Revolusi telah dan sedang berlangsung di Tunisia, Mesir dan Libya. Namun sayang, revolusi itu baru berupa perubahan di puncak piramida rezim, sementara rezim dan sistemnya sendiri tidak berubah. Di Yaman revolusi itu sedang menanjak menuju puncaknya. Lalu apakah revolusi di Yaman dan Suriah juga akan berakhir seperti Tunisia- Mesir dan Libya? Apakah revolusi-revolusi di negeri-negeri Arab dalam bentuk seperti itu akan bisa menyelesaikan permasalahan umat khususnya di negeri tersebut? Lalu bagaimana seharusnya revolusi itu berlangsung dan apa peran Hizbut Tahrir di tengah suasana tersebut?
Untuk mengulas beberapara persoalan tersebut Redaksi mewawancarai Utsman Bakhash, direktur Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir di Libanon. Berikut petikannya.
Bagaimana pendapat Anda tentang revolusi yang saat ini sedang berlangsung di negeri Arab khususnya di Mesir, Tunisia, Libya,Yaman dan Suriah?
“Perlawanan-perlawanan” (Intifadhah) ini bertolak dari Tunisia kemudian menyebar ke negeri-negeri lain. Perlawanan-perlawanan ini datang untuk merefleksikan sejauh mana kemarahan yang meluas di tengah-tengah masyarakat Muslim (bagaimanapun mereka di pecah-pecah menjadi entitas-entitas imperialistik yang lahir dari rahim perjanjian Sykes-Picot) terhadap rezim-rezim yang dipaksakan oleh negara-negara penjajah Barat, baik Eropa maupun Amerika. Kemarahan itu telah sampai pada puncaknya dan meletus dalam bentuk konsentrasi massa untuk meneriakkan kegagalan memalukan bagi rezim-rezim tersebut yang selama ini berdiri untuk melayani kepentingan-kepentingan Barat dan memberangus gerakan umat untuk melanjutkan kembali kehidupan islami.
Revolusi di Yaman dan Suriah akan seperti apa?
Fakta “perlawanan-perlawanan (intifa-dhah)” ini memperlihatkan dan menyaksikan pertarungan sengit dari dinas-dinas imperialistik di Barat agar tidak kehilangan kontrol terhadap apa yang terus mereka pelihara, yaitu berupa rezim-rezim hasil rekayasa Barat yang telah bertindak jahat terhadap umat. Pada waktu yang sama juga berlangsung pertarungan sengit antara dinas-dinas imperialisme dalam upaya memperkuat posisinya terhadap negara-negara lain yang menjadi pesaingnya. Pertarungan ini tampak jelas di Suriah dan Yaman. Di Suriah Amerika bekerja sungguh-sungguh untuk mendatangkan pengganti bagi rezim Asad, yaitu pengganti yang bisa menjamin kepentingan-kepentingan Amerika. Sebab, rezim Asad telah menjadi beban bagi Amerika. Sementara itu, negara-negara Eropa berusaha sungguh-sungguh untuk menyingkirkan rezim Asad dan mendatangkan pengganti yang melayani kepentingan-kepentingan negara Eropa itu. Di Yaman kondisi sebaliknya terjadi. Amerika bekerja serius untuk menyingkirkan Ali Abdullah Saleh dan mendatangkan orang yang bisa melayani kepentingan-kepentingannya. Adapun Eropa, terutama Inggris, bersungguh-sungguh untuk mencegah kehilangan kontrolnya atas Yaman. Kemungkinan yang terjadi di Suriah, era rezim Asad tidak akan bertahan lama. Yang juga mungkin terjadi di Yaman adalah akan terjadi penggantian Ali Abdullah Saleh.
Apakah perubahan yang berlangsung di negeri-negeri Arab itu akan bisa menyelesaikan aneka permasalahan umat khususnya di negeri-negeri tersebut?
Masalah perubahan (taghyir) adalah masalah yang pelik. Sebabnya, perlawanan-perlawanan itu meluncur, sementara di benak para pelakunya tidak ada rencana yang jelas untuk perubahan itu. Semuanya pada awalnya bertolak untuk menuntut reformasi-reformasi tambal-sulam yang bersifat parsial. Berjubelnya dorongan-dorongan rakyat dalam menentang rezim-rezim bangkrut tersebut telah menyebabkan naiknya plafon tuntutan sampai pada tuntutan “tumbangnya rezim”. Akan tetapi, hal itu tidak disertai deskripsi yang jelas bagaimana penumbangan rezim itu terjadi hanya dengan perubahan di bagian puncak piramida. Hal itu seperti yang terjadi di Mesir dan Tunisia. Adapun di Libya, maka itu sebenarnya revolusi terbaik (dari yang terjadi). Akan tetapi, revolusi di Libya itu terdistorsi oleh intervensi Barat melalui NATO. Akhirnya, keputusan tidak lagi berada di tangan para pelaku revolusi yang akhirnya menjadi tergadai karena dukungan Barat yang mereka terima.
