HTI

Iftitah

Konferensi Rajab 1432H

Selama bulan Rajab, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menggelar acara bertitel: Konferensi Rajab 1432. Acara ini diselenggarakan di 29 kota besar di Indonesia, dari Aceh hingga Papua. Konferensi bertajuk “Hidup Sejahtera di Bawah Naungan Khilafah” ini dimulai dari 2/6/2011 di Banjarmasin hingga 29/6/2011 di Bandung dan Jakarta. Hampir semua kegiatan tersebut bisa disiarkan secara langsung melalui video streaming di website Hizbut Tahrir Indonesia: http://hizb-indonesia.info

Bulan Rajab memang sengaja kita pilih untuk menggemakan seruan tentang Khilafah. Sebab, di bulan tersebut, tepatnya 28 Rajab 1342 H atau 3 Maret 1924 M yang lalu, institusi Khilafah dihapuskan oleh penjahat Kemal beserta negara-negara kafir penjajah. Sejak itu umat Islam kehilangan institusi yang menerapkan Islam secara kaffah. Umat tak lagi memiliki institusi yang menjadi junnah (perisai) atas negeri, harta, jiwa dan kehormatan mereka. Mereka pun hidup bercerai-berai dan terpisah-pisah dalam banyak negara hasil rekayasa oleh kafir penjajah. Bahkan antar negara itu acap terlibat konflik dan peperangan. Realitas menyedihkan ini terjadi karena Daulah Khilafah yang menjadi institusi penyatu umat Islam sebagai ummah wâhidah (umat yang satu) telah diruntuhkan. Sejak itu pula umat ini diterpa aneka problem yang terus datang bertubi-tubi tanpa solusi. Maka dari itu, umat ini harus terus diingatkan tentang Khilafah, apalagi di bulan Rajab ini. Inilah yang melatari penyelenggaraan Konferensi Rajab kemarin.

Konferensi serupa juga digelar oleh Hizbut Tahrir di berbagai negara pada bulan Rajab ini. Temanya kurang lebih sama, yakni seputar Khilafah; bahwa Khilafah merupakan kewajiban syar’i yang harus diwujudkan, jalan untuk meraih kemuliaan, metode kebangkitan hakiki dan solusi sahih atas aneka problem. Khilafah juga merupakan wa’dul-Lâh wa busyrâ Rasûlil-Lâh (janji Allah dan kabar gembira dari Rasulullah).

Alhamdulillah, secara umum konferensi yang digelar di berbagai kota itu berlangsung sukses. Kekurangan di sana-sini tentu ada. Akan tetapi, masih dalam batas wajar. Berbagai hambatan dan kendala juga sempat menghadang. Namun, semuanya bisa diatasi. Sebagai hamba yang dhaif, kita amat menyadari bahwa semua itu hanya terjadi berkat pertolongan, taufik dan inayah-Nya. Dialah Zat Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Oleh karena itu, tidak ada ucapan yang layak kita ungkapkan kecuali ucapan syukur ke hadirat-Nya.

Pada kesempatan ini, kami juga harus menyampaikan terima kasih kepada seluruh syabab yang bekerja siang-malam tanpa mengenal lelah untuk menyukseskan Konferensi Rajab ini; terutama mereka yang menggagas, merancang, menyusun, dan melaksanakan acara ini hingga detail-detailnya; mereka yang menjadi pembicara, pembawa acara, pembaca al-Quran, pemain teatrikal dan semua yang terlibat langsung dalam pelaksanaan acara; juga semua syabab yang tergabung dalam tim infokom, keamanan, perlengkapan, konsumsi, akomodasi, transportasi, kesehatan, dokumenstasi dan lain-lain; demikian pula semua syabab yang aktif melakukan kontak dan mengundang umat untuk ikut menghadiri konferensi, yang menginfakkan sebagian hartanya demi terselenggaranya acara, dan semua yang memberikan berkontribusi bagi suksesnya acara. Bârakal-Lâh fî juhûdikum wa fatahal-Lâh ‘alâ aydîkum.

