HTI

Lintas Dunia (Al Waie)

Lintas Dunia [Mei 2012]

PM Tunisia dari An-Nahdhah Buka Kembali Sinagog Yahudi Tertua

HTI-Press. Pemerintah Tunisa yang sebelumnya menolak syariah Islam sebagai dasar negara Tunisia , tidak melarang minuman keras dan membolehkan bikini di pantai Tunisia, sekarang membuka kembali sinagog tertua yang menjadi pusat peribadatan Yahudi di Afrika.

Wartawan BBC (BBC Online, 17/4) melaporkan, Kementerian Pariwisata Tunisia akan membuka kembali Pulau Djerba bagi orang Yahudi setelah tahun lalu sempat dihentikan karena unjuk rasa menentang pemerintah di negara itu.

Menteri Pariwisata Elyes Fakhfakh mengatakan kepada para wartawan, Selasa 17 April, ingin mempertahankan tradisi kunjungan Yahudi yang sudah berlangsung selama berabad-abad itu. Hal tersebut disampaikan pada hari penutupan konferensi Organisasi Pariwisata Internasional PBB, UNWTO, yang berlangsung di Pulau Djerba.

Di pulau itu terdapat sebuah sinagog yang diperkirakan merupakan salah satu sinagog tertua di Afrika . Setiap tahunnya sekitar 6.000 umat Yahudi—yang sebagian berasal dari Eropa dan Israel—berkunjung ke sinagog Ghriba di Djerba.

Sebelumnya sempat terdengar kabar bahwa Tunisia tidak ingin meneruskan tradisi itu untuk menerapkan apa yang disebut sebagai pariwisata halal. Namun, menjelang pembukaan konferensi, Senin (16/04), Perdana Menteri Tunisia, Hammadi Jebali, juga sudah menegaskan bahwa rakyat Tunisia yang toleran akan menyambut baik umat Yahudi di Pulau Djerba, seperti pada masa-masa yang lalu.

“Kami akan menjamin kondisi yang baik bagi kegiatan pariwisata di negara ini dengan memerangi sejumlah perilaku,” tuturnya kepada para wartawan, seperti dikutip kantor berita AFP. [AF dari berbagai sumber]


Omong Kosong Demokrasi Mesir, Capres dari Tokoh Islam dicoret

Upaya Barat untuk tetap mengontrol Mesir agar tetap sekular semakin tampak jelas. Lewat Dewan Militer Mesir yang berkuasa, Amerika Serikat dan sekutunya berupaya menghalang-halangi kemunculan tokoh dari umat Islam untuk menjadi presiden Mesir mendatang.

Demokrasi Mesir yang baru, yang sering dipuja-puja oleh Barat, hanyalah isapan jempol belaka. BBC Online (18/04) melaporkan, sejumlah kandikat presiden Mesir tetap didiskualifikasi. Wartawan BBC di Kairo melaporkan, keputusan pengadilan tersebut mengubah peta pemilihan presiden.

Abu Ismail, calon kuat dari Salafi yang juga berada di lokasi, kepada para pendukungnya mengatakan, “Kita menjadi korban konspirasi oleh pihak yang tidak bisa Anda bayangkan. Apa yang terjadi di dalam adalah penghianatan untuk menciptakan perpecahan.”

Sebelumnya, secara mengejutkan dua calon presiden yang merupakan tokoh Islam Sabtu kemarin dicoret oleh Komisi Pemilihan Presiden, HPEC. Khairat al-Shatir, seorang pebisnis dan wakil ketua Ikhwanul Muslimin, didiskualifikasi karena sengketa dakwaan masa lalu. Padahal semuanya tahu, pengadilan pada masa Mubarak adalah pengadilan keji, palsu dan penuh rekayasa. Adapun Abu Ismail calon presiden dari Salafi didiskualifikasi karena ibunya memegang kewarganegaraan AS, yang sudah ia bantah dengan keras.

Untuk menunjukkan bahwa calon dari Islam bukanlah menjadi target, Komisi Pemilihan Presiden sengaja mencoret Omar Sulaiman, mantan wakil presiden yang juga menjabat kepala Departemen Intelejen di bawah kepemimpinan Mubarak. Pencalonan Omar Sulaiman hanyalah rekayasa karena siapapun di Mesir paham bahwa Omar merupakan antek Mubarak yang dibenci rakyat.

Wartawan BBC melaporkan, ada ketidaknyamanan mendalam terkait ketidakberpihakan HPEC tersebut. Ketua Komisi, Farouk Sultan, adalah mantan petinggi militer dan hakim di pengadilan militer. Dengan adanya keputusan terbaru ini maka kandidat tersisa adalah mantan ketua Liga Arab Amr Moussa, Abdel Moneim Aboul Fotouh dan mantan perdana menteri Ahmed Shafiq. Ketiga capres ini dikenal sekular dan lebih bisa diterima oleh Amerika dan Israel. Fotouh yang memisahkan diri dari Ikhwanul Muslimin dalam pernyatannya siap untuk tetap mempertahankan perjanjian damai dengan Israel.

Meskipun mengklaim lebih demokratis, Dewan Militer Mesir—yang baru saja mendapat bantuan dana dari Amerika Serikat—menggunakan berbagai cara untuk menghalangi kemunculan kekuatan Islam meskipun hanya sedikit dan tidak utuh. Dalam Pemilu anggota parlemen kemarin, para kandidat dilarang mengusung isu-isu Islam, bahkan slogan “Islam adalah Solusi” pun dilarang.