Apakah orientasi revolusi-revolusi tersebut benar?
Supaya orientasi itu benar maka harus ada gambaran yang jelas dan tujuan yang jelas yang ingin direalisasikan. Revolusi itu menurut tradisi berarti penghancuran rezim (sistem) lama untuk membangun sistem baru yang tegak di atas pandangan intelektual dan politik pada diri masyarakat yang berbeda dari sebelumnya. Inilah yang tidak ada dalam apa yang kita saksikan sejauh ini meski kita menyaksikan bahwa apa yang berlangsung itu merupakan suatu langkah maju yang besar. Namun, apa yang terjadi sejauh ini telah membuka cakrawala yang luas di tengah umat untuk berpikir serius dan tulus. Pada akhirnya, hal itu akan mengantarkan pada pengadopsian rencana perubahan mendasar yang mengantarkan pada pembebasan dari hegemoni Barat, dan mengantarkan pada kebangkitan sahih yang akan mengembalikan umat ke posisi sentral dalam kepemimpinan umat manusia.
Apa yang seharusnya ada dalam revolusi-revolusi ini?
Yang seharusnya ada dalam revolusi ini, yang pertama dan terakhir, revolusi itu program-programnya harus bersandar pada visi peradaban yang diluncurkan oleh Rasul saw. dan para Sahabat yang mulia. Dunia seluruhnya saat ini disesaki oleh kesengsaraan peradaban materialisme yang telah jatuh pada jurang kerendahan, kejahatan dan politik pemelaratan untuk memperkaya orang-orang kaya. Tidak ada solusi bagi umat manusia kecuali dengan Islam. Adapun orang-orang yang seperti burung beo—mereka mengulang-ulang perkataan-perkataan penjajah serta menyerukan demokrasi dan sekularisme—maka mereka seperti orang yang mencari perlindungan dari cuaca panas dengan api.
Apa peran Hizbut Tahrir di tengah situasi berbagai revolusi ini?
Hizbut Tahrir, sejak hari pertama berdirinya, menyeru untuk pembebasan umat dari dominasi Barat atas semua aspek; intelektual, politik, ekonomi dan militer. Hizbut Tahrir berpegang teguh pada manhaj Rasul yang mulia dalam mengemban dakwah. Hizbut Tahrir telah menawarkan rencananya untuk melanjutkan kembali kehidupan islami dengan tegaknya Daulah Khilafah. Hizbut Tahrir telah merinci langkah-langkah praktis yang bersandar pada dalil-dalil syariah untuk merealiasi tujuan itu. Hizbut Tahrir berjuang bersama orang-orang yang jujur dan mukhlis di kalangan generasi umat ini untuk mengadopsi rencananya dan berjuang bersama untuk menerapkannya secara praktis dalam tataran realitas. Hizb juga terus membongkar makar imperialistik yang bertujuan melanggengkan umat dalam belenggu subordinasi.
Apa yang diindikasikan oleh revolusi-revolusi ini dalam hal kemungkinan tegaknya Daulah Khilafah?
Kita melihat adanya pertanda kebaikan. Perlawanan-perlawanan yang sedang terjadi ini akan mengantarkan pada kebangkitan umat; pada kesadaran umat atas makar musuh-musuhnya, juga kesadaran umat untuk menyatukan tangan dengan kita untuk menegakkan Khilafah setelah bagi setiap orang yang memiliki akal tampak jelas kegagalan politik-politik Barat dan terbongkarnya antek-antek Barat. Semua itu secara pasti akan mengantarkan pada datangnya fajar baru untuk umat ini dengan pertolongan dari Allah dan kekuasaan-Nya yang tidak bisa dilemahkan oleh apapun. Hizb sedikitpun tidak diliputi keraguan akan kepastian terealisasinya janji Allah. Hizb sedang menanti pertolongan Allah yang kami percaya sudah sedemikian dekat. []