Kelelahan dan keletihan pasti ada. Namun, kami yakin, kelelahan itu segera sirna berganti dengan rasa bahagia tak terkira tatkala menyaksikan acaranya berlangsung sukses; sukses meyakinkan umat tentang kewajiban menegakkan syariah dan Khilafah; sukses membangkitkan semangat umat untuk ikut berjuang bersama; serta sukses menjadikan opini syariah dan Khilafah kian bergema.

Pikiran, tenaga, waktu dan dana yang mereka berikan sungguh adalah pengorbanan yang tak ternilai harganya. Kami yakin, semua itu dilakukan atas dorongan keimanan dan tanpa mengharap imbalan apa pun kecuali pahala dan ridha-Nya. Oleh karena itu, kami mendoakan agar semua pengorbanan itu diterima Allah SWT sebagai amal shalih dan mendapatkan pahala berlipat ganda.

Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh peserta konferensi lainnya. Peran mereka juga tak kalah pentingnya. Tak bisa dibayangkan konferensi bisa berlangsung sukses tanpa kehadiran mereka. Pengorbanan mereka juga patut diapresiasi. Sebab, untuk bisa menjadi peserta, mereka harus memiliki tiket yang dijual panitia. Tidak sedikit pula di antara mereka yang harus menempuh perjalanan jauh, menghabiskan waktu beberapa hari, dan membawa serta anak-anak mereka yang masih kecil. Semoga Allah SWT membalas pengorbanan mereka dengan pahala yang besar. Secara khusus, kami juga mendoakan beberapa peserta yang mendapat musibah kecelakaan dalam perjalanan menuju atau pulang dari konferensi. Semoga Allah SWT segera memberikan kesembuhan dan kembali sehat seperti semula.

Konferensi ini menorehkan banyak catatan. Di antaranya adalah besarnya sambutan umat terhadap Konferensi Rajab 1432 H. Hampir semua kursi yang disediakan panitia terisi penuh. Bahkan di beberapa kota, panitia dengan terpaksa menutup pendaftaran peserta karena tempatnya yang tidak lagi mencukupi. Hangatnya sambutan mereka juga bisa dilihat saat acara berlangsung. Pekikan takbir senantiasa membahana merespon orasi-orasi para pembicara. Tidak sedikit pula yang menangis dan meneteskan air mata karena haru. Tak hanya itu, banyak di antara mereka yang menyatakan ingin segera bergabung dalam perjuangan menegakkan syariah dan Khilafah.

Juga patut dicatat, peserta dalam konferensi ini dari beragam kalangan; dari kalangan ulama, intelektual, pengusaha, mahasiswa, dan lain-lain. Sebagian dari mereka diberikan kesempatan untuk menyampaikan testimoninya. Semuanya menegaskan keyakinan dan dukungannya terhadap syariah, Khilafah dan perjuangan Hizbut Tahrir.

Realitas ini menjadi bukti paling jelas bahwa dukungan umat terhadap perjuangan syariah dan Khilafah adalah nyata. Demikian pula dukungan terhadap kelompok yang konsisten berjuang untuk menegakkannya dalam kehidupan. Insya Allah, dukungan tersebut akan terus menggelinding laksana bola salju. Semakin lama semakin besar hingga menjadi sebuah kekuatan yang tidak bisa dihentikan oleh kaum kafir dan antek-anteknya.

Sebagai sebuah momentum, Konferensi Rajab 1432 H memang sudah usai. Namun, bukan berarti kita boleh istirahat dan berhenti dalam berjuang setelah itu. Sebab, Khilafah yang kita perjuangkan masih belum tegak. Umat yang memerlukan penyadaran masih amat banyak. Karena itu, semangat dan pengorbanan dalam perjuangan harus semakin ditingkatkan. Aktivitas penyadaran dan pembinaan kian digalakkan. Kontak terhadap umat dan tokoh-tokoh berpengaruh lebih digiatkan. Dukungan ahl al-quwwah juga terus diusahakan. Semoga Allah SWT segera memberikan pertolongan-Nya berupa tegaknya Khilafah dalam waktu yang dekat. Semoga pula, kita tercatat dalam barisan para pejuang syariah dan Khilafah yang berhak atas surga dan ridha-Nya. Amîn, yâ Mujîb al-sâilin. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*