HTI

Dari Redaksi (Al Waie)

Seruan Hangat Hizbut Tahrir Indonesia

Pada kesempatan yang mulia ini, kami kembali mengingatkan kepada seluruh kaum Muslim tentang kewajiban menegakkan Daulah Khilafah. Sungguh, kewajiban ini telah dijelaskan oleh para ulama terdahulu dalam berbagai kitab mu’tabar. Bahkan sebagaimana ditegaskan oleh Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur‘ân, tidak ada perbedaan pendapat dari kalangan umat maupun ulama mengenai kewajiban mengangkat khalifah, kecuali al-‘Asham. Dinamakan al-Asham (orang yang tuli) karena tuli dari syariah. Demikian pula orang yang sependapat dengannya dan mengikuti pendapat dan mazhabnya.

Allah SWT telah menjadikan agama ini sebagai dîn kâmil, agama yang sempurna. Banyak hukum syariah yang tidak bisa dijalankan kecuali dengan adanya Khilafah. Di antaranya adalah hukum-hukum dalam hudud dan jinayat, jihad futûhât, persatuan umat dalam kesatuan negara, pengelolaan kepemilikan umum; juga berbagai hukum tentang sistem pemerintahan, ekonomi, pendidikan, pergaulan, dan politik luar negeri. Semua hukum tersebut membutuhkan kehadiran Daulah Khilafah. Oleh karena itu, tatkala Daulah Khilafah tidak ada seperti saat ini, maka semua hukum tersebut dipastikan terlantar dan terabaikan. Jika kita tidak ingin disebut sebagai orang yang menelantarkan syariah, maka tidak ada pilihan kecuali kita turut berjuang menegakkan Khilafah.

Marilah kita berkaca kepada para Sahabat Nabi radhiyal-Lâh ‘anhum. Ketika mendengar Rasulullah saw. wafat para Sahabat yang mulia segera menyibukkan diri di Saqifah Bani Saidah, mencari pengganti Nabi saw. sebagai kepala negara. Bahkan mereka lebih mendahulukan urusan tersebut daripada mengurus dan memakamkan jenazah Rasulullah saw. Padahal siapa pun tahu, mengurus dan memakamkan jenazah termasuk perkara yang harus disegerakan. Itu menunjukkan bahwa pengangkatan khalifah merupakan perkara amat penting dan mendesak untuk disegerakan pelaksanaannya. Jika demikian, mengapa masih ada di antara kaum muslim yang menunda-nunda untuk berjuang bersama menegakkan Khilafah?

Berapa lama kita dibolehkan hidup tanpa khalifah? Syariah hanya memberikan tenggang waktu tiga hari tiga malam bagi kita untuk hidup tanpa khalifah. Ketetapan ini didasarkan Ijmak Sahabat. Tahun 1342 H yang lalu Khilafah diruntuhkan oleh penjahat Kemal beserta kafir penjajah. Artinya, telah 90 tahun umat ini hidup tanpa Khilafah. Perkara ini termasuk qadhâ’ al-fardh, meng-qadha kewajiban. Karena qadha’, maka kita wajib benar-benar mengerahkan segenap kemampuan untuk berjuang menegakkan Khilafah.

Daulah Khilafah bukan sekadar Nizhâm al-Hukm sistem pemerintahan. Daulah Khilafah juga berfungsi sebagai al-hâris li al-‘aqîdah (penjaga bagi akidah), munaffidz asy-syarî’ah (pelaksana syariah), muqîm ad-dîn ý(penegak agama), muwahhid al-muslimîn (penyatu seluruh kaum muslimin) dan al-hâmi li bilâd al-muslimîn (penjaga negeri-negeri kaum Muslim), darah, harta, dan cita-cita mereka.

Hizbut Tahrir sejak kelahirannya terus berjuang menegakkan Khilafah. Untuk membangun kehidupan Islam dalam naungan Daulah Islamiyah, Hizbut Tahrir semata-mata hanya mengikuti jalan Rasulullah saw. Beliau melakukan tatsqîf (pembinaan) untuk menggembleng kader-kader dakwah. Beliau juga melakukan tafâ’ul ma’a al-ummah (berinteraksi dengan umat) untuk membangun kesadaran dan opini umum tentang Islam di tengah-tengah umat hingga mereka merindukan tegaknya Islam.

