Krisis ekonomi yang terjadi di pusat-pusat Kapitalisme dunia seperti Amerika dan Eropa, menimbulkan pertanyaan besar akan kemampuan ideologi ini untuk bertahan. Para penganut Kapitalisme—meski mengakui bahwa Kapitalisme memiliki kekurangan dan cacat—tetap menyakini Kapitalisme memiliki kemampuan beradaptasi dan memodifikasi diri sehingga mampu bertahan lama.
Apakah kelemahan ideologi ini bersifat substansial atau tidak? Sampai sejauh mana ideologi ini bisa bertahan?
Temukan jawabannya dalam wawancara Redaksi dengan Jamal Harwood, Kontributor Tetap New Civilisation, Dosen Finance dan Anggota Komite Eksekutif Hizbut Tahrir Inggris (Redaksi).
Apa yang salah secara fundamental dengan ideologi Kapitalisme?
Kesalahan fundamental dalam ideologi Kapitalisme adalah karena ideologi ini mengkompromikan dua posisi yang bertenta-ngan, sehingga toleransi di anggap berada di atas kebenaran dan kebenaran keimanan.
Dua posisi yang bertentangan tersebut adalah supremasi perintah Ilahi melalui perantaraan Gereja dan supremasi pemikiran manusia. Kompromi pun lahir agar tafsiran Gereja mengenai ‘dosa asal’ dimana kejahatan dan nafsu merupakan sifat alami manusia tidak mengekang ide-ide filosofis Rousseau yang berpendapat bahwa manusia lahir dengan mulia dan karenanya kebebasan akan mewujudkan kemuliaan dan kebaikan.
Yang benar, manusia dilahirkan dengan netral dari kebaikan atau kejahatan dan tidak memiliki informasi apa pun yang bisa digunakan untuk memberikan penilaian yang benar.
Ketika akal pikiran manusia menjadi berdaulat dan pada saat yang sama manusia juga tidak lahir membawa kebenaran, maka penilaian manusia bisa dipengaruhi oleh kekuasaan yang korup dan sistem yang menyokong sekelompok kecil orang yang mendominasi kekayaan dan pengaruh.
Dalam Islam, Allah SWT sajalah yang memiliki hak untuk menentukan kebenaran dan kesalahan. Dalam Islam, kemungkinan penguasa melakukan korupsi diminimalisasi melalui keberadaan partai-partai politik yang mengingatkan penguasa itu, dan sebuah cabang hukum pemerintahlah yang memiliki kekuasaan eksekutif untuk memberhenti-kan penguasa yang menyimpang. Lagipula nilai-nilai yang ditanamkan adalah berbeda sedemikian rupa sehingga mengejar kekuasaan duniawi haruslah tunduk pada mencari keridhaan Allah SWT, dengan cara mengurangi permasalahan dari penyebabnya.
Apa dampak dari kelemahan ideologi itu bagi kemanusiaan dan umat manusia?
Dampak negatif dari kelemahan ideologi Kapitalisme terlihat dalam setiap kelompok masyarakat. Status moral dan sosial-ekonomi dunia pada saat ini dapat dikaitkan dengan efek-efek buruk kapitalisme. Tingginya produktivitas dan kemajuan teknologi yang sering dipuji sebagai keistimewaan ideologi Kapitalisme. Ini justru ironis karena sebenarnya hal tersebut tidak berhubungan langsung dengan ideologi apapun, termasuk kemajuan ilmiah yang secara historis dipromosikan oleh semua ideologi. Masalahnya adalah bagaimana dan di mana produksi atau teknologi yang berhubungan dengan ideologi itu dikerahkan. Terpisahnya kelompok kaya dan kelompok miskin—akibat konsentrasi kekayaan yang kronis, di mana 20% orang memiliki barang dan mengkonsumsi 80% sumberdaya (sebuah prinsip Pareto tahun 1906 yang terkenal)—masih tetap berlaku setelah satu abad melalui Indikator World Bank tahun 2005). Sekitar 20% rakyat paling miskin hanya mampu membeli sekitar 1% dari apa yang tersedia. Peluang pendapatan yang tidak setara ini menyebabkan kesenjangan kesempatan yang melahirkan pengkelasan (stratifikasi) masyarakat, yang bertentangan dengan janji-janji mereka.
Kapitalisme telah menjerumuskan dunia ke dalam dua perang dunia. Tak terhitung pula upaya-upaya kolonial yang masih berlangsung, korupsi yang meningkat dan fragmentasi, kemiskinan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan lebih dari 1 miliar orang berada dalam kelaparan serius. Di antara keburukan-keburukan yang lain dari Kapitalisme adalah bahwa ia telah mengantarkan ke dalam zaman keemasan hedonisme dan pergaulan bebas, yang dijamin oleh dasar-dasar Kapitalisme. Oleh karena itu ungkapan-ungkapan seperti “kebebasan wirausaha” dan “hak-hak individu” telah memunculkan asumsi yang menyesatkan bahwa Kapitalisme adalah ideologi yang maju secara sosial dan ekonomi.
