Pengantar:
Rangkaian Konferensi Rajab di 29 kota yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) telah menarik perhatian banyak orang pada tingkat global. Tentu saja diharapkan semua itu bisa menjadi inspirasi dan pemicu bagi terbentuknya opini umum di tengah kaum Muslim tentang Islam dan sistem Khilafah. Itulah di antaranya yang diutarakan oleh Mohammad Saleem, aktivis Muslim di Inggris dalam wawancara singkat dengan redaksi al-waie kali ini. Berikut petikannya.
Apa pendapat Anda tentang Konferensi Rajab yang diadakan oleh HTI di seluruh Indonesia?
Alhamdulillah, kita dapat melihat bahwa di Indonesia, seperti hanya di seluruh dunia, tuntutan bagi tegaknya Khilafah semakin menguat. Tentu saja Indonesia telah membuat banyak lompatan bagi terbentuknya opini publik yang bersifat massal itu. Sebenarnya, langkah-langkah awal yang dilakukan di Indonesia itu sulit dilakukan di negara-negara lain: 29 konferensi yang dilakukan dalam waktu yang terbatas adalah suatu hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Apa pesan yang ingin Anda sampaikan kepada dunia dan kepada kaum Muslim khususnya terkait penyelenggaraan berbagai konferensi dan aktivitas-aktivitas lainnya itu?
Saya ingin menghimbau para ulama dan kaum Muslim bahwa pada saat kaum muslim di Timur Tengah mulai hilang rasa takutnya terhadap para pemimpin penindas mereka, maka inilah saatnya bagi kaum Muslim untuk bergabung dalam perjuangan ini. Sebagaimana disebut dalam hadis dan ayat al-Quran bahwa tugas ini bukan hanya bagi Hizb melainkan bagi seluruh kaum Muslim. Sesungguhnya ini adalah kesempatan yang jarang ada, yang sebelumnya hanya pernah dimiliki oleh para Sahabat, karena merekalah yang mendirikan Khilafah setelah Rasulullah saw. wafat. Karena itu, ini merupakan kabar kembira bagi orang-orang yang ikut terlibat di dalam perjuangan ini. Jadi, jangan hanya menjadi pengamat dan berpangku tangan serta membiarkan kesempatan ini berlalu begitu saja.
Anda optimisme Khilafah tegak dalam waktu dekat? Apa indikasinya?
Satu hal yang kaum muslim perlu sadari adalah bahwa ini (tegaknya Khilafah) adalah janji Allah dan Dia tidak akan pernah mengingkari janji-Nya. Allah berjanji, di dalam surat an-Nur [24]: 55 kepada kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang salih, bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi. Di dalam ayat ini saya menemukan adanya pelipur lara. Namun, barangkali ada orang yang bertanya, apakah tegaknya Khilafah itu realistis, apakah hal itu mungkin pada saat ini dan zaman ini?
Saya ingin menyatakan bahwa secara politik kita bisa melihat hal itu sangat dekat. Jika kaum Muslim belum menyadari hal ini, maka kaum kolonialis justru telah lama menyadarinya. Jenderal Danet dari Inggris menyatakan dengan jelas, mereka berada di Afghanistan untuk mencegah berdirinya Khilafah. Sarkozy berbicara tentang kembalinya Khilafah. Tony Blair juga mengatakan hal yang sama. Kita akan menemukan banyak sekali ucapan seperti ini.
Tambahan lagi, survey-survey yang diadakan di seluruh dunia menemukan bahwa kaum muslim menginginkan syariah. Apa yang disebut sebagai “Arab Spring” (Revolusi Arab) telah menunjukkan bahwa hal itu bukan saja mungkin, melainkan sedang terjadi. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh negara-negara kapitalis Barat adalah untuk mencegah ujung dari peristiwa ini. Namun, walaupun mereka membuat rencana dan makar, Allahlah sebaik-baiknya Pembuat Rencana. Pada akhirnya hanya rencana Allahlah yang akan terwujud. Hanya sedikit yang mereka ketahui bahwa mereka juga adalah bagian dari rencana Allah.
Selama ini, juga ke depan, terkait penegakkan Khilafah, tantangan-tantangan apa sesungguh-nya yang muncul?
