Aksi Solidaritas Hizbut Tahrir untuk Suriah
Kaum Muslim bagaikan satu tubuh, ketika salah satu bagian tubuh sakit, yang lainnya akan merasakan sakit. Demikianlah, kaum Muslim di seluruh dunia, termasuk di Libanon, tidak mendiamkan derita yang menimpa saudara-saudaranya yang dibantai oleh rezim kejam Bashar al-Assad di Suriah. Aksi solidaritas untuk kaum Muslim Suriah digelar di selatan dan utara Libanon, mengecam kekejaman Bashar al-Assad yang telah lama membantai kaum Muslim, termasuk pembantaian di Homs.
Usai shalat Jumat, kaum Muslim keluar dari Masjid di Sidon, ibukota provinsi di selatan, dan Tripoli, kota kedua terbesar di Libanon. Sekitar 4.000 pria, wanita dan anak-anak keluar dari Masjid Bilal bin Rabbah di Sidon dan berbaris tiga kilometer menuju pusat kota pada Jumat 10/02/2012. Para pengunjuk rasa, sambil mengangkat spanduk mengecam Assad, meneriakkan slogan-slogan mengkritik posisi Rusia di Suriah.”Wahai tukang jagal Suriah [Assad], Anda mencium bau,” bacaan salah satu spanduk. Yang lainnya bertuliskan, “Mendukung seorang tukang jagal adalah dosa,”
Menyusul pembantaian yang semakin meningkat terhadap kaum Muslim di Suriah, terutama di Homs dan Alleppo, yang terjadi sepekan sebelumnya, Hizbut Tahrir di berbagai negeri memobilisasi massa untuk melakukan aksi solidaritas mendukung rakyat Suriah. Aksi digelar di Libanon, Yordania, Turki, Tunisia dan negeri-negeri lainnya.
Abdullah Gul Rayakan 75 Tahun Sekularisme Turki
Media Center Presiden Republik Turki Abdullah Gul pada tanggal 6/2/2012 mempublikasikan pesannya ketika merayakan HUT ke-75 dimasukkannya ideologi sekularisme dalam konstitusi Turki. Ia berkata, “Kami sedang merayakan HUT ke-75 masuknya ideologi sekularisme dalam Konstitusi. Sungguh, rakyat kami menjadi bersatu dalam sebuah konsep yang kuat, yang didasarkan pada ideologi sekularisme, di samping keistimewaan-keistimewaan lain dari Republik kami.” Bahwa “Pasal II dari Konstitusi menetapkan bahwa karanteristik Republik Turki adalah negara demokratis, sekuler dan sosial, yang diatur oleh aturan hukum.” Ia menambahkan, “Berdasarkan itu, Republik Turki memberikan kebebasan kepada semua keyakinan, agama, aliran, peribadatan, simbol-simbol keagamaan, pemilik keyakinan dan beragam pemikiran, serta mereka yang tidak memiliki keyakinan agama. Seperti yang dinyatakan dalam Pasal XXIV dan Pasal XV dari Konstitusi.”
Presiden Turki Abdullah Gul memuji akidah (doktrin) kufur sekularisme, bahkan ia merayakan HUT ke-75 masuknya sekularisme dalam Konstitusi sebagai ideologi utama Republik Turki. Abdullah Gul tidak jujur dengan kebebasan yang menipu. Pada akhir bulan lalu, salah satu pengadilan sekular Turki telah mengadili lebih dari 49 syabab (aktivis) Hizbut Tahrir dan menjatuhkan hukuman hingga 117 tahun. Padahal semua tahu, bahwa mereka para aktivis dan partainya tidak menggunakan kekerasan dalam berdakwah sejak partai itu didirikan hingga sekarang. Mereka, para syabab (aktivis) Hizbut Tahrir diadili berdasarkan pada Pasal VIII KUHP Turki yang menyatakan perang terhadap terorisme! Kaum sekularis menganggap para syabab (aktivis) Hizbut Tahrir sebagai teroris hanya karena mereka mengatakan bahwa Tuhan kami Allah, dan mereka berjuang untuk menerapkan pernyataannya ini secara nyata dalam negara yang benar-benar berketuhanan Allah, dan mereka menolak ketuhanan manusia sebagaimana hal itu dinyatakan oleh ideologi sekularisme yang menolak ketuhanan Allah dan bahkan memeranginya.
