HTI

Nisa' (Al Waie)

Perempuan Dunia Pun Butuh Khilafah

Perempuan di Dunia Islam sejak 80 tahun secara umum terus mengalami berbagai kemalangan; kemiskinan, penyiksaan, pelecehan hingga terabaikannya hak-hak mereka. Kelimpahan rezeki dan kesejahteraan yang dikabarkan Allah SWT dalam al-Quran, sama sekali tidak dirasakan oleh sebagian besar kaum hawa.

Potret buram nasib perempuan di berbagai belahan dunia serta kerinduan terhadap sistem baru yang akan mensejahterakan perempuan terpapar jelas dari pesan-pesan yang disampaikan para Muslimah delegasi Konferensi Perempuan Internasional di Tunisia 10 Maret lalu. Selain yang hadir di konferensi, Muslimah dari seluruh mancanegara yang hanya bisa menyaksikan konferensi melalui live streaming pun merasakan hal yang sama. Berikut pernyataan mereka:


Umm Awab (HT Sudan):

Perempuan di negara kami hidup dalam kondisi sulit. Mereka menyaksikan dengan sedih pemisahan Sudan Utara dan Selatan hingga banyak perempuan hidup dalam tekanan, penindasan dan kemiskinan. Perang sipil telah memaksa perempuan kehilangan keluarga dan mengungsi ke negara-negara tetangga. Mereka hidup serba kekurangan dan melihat kematian saudara-saudara mereka setiap hari.

Di sana mereka juga menjadi mangsa organisasi-organisasi “kemanusiaan” yang mempromosikan ide-ide beracun berkedok bantuan. Para ibu khawatir karena anaknya tumbuh dengan ideologi bukan Islam dan tanpa konsep jelas tentang standar kehidupan. Sistem pendidikan, media dan lingkungan jauh dari Islam. Semua masalah itu bersumber dari pemerintahan yang korup.

Sistem Kapitalisme sama sekali tidak menjaga hak-hak perempuan Sudan. Untuk itu, kami menyerukan agar kembali kepada hukum-hukum Allah, sehingga janji Allah benar-benar dirasakan dengan tegakknya Khilafah Islamiyah. Kami katakan cukup sudah upaya menyelesaikan segala isu ini dengan perspektif Barat. Hanya sistem Khilafah yang memimpin perubahan menyeluruh dan komprehensif yang mampu menyelesaikan seluruh persoalan perempuan dengan solusi yang benar dan menyeluruh.


Marjam (HT Rusia):

Wanita di negara saya tidak dianggap sebagai manusia, tetapi sebagai komoditi yang dimanfaatkan di berbagai bidang. Konsep mengenai kehormatan dan martabat perempuan telah lama dilupakan. Pelecehan, kekasaran dan tidak menghormati perempuan adalah hal yang umum. Banyak perempuan disalahgunakan oleh laki-laki, baik ayahnya, suaminya, atau bosnya di kantor. Negara turun tangan hanya jika wanita itu sendiri protes atas kebijakan tentang itu, namun itu pun tidak membuahkan hasil. Jadi, tidak ada perlindungan di negara kami, termasuk wanita tidak mendapatkan akses terhadap kesehatan yang baik. Butuh uang banyak untuk itu, sementara tidak setiap kami mampu. Setiap hari wanita menghadapi kecanduan alkohol dan narkoba yang dilakukan ayah, suami, atau anak-anak mereka. Wanita juga mengalami diskriminasi dan kekurangan penghormatan atas dirinya.

Mereka tidak boleh bekerja dan dipecat jika memakai hijab dan shalat. Hampir di semua kota di Rusia, kami, wanita Muslim, diperlakukan sebagai teroris dan ekstremis. Kami mendapatkan berbagai bentuk ancaman dan penghinaan. Muslimah menjadi obyek departemen keamanan federal yang menuntut tanpa keadilan dan bahkan memenjarakannya. Jadi bentuk keamanan dan kepedulian hak-hak perempuan mana yang bisa kami katakan tentang negara kami?


Umm Obada (HT Palestina):

Muslimah di Palestina memanggil saudara Muslim laki-laki di seluruh dunia untuk membebaskan mereka dari pendudukan. Namun, kaum muslim tidak dapat melakukannya di bawah tekanan pemimpin diktator. Maka dari itu, pertama yang harus para diktator itu lakukan adalah menyingkirkan mereka dan mengembalikan khilafah, lalu datang dan membebaskan kami. Palestina diduduki setelah Khilafah runtuh dan tidak akan terbebas kecuali Khilafah kembali tegak. Ini adalah kenyataan, sehingga para Muslimah di Palestina bergabung dan bekerja dengan HT untuk mewujudkan misi ini. Mereka menunjukkan keberanian mereka untuk menyuarakan Khilafah.


Umm Muath (HT Jordan):

Wanita Jordan mengalami berbagai problem, baik di bidang ekonomi, sosial maupun politik. Di antara masalah tersebut adalah kemiskinan, pengangguran, kekerasan dalam rumah tangga dan sebagainya. Semua masalah itu terjadi karena Khilafah tidak ada dan karena diterapkannya sistem Kapitalisme yang menjual sumberdaya milik rakyat kepada pihak individu asing. Wanita Jordan butuh perubahan total, bukan hanya reformasi sebagaimana diklaim pemerintah. Perubahan itu hanya dengan Khilafah dan menerapkan syariah Islam.


