Seolah mengikuti drama terorisme dunia, yaitu sejak tragedi runtuhnya Gedung World Trade Center pada tanggal 11 September 2011, Indonesia pun geger dengan Tragedi Bom Bali 1 yang terjadi pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002 yang menewaskan 202 korban jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera. Tragedi bom di Indonesia tidak berhenti sampai Bom Bali 1, Bom JW Marriot Kuningan tahun 2003, Bom di Kedubes Australia tahun 2004, Bom Bali 2 tahun 2005, Bom di Ritz Carltron dan JW Marriot tahun 2009, teror Bom Buku tahun 2011, Bom Cirebon tahun 2011, dan juga bom-bom lainnya. Tercatat hampir setiap tahun terjadi peledakan bom di Indonesia dalam rentan waktu 2002-2011 baik skala kecil maupun besar. Berbagai peristiwa pengeboman yang terjadi di Tanah Air ini membuat Pemerintah harus tegas dan cepat dalam menyikapinya. Sikap Pemerintah Indonesia ini sejalan dengan agenda Globar War on Terorism yang dikomandoi oleh AS.
Sampai kapankah drama terorisme di Indonesia? Apakah sikap Pemerintah yang sangat berlebihan melawan terorisme ini akan menghentikan tragedi bom di Tanah Air? Sebenarnya isu terorisme di Indonesia ke depannya bergantung pada bagaimana sikap Pemerintah sendiri, apakah berkehendak mengungkap siapa sesungguhnya master mind dari berbagai tragedi bom di Tanah Air.
Ketika aksi pengeboman yang dilakukan oleh orang Islam, dunia dengan mudahnya mencap bahwa Islam adalah terorisme. Namun, bandingkan dengan apa yang sudah dilakukan oleh AS di negeri-negeri Islam seperti di Irak dan Afganistan. Amerika telah melakukan aksi penyerangan, pendudukan dan pembunuhan yang telah menewaskan jutaan kaum Muslim. Jadi, siapa terorisme sebenarnya?
Di sinilah kaum Muslim perlu cerdas menyikapi berbagai tragedi bom di Tanah Air, jangan sampai larut dalam opini yang berkembang di masyarakat. Umat perlu cerdas bahwa ada upaya untuk menghambat kebangkitan Islam oleh negara adidaya AS dengan Globar War on Terorism-nya yang sama saja dengan War on Islam.
Sudah saatnya umat paham bahwa teroris sebenarnya adalah AS. Untuk menghadapi AS dibutuhkan sebuah negara kuat dengan landasan ideologi Islam, yaitu Negara Khilafah Islamiyah yang akan melindungi kehormatan dan jiwa kaum Muslim dengan dakwah dan jihadnya. WalLahu’alam. [Resi Iyasah; Mahasiswi Universitas Padjadjaran Bandung]