Tantangan-tantangan itu dapat dibagi dalam beberapa lapis: sebelum dan setelah berdirinya Khilafah. Tantangan-tantangan sebelum berdirinya Khilafah juga memiliki beberapa lapis. Pertama: kesadaran umum harus terus berlanjut, hilangnya rasa takut dari hati kaum Muslim juga perlu berlanjut. Membongkar rencana-rencana kaum imperialis perlu dilakukan hingga ke akarnya terutama ini dilakukan di ibukota negara-negara barat. Ada beberapa hal yang perlu selalu diingat oleh kaum Muslim dan para pengemban dakwah, yakni bahwa di dalam perjuangan ini dan pada saat genting ini, akan ada fitnah, boikot dan penyiksaan. Hal-hal itu bisa membuat orang-orang menjadi berkecil hati dan kehilangan harapan. Boikot telah menjadi tren di Barat termasuk di Australia, dengan mencegah orang-orang untuk mendapatkan tempat sekadar demi mendiskusikan ide. Mereka juga mengancam orang-orang menggunakan undang-undang anti teror. Kita tahu dengan baik berbagai insiden di Rusia, Pakistan, Uzbekistan dan seluruh Timur Tengah. Adapun tantangan setelah berdirinya Khilafah maka itu merupakan hal lain yang mungkin bisa kita bicarakan dalam diskusi yang terpisah.
Apa yang harus kita persiapkan untuk mengatasi tantangan-tantangan itu?
Untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan-tantangan itu. Pertama: kita dapat saja yang menjadi rintangan, kemudian menjadi ketakutan dan mengurangi aktivitas-aktivitas kita. Yang harus dijadikan pelajaran adalah bahwa apapun yang terjadi, roda Islam akan terus berputar, kita perlu segala bantuan untuk membuatnya berputar lebih cepat. Kaum Muslim perlu memahami dan mengantisipasi bahaya-bahaya ini; mengantisipasi dan mempersiapkan untuk mengenyahkan pikiran-pikiran yang salah itu. Hal ini membutuhkan persiapan dan pengetahuan. Saya menyarankan untuk bergabung dengan halqah-halqah Hizb dan persiapkan diri Anda untuk menghadapi tantangan-tantangan itu. Kita tidak bisa lagi menunggu sampai sesuatu terjadi baru kita bereaksi. Hal itu tidak baik dan ini bukan cara yang Allah inginkan dari umat ini. Allah SWT menginginkan umat ini menjadi “umat terbaik yang dibangkitkan untuk umat manusia”.
Apa pesan menggugah yang ingin Anda sampaikan kepada kaum Muslim, khususnya di Indonesia?
Banyak orang di seluruh dunia yang melihat dan memperhatikan Anda dan terinspirasi oleh semangat Anda, usaha-usaha Anda, walaupun dengan sedikit sumberdaya yang Anda miliki. Mungkin Anda tidak melihat bahwa apa yang Anda lakukan sebagai hal yang besar. Namun, percayalah bahwa tidak ada imbalan yang lebih baik bagi Anda, kecuali jika martabat umat dapat bangkit melalui usaha-usaha Anda. Kita semua perlu mempercepat dan melipatgandakan usaha-usaha kita “bukan dengan membalas dendam tetapi dengan mendirikan shalat, membayar zakat, dan amar makruf dan nahi mungkar”.
Umat ini tidak pernah memiliki satu malam untuk bisa tidur dengan nyenyak, sejak kehilangan pelindungnya. Umat ini telah terlalu banyak kehilangan para orangtua, kaum ibu, anak-anak dan saudara-saudara yang dimangsa oleh serigala-serigala dan para tukang jagal. Kita semua harus melipatgandakan usaha-usaha kita untuk meletakkan perisai pada tempatnya sehingga kita bisa menemui kematian dengan sewajarnya. Kita akan memiliki pemerintahan yang bertanggung jawab kepada rakyat, yang akan memberikan perawatan kesehatan kelas satu, memberikan pendidikan kelas satu dan seterusnya. Wama dzalika ’ala Allahi bi ’aziz (Yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah) (QS Ibrahim [14]: 20, Fathir 35]: 17). []