HTI

Lintas Dunia (Al Waie)

Lintas Dunia [Oktober 2011]

Kezaliman Karimov Terhadap Syabab Hizbut Tahrir

Kezaliman Karimov terhadap syabab Hizbut Tahrir di penjara-penjara semakin brutal. Sebagaimana diceritakan seorang syabab di kota Alimah Liq Propinsi Tasqend. Dia menjelaskan: Pada pertengahan Juni 2011, kezaliman rezim berkuasa terhadap kami sangat meningkat sampai pada bentuk yang paling brutal. Setiap anggota Hizb di penjara ini disiksa dan dipaksa mengatakan siapa yang mengatur urusan syabab di penjara dan mensupervisi untuk memberikan pelajaran keagamaan kepada mereka di penjara. Salah seorang syabab tidak bisa bersabar terhadap kerasnya siksaan dan akhirnya mengaku bahwa yang memimpin para tahanan di dalam penjara adalah seorang syabab yang bernama Panji dari kota Urganj. Lalu mereka pun mulai menyiksa Panji. Namun, ia tetap teguh, bersabar dan tidak mengatakan sedikit pun tentang siapa yang memimpin urusan syabab di penjara.

Kemudian direktur penjara dan para pembantunya membakar kedua tangan dan kaki Panji menggunakan pemantik rokok dan lilin panas. Namun ia tetap bersabar atas siksaan-siksaan tersebut dan tidak mengatakan apapun kepada mereka. Mereka melakukan kejahatan mereka yang brutal dengan membakar kemaluannya yang mengantarkan syabab rahimahullah tersebut pada kesyahidan.

Para syabab di dalam penjara tetap berpuasa meski mendapat siksaan. Para sipir penjara memaksa pada tahanan yang berpuasa untuk berjalan dan berlari dalam waktu yang lama untuk membuat mereka kelalahan hingga pingsan. Pada hari-hari saat Komite Inspeksi datang, sipir penjara mengirimkan syabab yang mengajukan pengaduan kepada Komite Inspeksi ke penjara lain untuk waktu satu bulan supaya Komite Inspeksi tidak bisa berbicara dengan dirinya.

Ini adalah salah satu contoh penyiksaan brutal di penjara-penjara Karimov, Presiden Uzbekistan, yang sangat dengki kepada Islam dan syabab Hizbut Tahrir, hanya karena mereka menyerukan Islam. Karimov berpesan kepada para begundalnya untuk menyiksa para syabab dan setiap orang yang berpegang dengan agamanya seperti para syabab. Para begundal Karimov itu pun melakukan berbagai bentuk penyiksaan tanpa takut kepada seorang pun.


Buku Teks Sekolah di Eropa ‘Pelintir’ Fakta Soal Islam dan Muslim

Buku-buku teks sekolah di Eropa memutarbalikan fakta tentang Islam dan Muslim dengan menggunakan stereotip ketidakpercayaan terhadap keyakinan umat Islam. Demikian laporan Institute George Eckert dalam survei terhadap buku-buku teks sekolah di Inggris, Prancis, Austria, Spanyol dan Jerman. “Islam dipaparkan sebagai sebuah sistem usang yang tidak berubah sejak zaman kejayaannya,” papar Susan Krohnet-Othman, Direktur Proyek Institute George Eckert, seperti dikutip dari thelocal.de, Jumat (16/9).

Dari 27 volume buku sekolah yang digunakan, seluruhnya berisikan pandangan yang tergolong rasis. Islam disajikan sebagai entitas yang homogen tanpa mencerminkan keragamannya. “Seluruh isi buku di lima negara sama,” papar Susan.

Selain itu, buku teks yang digunakan dalam level sekolah menengah sering menampilkan kalimat yang berisi ‘Islam Kuno’ melawan ‘Eropa modern’. Digambarkan kedua budaya itu saling bertentangan. Bahkan untuk buku teks terbaru, terlalu menyederhanakan peran dialog antar dunia Barat dan Islam. “Tidak ada satu buku pun yang menentang Islamophobia,” ujarnya.

