HTI

Muhasabah (Al Waie)

Bicaralah!

Sia-sia! Untuk apa kita demonstrasi menentang Obama, tidak akan ada hasilnya. Obama tetap datang.

Sebagian orang ada yang berkomentar seperti itu saat melihat Hizbut Tahrir bersama umat yang lainnya melakukan unjuk rasa menentang kedatangan Obama ke Bali baru-baru ini.

Memang, kita tidak bisa menumbangkan Amerika Serikat dengan demonstrasi. Unjuk rasa atau demonstrasi tujuannya memang bukan untuk mengalahkan Amerika. Unjuk rasa yang sering dilakukan oleh Hizbut Tahrir adalah dalam rangka membangun kesadaran politik umat.

Kesadaran umat amatlah penting. Umat, misalnya, harus menyadari bahwa banyak kebijakan penguasa saat ini yang bertentangan dengan syariah Islam, zalim dan membahayakan umat; seperti menaikkan BBM, membiarkan skandal Bank Century berlarut-larut, tidak sungguh-sungguh mengatasi korupsi, membiarkan terjadinya disintegrasi Timor Timur dan sekarang Papua, termasuk menerima Obama.

Umat harus menyadari bahwa pangkal dari semua kebijakan itu adalah karena negara ini menggunakan sistem Kapitalisme dalam segala aspek. Kalau umat tidak menyadari bahwa Kapitalisme adalah pangkal persoalannya, maka sampai kapanpun mereka akan memegang teguh ideologi rusak ini.

Demonstrasi atau unjuk rasa yang dilakukan Hizbut Tahrir juga dalam rangka kasyf al-khuththat (membongkar konspirasi) negara-negara imperialis seperti Amerika Serikat dan sekutunya terhadap Dunia Islam; juga menjelaskan pengkhianatan para penguasa negeri-negeri Islam yang berkerjasama dengan penjajah ini. Umat harus memiliki sikap yang jelas dan mengetahui mana musuh mana kawan. Kalau musuh dianggap kawan tentu sangat berbahaya. Amerika adalah negara yang memusuhi umat Islam, negara ini termasuk dalam kategori muharib[an] fi’l[an], yakni negara kafir yang memerangi dan membunuhi umat Islam di berbagai tempat seperti di Irak, Afganistan dan Pakistan. Negara ini juga merupakan otak berbagai makar dan disintegrasi berbagai negeri Islam seperti Sudan dan Timor Timur. Saat ini Papua juga dalam pra-kondisi untuk dilepaskan dari Indonesia. Karena itu sikap terhadap negara ini harus jelas. Dalam Islam status hubungan dengan muharib[an] fi’l[an] adalah perang, bukan perdamaian atau diplomasi.

Kita juga menjelaskan bagaimana solusi dari semua persoalan dan penderitaan ini. Pilihannya tidak lain kecuali kembali pada Islam dengan menerapkan seluruh syariah Islam. Untuk itu, mutlak dibutuhkan adanya negara Khilafah yang merupakan institusi formal negara yang akan menerapkan syariah Islam. Tanpa ada Khilafah, penerapan syariah Islam secara menyeluruh hanya akan menjadi omong kosong belaka.

Walhasil dari aktivitas ini di tengah-tengah umat akan muncul kesadaran: Pertama, yang menjadi pangkal dari persoalan mereka adalah Kapitalisme. Kedua, yang menjadi pelaku dari sistem Kapitalisme ini adalah negara-negara imperialis yang bekerjasama dengan para penguasa negeri Islam yang berkhianat. Ketiga, solusi dari semua persoalan ini adalah Islam. Caranya dengan menerapkan syariah Islam oleh negara Khilafah Islam.

Dari kesadaran ini, umat akan mencampakkan sistem Kapitalisme; umat juga tidak akan percaya lagi kepada negara imperialis dan penguasa pengkhianat yang menjadi boneka mereka; umat pun akan merindukan syariah Islam dan Khilafah yang merupakan solusi. Dengan kesadaran ini umat akan menuntut perubahan dan bergerak ke arah yang benar, yaitu tegaknya syariah Islam dan Khilafah. Sebab, hanya dengan tegaknya Khilafah yang menerapkan syariah Islam secara menyeluruhlah persoalan umat ini akan diselesaikan.