Hizbut Tahrir juga melakukan dakwah fikriyyah (pemikiran) dan siyâsiyyah (politik). Hizbut Tahrir tidak menempuh jalan kekerasan (lâ mâdiyyah). Semua ini demi meneladani thariqah dakwah Rasulullah saw. Semua aktivitas itu dilakukan di tengah-tengah umat, bersama umat, ditujukan kepada umat, dan untuk kemulian umat ini.

Sungguh, ini adalah perjuangan yang amat mulia di hadapan Allah SWT. Mengenai besarnya pahala amal siyâsî, aktivitas politik, kita bisa menyimak sabda Rasulullah saw. ini:

لَغَدْوَةٌ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ أَوْ رَوْحَةٌ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

Berangkat di pagi hari atau di sore hari untuk (jihad) fi sabilillah lebih baik daripada dunia dan isinya (HR al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).


Jika aktivitas jihad demikian tinggi derajatnya di hadapan Allah, maka betapa tinggi dan mulianya menyampaikan dakwah kepada penguasa yang zalim, muhâsabah li al-hukkâm (mengontrol para penguasa) yang merupakan salah satu aktivitas politik . Rasulullah saw. Bersabda:

إِنَّ أَفْضَلُ الْجِهَادُ كَلِمَةُ حَقٍّ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ

Sesungguhnya jihad yang paling mulia adalah kalimat yang benar yang diucapkan didepan penguasa yang zalim (HR Ahmad).


Dalam menegakkan Daulah, Rasulullah saw. telah menyeru para pemimpin kabilah di sekitar Makkah dan Madinah. Seruan itu akhirnya disambut oleh para pemimpin kabilah Aus dan Khazraj di Madinah. Mereka menyerahkan kekuasaan kepada Rasulullah saw. hingga berdirilah Daulah Islamiyah yang pertama. Inilah tharîqah (metode) dakwah Rasulullah dalam mengambil-alih kekuasaan, yakni dengan thalab al-nushrah (meminta pertolongan) kepada Ahl al-Quwwah.

Metode ini pula yang diadopsi Hizbut Tahrir. Maka dari itu, seruan paling hangat juga kami sampaikan kepada Ahl al-Quwwah, para jenderal dan perwira militer Muslim. Jadilah Saudara sebagai kaum Anshar abad 15 Hijrah sebagaimana kaum Anshar pada zaman Rasulullah saw! Ambillah kekuasaan dan satukan tangan saudara dengan tangan Hizbut Tahrir untuk mengumumkan Khilafah yang mengikuti manhaj Kenabian.

Tidakkah saudara rindu mendapatkan kehormatan dan kemuliaan seperti yang diperoleh kaum Anshar? Semua itu disebabkan oleh nushrah (pertolongan) yang diberikan oleh Saad kepada Rasulullah saw. hingga tegak Daulah Islamiyyah yang pertama. Sungguh, ’Arasy ar-Rahman telah bergetar karena kematian pemimpin Anshar, Saad bin Muadz ra. Nabi saw. bersabda:

اِهْتَزَّ عَرْشُ الرَّحْمَنِ لِمَوْتِ سَعْدِ بْنِ مُعَاذٍ

‘Arasy ar-Rahman bergetar karena kematian Saad bin Muadz (HR al-Bukhari dari Jabir ra).


Akhirul kalam
, semoga seruan hangat ini benar-benar dapat menggugah kesadaran seluruh kaum Mulim untuk meraih kemuliannya kembali; juga dapat membulatkan tekad, menguatkan niat dan mengobarkan semangat untuk berjuang bersama Hizbut Tahrir menegakkan Daulah Khilafah. Sungguh, hari demi hari, perjuangan ini terus menunjukkan peningkatan yang mengagumkan. Kita memohon kepada Allah SWT agar segera menurunkan pertolongan-Nya dengan tegaknya al-Khilâfah al-Râsyidah al-tsâniyyah. Amîn, ya Mujîb al-sâilîn. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*