HTI

Sosok (Al Waie)

Erik Hariyadi Sitepu, Pengusaha Muslim: HT Sangat Menginspirasi Saya!

Pekik takbir berulang bergemuruh saat Konferensi Rajab 1432 H berlangsung, Ahad (19/6) di Grand Ball Room Hotel Mutiara Merdeka, Pekanbaru, Riau. Ruangan berkapasitas 2000 orang itu dihadiri sekitar 2700 orang. Karena itu, ratusan hadirin tidak mendapatkan tempat duduk sehingga mereka terpaksa berdiri.

Namun, itu tidak berlangsung lama, karena panitia pun dengan sigap mempersiapkan tiga ruangan tambahan. Mereka yang datang belakangan itu akhirnya dapat duduk dengan leluasa meski mengikuti jalannya konferensi melalui layar LCD yang mendadak disediakan panitia.

Acara di awali dengan parade bendera ar-Raya dan al-Liwa yang dibawakan oleh puluhan anak-anak sehingga peserta berdecak kagum sekaligus mulai menghangatkan suasana acara. Di sela-sela acara ditampilkan teatrikal yang menggambarkan kesejahteraan pada masa Khilafah dan suasana sengsara ketika ketiadaan Khilafah. Tak ketinggalan tim nasyid menyanyikan lagu-lagu yang menggugah dan membangkitkan semangat para peserta yang tetap bertahan hingga acara berakhir.

Konferensi pun ditutup dengan doa yang sangat menyentuh hingga sebagian besar peserta berlinangan air mata. Air mata pun menetes dari pipi Erik Heriadi Sitepu, seorang pengusaha muda yang turut menyukseskan konferensi tersebut. Mereka semua berharap Khilafah Islam segera tegak kembali.

Sebelum pembacaan doa, Erik naik ke panggung menyampaikan testimoninya untuk meyakinkan seluruh hadirin agar merapatkan barisan mendukung perjuangan Hizbut Tahrir. Dengan lantang Erik mengatakan, “Tiga tahun saya menyaksikan dan mempelajari pergerakan anak-anak muda Hizbut Tahrir ini. Ternyata mereka ini berjuang benar-benar ikhlas hanya mengharap bayaran dari Allah SWT. Mereka tidak butuh bayaran manusia. Mereka hanya menginginkan surga-Nya Allah SWT. Maka tidak ada kata lain kecuali harus bergabung dengan barisan dakwah ini. Agar segera tegak Khilafah Islamiyah,” tegasnya. Takbir pun kembali bergemuruh.


Menghentak Kesadaran

Erik adalah seorang pengusaha di Pekanbaru kelahiran Karo tahun 1975. Alumni S1 Teknik Elektro USU ini seorang kontraktor penambangan batubara, kontraktor mekanikal dan elektrikal pabrik kelapa sawit serta bergiat pula menjadi fasilitator bisnis di PT Dinar Coach International.

Ayah dari dua anak ini pertama kali mengenal ide HT pada Ramadhan tahun 2009 lalu saat mengikuti sebuah program training di Bogor. Ia dikenalkan langsung kepada beberapa ustadz dari HTI, di antaranya: Ust. Hafidz Abdurahman, Ust. Muhammad Ismail Yusanto, Ust. Rahmad Kurnia dan Ust. Rochmad S Labib.

Dalam training itu, ia benar-benar merasa tercerahkan. Pasalnya, selama ini kalau bicara Islam, yang ia terima hanya tentang ibadah mahdhah saja. “Ternyata ide-ide HT sangat menghentak kesadaran saya,” tegasnya kepada al-wa’ie.

Saat itu pula, ia baru menyadari bahwa umat Islam selama ini merasa nyaman berada di comfort zone tanpa sadar penjajahan gaya baru mencengkeram dan menyesatkan. “Selama ini ternyata musuh-musuh Islam menjajah pemikiran kita sehingga umat Muslim jauh dari jatidirinya, mengadopsi sistem duniawi yang berasal dari Barat, dan merasa tidak PD jika memakai sistem yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT,” ujar dia yang merasa beruntung telah tersadarkan.

Ia pun berinteraksi dengan partai Islam ideologis internasional yang telah memberi pencerahan itu. Dalam pandangannya, HT merupakan sebuah organisasi yang benar-benar akhirat oriented. Ia pun salut melihat para aktivisnya begitu semangat merelakan harta, tenaga, pemikiran, bahkan waktunya untuk umat. “Saya tidak pernah menemukan organisasi semacam itu dan para anggota yang seperti itu sebelumnya,” akunya.

“Dengan ketulusan dan keikhlasan yang saya temukan di HT, insya Allah saya berkomitmen untuk ikut mengambil bagian dari perjuangan HT, yang saya yakini perjuangan sepenuh hati untuk menegakkan syariah dalam naungan Khilafah di muka bumi ini,” ujarnya lagi mantap.

Ia pun menganggap semua pengalamannya bersama HT begitu istimewa. “Insya Allah semua pengalaman bersama HT bagi saya adalah pengalaman yang istimewa,” akunya.

Di pertengahan tahun 2010, misalnya. ia mengikuti sebuah acara besar yang diadakan oleh HT Riau di Pekanbaru. Pembicaranya: Jerry D Gray (mantan serdadu Amerika Serikat), Prof. DR. Fahmi Amhar (DPP HTI) dan Prof. Dr. Alaidin Koto (Guru Besar Syariah Islam UIN SUSKA Riau). Para syabab HT bahu-membahu mengumpulkan dana untuk penyelenggaraan acara tersebut. Mahasiswa pun yang notabene cekak pun, turut menyumbangkan uang mereka walaupun hanya ribuan rupiah. Syabab yang lain juga turut menyusun kursi dan berkontribusi siang dan malam untuk suksesnya acara tersebut. “Suatu kekuatan yang luar biasa dan sangat menginspirasi saya untuk lebih banyak berkontribusi demi kejayaan Islam dan kaum Muslim,” kenangnya.

Ia pun menyatakan sangat beruntung bisa mendapat kesempatan menambah tsaqafah Islam dengan halqah rutin setiap pekan. “Insya Allah banyak sudah pencerahan dan pemahaman yang memuaskan akal dan menentramkan jiwa yang saya dapatkan,” ujarnya.

Selepas Konferensi Rajab, pengusaha muda ini berharap agar HT terus istiqamah dalam memperjuangkan syariah dan Khilafah, lebih intens untuk mengontak tokoh-tokoh elite negeri ini. “Insya Allah jika tokohnya disadarkan maka massanya juga akan lebih mudah tersadarkan,” pungkasnya. [Abdulloh Yusuf]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*