Lalu apa yang secara fundamental salah dengan sistem ekonomi kapitalis?
Kebebasan kepemilikan adalah definisi sempit dari Kapitalisme. Kapitalisme memiliki banyak variasi termasuk di dalamnya adalah perbedaan tingkat intervensi pemerintah terhadap pasar. Kalau tingkatan-tingkatan tersebut tidak dikritik secara detil dan mendasar, maka sistem Kapitalisme masih akan bertahan.
Namun, semua variasi Kapitalisme memiliki masalah yang sama yang muncul dari akar Kapitalisme itu sendiri. Dalam konteks ini, pikiran manusia tidak mampu untuk mengatur keseimbangan antara pasar bebas dan peraturan pemerintah pada titik di mana kekayaan dapat dibuat dan didistribusikan. Hal ini mengandung pengertian bahwa itulah tujuan pengaturan ekonomi. Padahal dalam kenyataannya tidak seperti itu dan sistemlah yang dibajak untuk bisa menguntungkan kaum elit.
“Seni pemerintahan adalah bagaimana mengambil uang sebanyak mungkin dari seorang warga untuk diberikan kepada warga yang lain.” (Voltaire, 1770).
Bahkan jika pemerintah mencoba untuk mengatur pasar bebas yang dimaksudkan untuk menciptakan sistem meritokrasi tersebut, para pelaku pasar yang mencari kebebasan dan manfaat di atas segalanya, cenderung mencari cara untuk memotong atau mereformasi peraturan-peraturan atau mengadakan bank-bank ritel dan investasi spekulatif. Dengan demikian, pendekatan ini tidak bisa berjalan karena kurangnya niat atau kemampuan untuk mengatur pasar.
Di sisi lain, Islam memberikan kerangka yang benar yang memungkinkan terjadinya mekanisme pasar dalam lingkungan yang diatur dengan aman. Selain itu, tabiat melanggar atau mengelabui peraturan bukanlah norma yang umum karena tertanamnya nilai-nilai Islam pada masyarakat.
Sistem ekonomi kapitalis berdiri di atas paradigma bahwa masalah ekonomi adalah masalah kelangkaan dan solusinya adalah melalui pertumbuhan. Apakah konsep ini benar?
Bagi kaum kapitalis, kelangkaan adalah masalah utama dalam perekonomian karena keinginan masyarakat yang tidak terbatas, sedangkan barang dan jasa atau sumberdaya yang diperlukan untuk memproduksi barang dan jasa jelas terbatas. Pertumbuhan atau meningkatkan produksi barang dan jasa dipandang sebagai cara untuk memuaskan sebagian besar keinginan mayoritas rakyat.
Masalah yang muncul dengan pemahaman seperti ini adalah bahwa hal ini tidak menggambarkan sifat manusia dengan benar. Manusia memiliki kebutuhan dan keinginan mendasar. Tanpa barang dan jasa yang bisa memenuhi kebutuhan dasarnya manusia akan punah, sementara tidak adanya pencapaian kebutuhan atau keinginan akan menjadikan manusia tidak puas sepenuhnya. Di antara kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah makanan (termasuk air), pakaian dan tempat tinggal. Tidak ada kelangkaan dalam hal sumberdaya untuk bisa memenuhi kebutuhan dasar bagi 70 miliar orang apalagi penduduk dunia saat ini (hanya) 7 miliar.
Sistem ekonomi kapitalis menjamin kebebasan kepemilikan dengan membiarkan ekonomi sepenuhnya berkembang maupun memaksimal-kan sumberdaya, apakah konsep kepemilikan ini benar dan apa dampaknya bagi kehidupan ekonomi?
Kebebasan untuk memiliki harta adalah salah satu prinsip utama ekonomi kapitalis. Kaum kapitalis berpendapat bahwa tidak adanya hambatan bagi kepemilikan ekonomi akan memberikan alokasi sumberdaya yang paling efisien. Hal ini karena sumberdaya seperti tanah, tenaga kerja dan modal tersebut kemudian dialokasikan bagi kegiatan yang paling produktif yang didasarkan pada motif memaksimalkan keuntungan. Secara kontras, total pembatasan kepemilikan seperti larangan atau pembatasan parsial seperti pada pajak, peraturan (termasuk nasionalisasi) dapat menghilangkan atau mengurangi insentif untuk mendapatkan harta yang membelenggu kegiatan ekonomi. Ini berarti bahwa tanah, tenaga kerja dan modal kemudian tidak termanfaatkan secara optimal.
