anggota Hizbut Tahrir memiliki janji dengan Allah untuk beriman kepada-Nya dan bergantung kepada-Nya. Mereka tidak akan menyesal atau menjadi lunak, degan izin Allah, dalam memerangi kezaliman dan para pelindungnya sampai Allah SWT memberikan kemenangan kepada umat ini, dan Dia Sebaik-baik Pembebas.

Pemimpin Yahudi Amerika Lakukan Pertemuan Rahasia dengan Presiden Suriah

Pemimpin Yahudi Amerika, Malcolm Hoenlein menegaskan pada hari Senin, bahwa ia baru saja melakukan kunjungan rahasia ke Suriah untuk bertemu dengan Presiden Bashar al-Assad dalam rangka memperbaiki hubungan dengan Barat.

Dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press, Hoenlein mengatakan bahwa kunjungan yang berlangsung satu hari ke Damaskus itu atas undangan Assad. Ia menegaskan bahwa kunjungannya dilakukan dalam rangka “misi kemanusiaan” dan apa yang ia lakukan bukan sebagai utusan Israel. Ia bersama Assad menghabiskan berjam-jam untuk membahas berbagai masalah terbaru.

Ikhwanul Muslimin Mesir Menolak Gagasan Negara Islam

Gerakan Oposisi Paling Kuat di Mesir ini Ingin Pemilu Demokratis Yang Bebas dan Adil. Demikian sebagaimana tertulis dalam laman www.middle-east-online.com (9/2/2011) Ikhwanul Muslimin Rabu berjanji untuk tidak merebut kekuasaan di Mesir. Hal ini dilakukan untuk menenangkan ketakutan Barat akan pengambilalihan kekuasan oleh kelompok Islam di Mesir.

Gerakan Islam ini tetap menjadi kekuatan oposisi paling kuat yang terorganisasi di Mesir, tetapi menjadi kekuatan yang tidak penting dalam demonstrasi besar menuntut penggulingan Mubarak, yang dilakukan oleh para pemuda Mesir yang sebagian besar kecewa terhadap politik yang dijalankan. “Ikhwanul Muslimin tidak mencari kekuasaan. Kami tidak ingin berpartisipasi dengan peristiwa saat ini,” kata pemimpin senior Ikhwan Mohammed Mursi kepada wartawan. “Kami tidak akan mengajukan calon presiden.”

Pihak Barat dan para pengamat Israel telah menyatakan rasa takut mereka atas partai yang resmi dilarang ini. Namun, gerakan ini ditolerir bisa merebut kekuasaan, dengan mengubah Mesir yang merupakan sekutu utama Amerika menjadi republik Islam dengan gaya Iran dan membatalkan perjanjian damai Mesir dengan Israel tahun 1979.

Namun, Essam al-Erian, seorang anggota senior yang berbicara pada konferensi pers yang sama menegaskan bahwa kelompok itu hanya ingin Pemilu demokratis yang bebas dan adil. “Mengapa ada ketakutan atas Ikhwanul Muslimin? Tidak ada yang bisa membenarkan ketakutan ini kepada Islam Kami menolak gagasan sebuah negara agama,” ujar Essam.

Mubarak kepada Israel: Semua Meninggalkan Saya.

Malang benar nasib penguasa zalim Mubarak. Setelah selama lebih 30 tahun melayani kepentingan Amerika dan Israel, akhirnya dicampakkan oleh tuannya sendiri. Semua meninggal Mubarak. Rakyat Mesir pun membencinya. Beberapa surat kabar Israel seperti Yediot Aharonot, Haaretz dan Maariv memberitakan bahwa mantan Menteri Pertahanan dan Industri, yang dikenal memiliki hubungan persahabatan yang kuat dengan mantan Presiden Husni Mubarak, menegaskan dalam pernyataan eksklusif untuk channel televisi Israel, bahwa Mubarak telah menelepon dirinya pada hari Kamis, dan berbicara kepadanya kurang lebih 20 menit. Mubarak mengatakan sebelum pidato saat ia menyatakan penyerahan sebagian kekuasaannya, bahwa “semua telah meninggalkan dia”.