Menteri Negara Jerman untuk Urusan Uni Eropa, Cornelia Pieper, mengatakan akan mengambil tindakan setelah membaca temuan ini. Adapun peneliti meminta sekolah untuk menyajikan informasi yang dianjurkan intelektual dan ulama Muslim tentang Islam. “Muslim semestinya tidak lagi diklasifikasikan sebagai kelompok terpisah yang terdiri dari imigran non Eropa sehingga mempercepat proses integrasi,” simpul peneliti.


Militer Inggris di Irak Siksa Rakyat Sipil

Penyelidikan independen menyimpulkan bahwa tentara Inggris yang bertugas di Irak memukul mati seorang warga sipil dalam aksi yang disebut tidak pada tempatnya dan merupakan aksi kekerasan. Ketua tim penyelidik Sir William Gage mengatakan serangan terus-menerus terhadap seorang karyawan hotel Irak, Baha Mousa dan sembilan tahanan lainnya, meninggalkan noda besar di angkatan bersenjata Inggris. “Insiden seperti itu seharusnya tidak terjadi dan tidak pernah terjadi lagi,” kata Sir William ketika menerbitkan laporan akhir setebal 1.366 halaman, Kamis (8/9).

Baha Mousa dan sembilan orang lainnya ditangkap di Basra Irak pada 2003 dengan tuduhan terlibat dalam pembunuhan tiga tentara Inggris meski kemudian tuduhan tersebut terbukti tidak benar. Baha Mousa, ayah dari dua orang anak, meninggal dunia dua hari setelah ditangkap oleh tentara Inggris dari batalion pertama The Queens Lancashire Regiment (1QLR).

Laporan penyelidikan menyebutkan kematian Mousa disebabkan kombinasi antara lemahnya kondisi fisik dan penderitaan akibat penyiksaan pada saat-saat terakhir.

Sir William menambahkan “Sejumlah tentara menyerang Mousa dan tahanan-tahanan lain dan banyak tentara termasuk perwira tinggi pasti mengetahui kejadian itu. Salah seorang pengacara keluarga korban dalam penyelidikan di Inggris, Phil Shiner, mengatakan kepada BBC bahwa terdapat ratusan kasus lain atau kasus serupa yang melibatkan satuan berbeda-beda dan yang perlu ditangani melalui penyelidikan independen.


Pemrotes Mesir Serang Kedutaan-nya, Israel Minta Bantuan AS

Demonstran melempari polisi dengan batu di depan Kedubes Israel. Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak menghubungi Menteri Pertahanan AS Leon Penetta Sabtu pagi untuk meminta bantuan melindungi kedutaan besar mereka di Kairo, beberapa jam setelah pemrotes Mesir menyerang gedung kedutaan.

Satu pernyataan dari kantor Barak mengatakan, ia telah menelepon Panetta dan penasihat Presiden Barack Obama untuk Timur Tengah Dennis Ross. Pernyataan itu juga mengatakan bahwa Barak membahas insiden tersebut dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pemimpin pertahanan Israel, meskipun tidak memberikan rincian lebih lanjut dari percakapan mereka.

Pada Jumat malam pengunjuk rasa Mesir menyerang perumahan gedung kedutaan, menurunkan bendera negara Yahudi itu dan melemparkan dokumen-dokumen diplomatik yang ditandai “rahasia” ke jalanan di bawahnya, kata seorang wartawan AFP.

Pernyataan Barak tidak menyebutkan pelanggaran fisik yang sebenarnya terhadap kedutaan itu. Presiden AS Barack Obama pada Jumat menyerukan Mesir untuk melindungi kedutaan Israel dari demonstran di Kairo, saat ia berbicara melalui telepon dengan PM Israel Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Sementara itu, pihak Mesir mengerahkan ratusan tentara dan puluhan kendaraan lapis bajanya dan berkumpul di dekat kedutaan Israel pada Sabtu setelah para pemrotes itu menyerbu gedung perumahan tersebut.

Penerangan listrik ke jalan beberapa blok di sekitar kedutaan itu dipadamkan pada saat para pemrotes main ‘petak umpet’ dengan petugas polisi anti huru-hara yang melepaskan tembakan-tembakan gas air mata ke arah mereka. [FW, dari berbagai sumber]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*