Warga Yaman Serukan Kebangkitan Islam, Kecam Kapitalisme
Sebuah pesan yang jelas bergemuruh di jalanan kota Sana’a setelah shalat Jumat, saat puluhan ribu demonstran Yaman menyatakan bahwa revolusi mereka akan terus berlanjut, bahkan setelah Pemilu pada 21 Februari mendatang.
Ketika ditanya tentang Pemilu tanggal 21 Februari mendatang, beberapa demonstran memuji itu, dengan alasan bahwa itu akan menjadi strategi politik untuk mengakhiri 33 tahun kekuasaan Ali Saleh. Namun, banyak demonstran mengatakan mereka akan menolaknya sebagaimana mereka menolak inisiatif GCC yang telah disepakati tahun lalu di Riyadh. Para pengunjuk rasa juga menyatakan bahwa Pemilu presiden mendatang adalah rencana para kapitalis yang bertujuan untuk memalingkan tuntutan rakyat Yaman yang sebenarnya. Para demonstran ini mengatakan bahwa Kapitalisme dan Komunisme telah gagal, dan bahwa sekarang adalah waktu untuk kebangkitan Islam.
Pasukan NATO Kembali Membantai Anak-anak Afganistan
NATO mengakui keterlibatan pasukannya dalam pembantaian anak-anak di Afganistan selama serangan udara yang diluncurkan oleh NATO pekan lalu. Hal ini diumumkan dalam sebuah pernyataan pers hari ini (15/2) oleh Jenderal Louis Bonn, Direktur Hubungan Masyarakat Bagi Pasukan Penjaga Perdamaian Internasional di Afganistan. Telah ditemukan sejumlah mayat anak-anak Afganistan pada tanggal 8 Februari setelah operasi militer yang dilakukan oleh pasukan infanteri dan udara NATO, yang targetnya adalah penghancuran kelompok teroris di wilayah Nakhrab, provinsi Kapisa, Afganistan.
Sementara itu, Presiden Afganistan Hamid Karzai menuduh NATO telah melakukan tindakan pidana baru. Telah berulang kali Amerika melakukan pembunuhan yang kemudian disusul berulang kali pula Hamid Karzai mengecam, sementara dia tidak melakukan apapun untuk menghentikan pembunuhan ini. Semuan ini semakin menunjukkan bahwa Karzai tidak lebih dari boneka Amerika Serikat dan sekutunya.
AS Dituduh Danai LSM Mesir
Menteri Perencanaan dan Kerjasama Internasional Mesir, Fayza Abul-Naga, mengatakan kepada hakim pemeriksa bahwa Amerika Serikat mendanai organisasi-organisasi non-pemerintah (LSM) di Mesir untuk menciptakan kekacauan di negara itu, kata media pemerintah Mesir, Senin (13/2/2012).
Dana asing langsung untuk Mesir dan LSM-LSM AS mencapai 175 juta dolar AS pada Februari sampai September 2011. Naga menambahkan bahwa sebagian besar dana mengalir untuk tujuan politik dan secara sepihak dikurangkan dari bantuan ekonomi AS kepada Mesir, sedangkan dana itu ditujukan untuk proyek-proyek pembangunan dalam kesehatan, pendidikan dan bidang air. Naga mengatakan bahwa setelah kerusuhan pada Januari 2011, Amerika Serikat memutuskan untuk menggunakan semua sumberdaya dan instrumen untuk mengisi situasi di Mesir, dan mengarahkan mereka untuk mempromosikan kepentingan AS dan Israel.
Kementerian Kehakiman Mesir baru-baru ini menyebutkan 44 aktivis, termasuk 19 orang Amerika, untuk diadili berkaitan dengan LSM, yang menempatkan hubungan Mesir-AS hubungan dalam bahaya karena Amerika Serikat mengancam untuk mengakhiri bantuan militer dan ekonomi untuk Mesir. Di samping melalui LSM, intervensi yang paling berbahaya dan sangat nyata yang dilakukan oleh Amerika Serikat justru terjadi pada rezim Dewan Militer yang mengontrol kondisi politik di Mesir. [FW/Dari berbagai sumber].