Dalam konteks ini, demonstrasi atau unjuk rasa sebagai salah satu uslub (cara) membangun kesadaran umat menjadi sangat penting. Sebab, umat tidak akan berubah tanpa muncul kesadaran. Kesadaran tidak akan muncul tanpa ada yang bicara, tanpa ada yang menyampaikan perkara yang haq. Kita paham bahwa syariah Islam wajib diterapkan secara menyeluruh dan Khilafah wajib ditegakkan untuk bisa menerapkan syariah Islam, karena ada yang bicara, ada yang menyampaikan.

Menyampaikan atau berbicara tentang kewajiban ini adalah perkara yang mulia dalam Islam. Sebab, yang kita sampaikan adalah kewajiban yang bersumber dari al-Quran dan as-Sunnah. Allah SWT pun menyatakan betapa mulianya aktivitas dakwah (Lihat: QS Fushshilat []:33).

Itu pula yang dilakukan Rasulullah saw. Beliau tidak pernah berhenti bicara, berdakwah, menyampaikan kebenaran kepada umat. Bayangkan kalau Rasulullah saw. hanya diam membisu, umat tidak akan pernah berubah.

Rasulullah saw. juga mengkritik sistem jahiliah saat itu seperti tradisi menyembah berhala, riba, curang dalam perniagaan, hingga membunuh anak perempuan. Rasulullah saw. juga membongkar pengkhianatan para penguasa jahiliah yang korup saat itu seperti Abu Jahal dan Abu Lahab. Rasulullah saw. juga menjelaskan kepada umat Islam sebagai solusi. Kesadaran inilah yang mendorong umat untuk menegakkan Daulah Islam di Madinah dengan dukungan ahlul quwwah (elit berpengaruh) yang telah memberikan nushrah (pertolongan lewat kekuasaannya)-nya kepada Rosulullah saw. dan para sahabatnya.

Dalam konteks ini Hizbut Tahrir bersama ormas-ormas Islam lainnya, sebelum Obama datang, mengadakan temu tokoh nasional dalam Halaqoh Islam dan Peradaban (HIP) edisi khusus pada Kamis (10/11) dengan tema, “Membongkar Agenda Jahat dibalik Kunjungan Obama.” Tampak hadir tokoh-tokoh nasional yang menyampaikan sikap penolakannya terhadap Obama, Kapitalisme dan imperialisme. Di antaranya adalah KH Ahmad Zainuddin Qh (ulama), KH Ahmad Nazri Adlani (Ketua Umum Al-Ittihadiyah), KH Djauhari Syamsuddin (Ketua Umum SI), Fakhurrazi (Wasekjen Kahmi), Irena Handono (Kristolog), Tyasno Sudarto (mantan Kepala Staf Angkatan Darat), Marwan Batubara (mantan anggota DPD RI), Azam Khan (advokat) dan Son Hadi (Jubir JAT).

Memang, secara langsung pertemuan tidak akan menumbangkan Amerika. Namun, pertemuan ini harus dilihat dalam rangka membangun kesadaran umat untuk menegakkan syariah dan Khilafah. Sebab, hanya dengan Khilafahlah Amerika akan bisa dibungkam. Dengan pertemuan ini, kita juga menunjukkan bahwa masih ada umat Islam Indonesia yang tidak rela dan tidak ridho menerima Obama sebagai pemimpin negara imperialis. Agar Amerika tahu bahwa umat Islam Indonesia bukanlah orang-orang lemah, bukan manusia yang menuruti apapun kehendak Amerika, yang mau melayani kepentingan jahat Amerika Serikat. Agar Amerika tahu, masih ada umat Islam yang menolak kemungkaran yang dibawa Obama.

Kegiatan ini sekaligus menunjukkan kepada saudara-saudara seiman kita yang menderita akibat kejahatan Amerika—di Irak, Afganistan, Pakistan dan Palestina—bahwa umat Islam Indonesia tidak rela mereka disakiti. Kita tidak rela menerima penguasa negara zolim yang menyakiti mereka. Bukankah Rasulullah saw. mengingatkan kita untuk mencegah kemungkaran? Kalau bicara saja tidak kita lakukan, lalu apa yang menunjukkan bahwa kita tidak setuju dengan kemungkaran yang dilakukan oleh Amerika Serikat? []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*