Pengadilan Administratif di Kairo pada tanggal 10/4/2012 memutuskan untuk menghentikan keputusan Parlemen terkait pembentukan sebuah Majelis Konstituante yang bertanggung jawab menyusun konstitusi. Mereka khawatir karena kebanyakan anggota Parlemen itu berasal dari gerakan Islam. Sekitar 75% anggota Parlemen berasal dari gerakan-gerakan Islam setelah gerakan-gerakan Islam memenangkan pemilihan pasca revolusi.

Berkaitan dengan ini, Kantor Berita HT (17/4) menyatakan semua ini menunjukkan bahwa prinsip (kehendak) mayoritas yang diakui dan diserukan oleh demokrasi dapat ditolak dan dibatalkan oleh pengadilan dengan cara apapun. Ini juga menunjukkan bahwa demokrasi adalah kendaraan para rezim sesuai dengan kepentingan mereka. Mereka menyerukan demokrasi kalau ada kepentingannya di sana, di lain waktu justru menginjak-injak demokrasi kalau mengancam kepentingannya.


Kekejian Pasukan Penjajah Amerika Terulang Lagi, Karzai Hanya Mengecam

Tidak berbeda dengan sebelumnya, Presiden ‘Boneka Barat’ Hamid Karzai hanya mengecam foto-foto yang memperlihatkan tentera Amerika berpose dengan jenazah mujahidin Taliban. Foto itu memperlihatkan bagaimana tentara penjajah memegang potongan kaki dari jenazah pejuang Afganistan. Karzai sebatas mengatakan hal itu sebagai tindakan yang tidak manusiawi.

Dalam salah satu foto terlihat tentara Amerika Serikat memegang potongan kaki dari jenazah seorang pengebom bunuh diri. “Sangat memuakkan untuk mengambil foto dengan bagian tubuh dan memperlihatkan foto itu kepada orang lain,” katanya dalam sebuah pernyataan, Kamis 19 April.

Insiden seperti ini bukan pertama kali terjadi. Pada Januari 2012 muncul video yang memperlihatkan empat tentara Amerika Serikat mengencingi jenazah tiga pendukung Taliban. Tentara Amerika Serikat kembali berulah pada 22 Februari ketika di Pangkalan Militer Bagram di pinggiran kota Kabul mereka membakar al-Quran. Unjuk rasa dengan kekerasan marak selama beberapa hari dan sembilan orang tewas, termasuk dua tentara AS. Lalu pada 11 Maret 2012 Sersan Robert Bales menyerang penduduk desa di rumah mereka di Provinsi Kandahar dengan korban jiwa 16 orang. Sebagian korban adalah perempuan dan anak-anak. Kemudian pada 18 April 2012, Harian Los Angeles Times menerbitkan foto tentara AS berpose dengan jenazah pengebom bunuh diri. Foto diambil pada tahun 2010.

Foto-foto yang mengundang kecaman tersebut diambil pada tahun 2010 dan diterbitkan oleh Harian Los Angelese Times, Rabu 18 April 2012. Harian ini memilih untuk tetap menerbitkan foto-foto keji ini meskipun mendapat tekanan sebelumnya agar tidak mengangkat masalah ini. Insiden terbaru ini makin memperburuk citra tentara Amerika Serikat di mata warga Afganistan setelah pada bulan Januari muncul video yang memperlihatkan marinir Amerika Serikat mengencingi jenazah pendukung Taliban.

Foto-fota keji ini sekali lagi mencerminkan peradaban menjijikkan Kapitalisme Amerika. Pangkal dari semua ini adalah penjajahan Amerika di negeri Islam itu yang dibantu bonekanya, Hamid Karzai. Kalau Karzai memang pemimpin sejati, tentu yang dia lakukan bukan hanya mengecam, tetapi mengusir Amerika dan sekutunya dari bumi Afganistan. Jelas ini mustahil dia lakukan sebagai boneka Amerika.


HT: Bantuan Amerika untuk Mesir Adalah Alat Penjajahan

Bantuan Amerika Adalah Alat Penjajahan dan Penerimaan Terhadapnya Adalah Bunuh Diri Politis dan Penelantaran Negeri! Demikian ditegaskan oleh Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir dalam pernyataan persnya (1/1/2012).

Sebagaimana diberitakan The New York Times (23/3/2012), Hillary Clinton akhirnya tetap memutuskan memberikan bantuan militer kepada Mesir. Selama ini  Mesir  mendapat bantuan Amerika dalam bentuk bantuan militer sebesar $ 1,3 miliar setiap tahunnya. Selama ini sebagian besar bantuan  ini digunakan untuk mempertebal kantong-kantong perwira militer Mesir. Uang menjadi suap yang efektif untuk mengendalikan militer Mesir.

Berkaitan dengan hal ini, Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir menyerukan umat Islam tidak perlu meminta bantuan dari siapapun!  Kaum Muslim menolak (bantuan) musuh umat ini!  Bantuan-bantuan yang diberikan ke negeri kaum Muslim itu bersyarat berupa jaminan penjagaan atas perjanjian-perjanjian damai dengan entitas pendudukan Yahudi.

Allah SWT telah menganugerahi umat Islam dengan potensi dan kekayaan yang tak terhitung, mulai kekayaan minyak di Libya dan Teluk sampai berbagai kekayaan yang banyak lainnya di negeri Maroko Arab.  Negeri yang di dalamnya ada semua kekayaan itu tidak membutuhkan bantuan-bantuan Amerika atau Barat. Bantuan-bantuan Amerika dan Barat diberikan ke negeri-negeri kaum Muslim untuk mengontrol mereka serta sumber-sumber dan keputusan-keputusan politisnya.  [FW/Dari berbagai sumber].

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*