Firdaus Said (HT Kenya):

Masalah yang dihadapi wanita Kenya cukup banyak. Mereka merugi dalam segala aspek kehidupan, misalnya kesulitan yang dialami wanita di daerah kumuh dan daerah terpencil yang jauh dari kota. Mereka kekurangan sarana transportasi dan rumah sakit. Orang sakit dipaksa melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di kota dan akhirnya meninggal di perjalanan. Ibu-ibu hamil harus berjalan jauh untuk mendapatkan petugas medis. Ketika saatnya bersalin akhirnya mereka tidak punya tenaga lagi, hingga terjadi pendarahan atau bahkan mengakibatkan meninggalnya sang ibu atau bayinya. Bahkan sekadar mendapatkan air saja, mereka sangat menderita, karena harus menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkan-nya, dengan mengerahkan seluruh keluarga mereka. Perceraian merajalela. Semua itu karena sistem kapitalisme kufur yang menyesatkan. Hasilnya, anak-anak kekurangan lapangan kerja dan terjerumus dalam narkoba. Maka tidak akan terwujud ketenangan dan kedamaian tanpa Khilafah.


Nessrine Boudhafri (HT Tunisia):

Sejak masuknya kolonialisme ke Tunisia, masyarakat Tunisia termasuk perempuan hidup di bawah kepemimpinan diktator. Mereka tertindas, menderita dan direnggut hak-haknya, seperti hak pendidikan dan hak kesehatan. Masyarakat bangkit dan berjuang untuk mengganti kepemimpinan diktator dan sistem yang rusak ini dengan Islam dan Khilafah. Karena Khilafahlah satu-satunya sistem yang akan menyelamatkan perempuan.


Khaleda Begum (Inggris):

Saat ini perempuan dipaksa untuk menjadi sesuatu di luar kondratnya—setara dengan laki-laki, seperti menjadi mandiri, cantik tanpa cacat, dapat melakukan semua hal di luar kapasitasnya. Mengapa kita menerima paksaan aturan manusia ini tanpa keengganan? Sistem Khilafah adalah sistem dari Allah. Allah lebih mengetahui apa yang kita butuhkan dan inginkan dan melalui sistem ini Allah mengatur kebutuhan dan keinginan ini untuk siapa pun yang memilih untuk hidup di dalamnya. Islam secara fitrahnya tidak memaksa. Islam adalah jalan hidup yang meminta manusia memahami secara rasional apa yang mereka yakini. Maka saudari-saudariku, sistem ini menyakinkan kita secara intelektual mengenai bagian-bagian sistemnya dan tidak akan memaksa kita atau orang lain. Faktanya, kita yang akan merasa terjamin oleh sistem ini, insya Allah.

Pola umum dari umat Muslim, berjuang untuk bertahan hidup di dalam lingkungan kufur, adalah untuk mengembalikan penerapan Islam untuk mengisi celah spiritual di dalamnya. Sebagaimana kita belajar dari pendahulu kita (Maryam as., Asiyah ra., Khadijah ra.) dan bahkan saudara-saudara Muslim kita di wilayah yang sedang terjadi revolusi, bahwa Islam adalah sistem yang kita semua ingin terapkan dan harus diperjuangkan hingga mati. Semoga Allah menguatkan kita semua. Saudari-saudariku di negeri-negeri Muslim, kami mendapatkan inspirasi dari anda sekalian.


Iffy (Inggris):

Suatu hal yang menjijikkan melihat dunia tanpa Islam ketika para penguasa mengabaikan pengurusan terhadap perempuan. Sebuah dokumentasi memperlihatkan saudari-saudari Muslim kita di Pakistan disiram dengan air keras dengan kondisi yang memilukan hati. Perempuan-perempuan yang menderita ini tidak memiliki penguasa yang mampu menyelesaikan masalah ini. Para penguasa mereka sibuk mengeruk kekayaan umat sebelum masa jabatan mereka habis. Mereka tidak memiliki solusi tuntas untuk setiap masalah, namun justru memunculkan banyak masalah baru terkait dengan hubungan mereka dengan Barat.


Salina Hussain (Inggris):

Saat ini bukan fakta yang mengganggu ketika menjumpai banyak perempuan di dunia dieksploitasi melalui pelacuran atau pelecehan di tempat kerja oleh koleganya hanya karena anda seorang perempuan. Sayangnya isu ini telah menjadi kebiasaan dan justru yang diharapkan. Inilah hasil dari kehidupan yang memakai aturan manusia. Perempuan lelah atas keadaan mereka dan ingin mencari jalan untuk keluar dari penindasan ini. Kita sebagai perempuan Muslim paham bahwa satu-satunya perlindungan dan keamanan yang sesungguhnya adalah dengan penerapan Khilafah dimana hanya aturan Allah SWT yang memastikan keadilan bagi perempuan. Lihatlah kondisi perempuan Muslim dan bagaimana di bawah Kekhilafahan Usmani sepasukan tentara dikirim untuk melindungi perempuan.


Sally Elmore (Amerika Serikat):

Saya percaya bahwa banyak laki-laki di Amerika tidak menyukai Islam karena dalam Islam perempuan memiliki hak-hak, bisa bekerja dan menyimpan uang mereka sendiri. Para laki-laki terbelakang itu berpikir seorang perempuan ditempatkan di sini hanya untuk tujuan mereka semata dan tidak memiliki hak-hak. Saya adalah seorang perempuan Amerika dan telah melihat kedua hal tersebut, dan saya memilih Islam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*