Seorang pedagang yang sukses adalah pedagang yang mampu menarik keuntungan sebanyak-banyaknya. Sedangkan Da’i yang sukses adalah da’i yang mampu menarik hati umat sedalam-dalamnya sehingga kesadaran umat akan Islam semakin meningkat. Dalam artian ia mampu mengajak orang yang ia dakwahi untuk turut serta dalam jalan panjang dakwah dan perjuangan itu sendiri.” Begitu kalimat yang saya kutip dari statement ustadz Arief B.Iskandar.
Apabila statement ini dipahami oleh setiap penyeru dakwah, tentu akan menjadi keuntungan bagi pergerakan dakwah secara umum. Semakin banyak da’i yang dapat menarik orang untuk masuk barisan dakwah, akan semakin besar pula kekuatan dakwah ini. Inilah urgensitas dakwah fardhiyyah yang termanifestasikan dalam sebuah aktivitas mulia yang bernama ittishal (kontak).
Sejak Allah SWT menurunkan surat al-Mudatsir, Nabi Muhammad saw. semakin memperluas zona dan pengaruh dakwahnya. Setelah sebelumnya beliau sukses mengislamkan orang terdekatnya dalam rumah semacam; Sayyidah Khadijah (istri beliau), Zaid bin Haritsah (maula beliau) dan Ali bin Abi Thalib (sepupu beliau). Beliau mulai merambah orang-orang ‘luar’ rumahnya seperti Abu Bakar dan sahabat-sahabat beliau lainnya. Begitulah Rasulullah, tak pernah lelah melakukan dakwah melalui wasilah kontak ini. Beliau rela meninggalkan ‘zona nyaman’-nya untuk bersua dengan manusia bangsa Qurays guna menyadarkan mereka terhadap risalah kebenaran Islam.
Tak hanya sampai di situ, ketika mengutus sahabat Mush’ab bin Umair pun, Rasulullah saw. tak lupa membersitkan sebuah pesan yang dipegang teguh oleh Mushab, yaitu “Sibghah (warnai) kota Yatsrib!” Dari pesan agung ini Mushab bin Umair pun tak bisa tinggal diam menyusuri segenap penjuru kota Yatsrib untuk mengenalkan Islam kepada mereka. Lewat kontak Mushab inilah akhirnya ‘kunci gerbang’ tegaknya Daulah Islam mulai tergenggam. Lewat lisan dan gaya elegannyalah Saad bin Muadz, Usaid bin Hudhair dan para pemuka kaum penghuni Yatsrib memeluk Islam. Maka jadilah nama Mushab melegenda sebagai ‘Muqri’ Madinah’, karena dialah yang pertama membacakan titah dan petuah dari Rasulullah saw. kepada penduduk Yatsrib.
Kini, urgensitas ittishal (kontak dakwah) baik yang maqsudah (terencana) maupun ghayru maqsudah (tidak terencana) tetap tak tergantikan. Lewat lisan-lisan mulia para pengemban dakwah, satu-persatu manusia mulai sadar akan arti dan makna Islam yang sebenarnya. Maka tak mengherankan jikalau kebangkitan Islam akan segera tercapai, tidak lama lagi. Lanjutkan! (kontak).[ eLHutriSLAMiC (Penulis KUTLAH-Media)]