Ben-Eliezer mengatakan bahwa Mubarak menyayangkan dan menyesalkan suaranya tidak lagi didengarkan akibat tekanan terhadap dirinya. Menurut Ben-Eliezer, Mubarak merasa bahwa semuanya telah berakhir dengan apa yang terjadi pada dirinya. “Ini dalam pandanganku merupakan sesuatu yang ‘sangat disayangkan’ karena Mubarak yang menegaskan bahwa ia telah menjadi pelayan Mesir selama 61 tahun itu percaya bahwa setiap langkahnya pasti mendapatkan dukungan.”

Demonstran Tuntut Pengunduran Diri Syaikh Al-Azhar

Para demonstran di Tahrir Square, di pusat Kairo, menuntut Syaikh Al-Azhar, Dr Ahmad Thayyib, agar meninggalkan jabatannya untuk memprotes aksi kekerasan yang dilakukan oleh rezim Presiden Husni Mubarak terhadap rakyat. Revolusi Pemuda 25 Januari dalam pernyataannya mengatakan, “Di depan mata Yang Mulia ada kelompok pelacur yang menjual darah bangsa kami tanpa hak. Padahal Anda orang yang paling mengerti firman Allah: Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya (QS Al-Maidah [5] : 32). Anda juga orang yang paling mengerti sabda Rasulullah saw.: Anak Adam adalah bangunan Allah, maka dilaknat orang yang menghancurkannya.

Menurut surat kabar Asy-Syuruq, Revolusi Pemuda 25 Januari mengatakan kepada Syaikh Al-Azhar, “Kami meminta Anda segera meninggalkan jabatan Anda yang terhormat untuk memprotes kebijakan-kebijakan rezim yang membantai warganya sendiri, padahal mereka tidak keluar dari rumahnya kecuali yang mereka inginkan hanyalah reformasi.”

Disebutkan juga, “Semoga Yang Mulia Imam termasuk orang-orang yang mendengarkan perkataan dan kemudian mengikuti yang terbaik. Hendaklah Anda menjadi seperti para syaikh terdahulu yang memberi teladan yang baik. Kami ingatkan Anda dengan sikap-sikap para syaikh kami selama bertahun-tahun, saat mereka menghadapi setiap air bah tiran dengan sikap yang teguh. Untuk itu jadilah Anda seperti mereka yang memberikan teladan yang baik. Sebab, dengan sikapnya itu mereka menjaga kehormatan harga dirinya.”

Syaikh Qardhawi: Kebebasan Rakyat Lebih Penting dari Penegakkan Syariah

Saikh Yusuf Qardhawi kembali melontarkan pernyataan kontroversial. Dia mengatakan, mempertahankan kebebasan rakyat lebih penting daripada membentuk sistem syariah (hukum Islam), meskipun kebebasan tetap bagian dari syariah, kata Syaikh Yusuf al-Qardhawi pada Jumat malam (11/2) dalam sebuah wawancara dengan jaringan televisi Al-Jazeera.

Al-Qardhawi, yang merupakan pemikir Islam berpengaruh dan Presiden Uni Internasional untuk Cendekiawan Muslim, sangat terkait erat dengan Ikhwanul Muslimin, kelompok oposisi terbesar Mesir. Baru-baru ini, beberapa anggota Ikhwan telah mencoba untuk meringankan kekhawatiran orang bahwa mereka ingin mendirikan negara Islam dengan menegaskan bahwa Ikhwan tidak mengejar kekuasaan, atau menetapkan pemerintahan Islam di Mesir. Yang patut dipertanyakan, apa artinya kebebasan kalau bukan untuk menegakkan syariah Islam di bawah nuangan Negara Islam?  [Farid Wadjdi; dari berbagai sumber].

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*