Yang menjadi masalah dengan konsep ini adalah bahwa hal ini tidak bisa berjalan. Bahkan negara-negara yang paling kapitalis pun melarang atau menerapkan pembatasan kepemilikan. Contohnya, perbudakan (pemilikan budak) dilarang dan pemilikan obat-obat narkotik juga dilarang. Kebebasan kepemilikan adalah hanya teoretis karena jika hal itu diterapkan dalam kehidupan ekonomi maka akan mengakibatkan penindasan, eksploitasi dan penyalahgunaan kekuasaan pada skala yang melebihi tingkat pada hari ini.
Apakah dengan mekanisme harga Kapitalisme dapat mendistribusikan kekayaan secara adil dan membawa kesejahteraan bagi semua orang?
Mekanisme harga adalah penggunaan harga dan keterjangkauan (affordability) untuk menentukan siapa yang mendapatkan akses atas barang dan jasa. Hanya orang-orang yang dapat membayar harga pasarlah yang memperoleh barang dan jasa, sementara mereka yang tidak bisa membayar tertolak. Harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran barang dan jasa pada pasar, sementara keterjangkauan ditentukan oleh pendapatan dan kekayaan seorang individu atau sebuah rumah tangga.
Harga memberikan sinyal kepada produsen atas barang-barang mana yag diproduksi dan (sinyal) kepada konsumen mengenai barang-barang mana yang mereka mampu beli. Hal ini dikatakan bisa mencapai alokasi sumberdaya yang efisien dalam produksi barang dan jasa yang paling menguntungkan. Namun, di antara kaum kapitalis sendiri mengakui bahwa tindakan ini tidak akan menghasilkan masyarakat yang adil atau sejahtera bagi semua.
Para ekonom mengakui bahwa Kapitalisme memiliki kekurangan dan cacat. Namun, sebagian mengatakan bahwa Kapitalisme memiliki kemampuan beradaptasi dan memodifikasi diri sehingga mampu bertahan lama. Apa pendapat Anda tentang ini?
Ideolog pasar bebas berpendapat bahwa krisis merupakan siklus bisnis; yang berarti bahwa krisis adalah fenomena alami. Mereka mengklaim bahwa secara historis karena waktu dan alam, semua ekonomi akan melalui musim saat kekayaan yang diciptakan menyebabkan pesatnya keuntungan (booming) dengan banyaknya kekayaan yang dihasilkan. Mereka menganggap hal ini tak terelakkan, bahwa tidak semua orang akan mendapat manfaat dari booming ekonomi ini dengan cara yang sama. Lalu ketika keuntungan mencapai tingkat tertentu maka secara alami kegiatan ekonomi akan melambat, yang oleh sebagian ahli ekonomi dianggap perlu karena hal ini akan mengarah pada redistribusi kekayaan. Jadi, dari perspektif ini kejatuhan ekonomi (crash) diperlukan selama saat kembali menanjaknya siklus sehingga kekayaan tidak akan terdistribusikan dengan cara yang sama. Jadi setelah terjadinya kejatuhan (crash), penurunan (downturn), kemerosotan (slump) dan resesi, ideologi pasar bebas menyalahkan alam karena menciptakan siklus bisnis itu!
Kemampuan Kapitalisme untuk beradaptasi sebenarnya adalah karena landasannya memang tidak sakral sehingga membolehkan adanya intervensi dari ideologi lain. Karena itu, tidak jarang kita melihat adanya suatu intervensi ideologi lain seperti Sosialisme untuk menyelamatkan pasar bebas Kapitalisme dari krisis ekonomi.
Lalu bagaimana masa depan Kapitalisme? Akankan ia runtuh dan bagaimana hal ini terjadi?
Krisis ekonomi global telah menyisakan banyak pertanyaan mengenai kesesuaian Kapitalisme sebagai sistem yang ideal bagi dunia. Faktor utama yang mengalihkan perhatian dari dasar-dasar Kapitalisme adalah legalisasi atas segala sesuatu sebagai akibat dorongan liberalisasi, yang merupakan pusat bagi setiap masyarakat kapitalis. Melalui hal ini, tindakan-tindakan ilegal dan tidak bermoral dari waktu ke waktu menjadi dapat diterima bahkan disahkan. Kita menemukan prostitusi telah menjadi sah dengan berkedok melindungi kaum perempuan, obat-obatan telah menjadi sah karena pertimbangan kesehatan dan pornografi telah menjadi sah dengan alasan untuk melindungi hak-hak individu. Pendekatan yang pragmatis ini berarti Kapitalisme akan menjadi lebih individualistis karena individu-individu melakukan tindakan untuk keuntungan pribadi dengan hanya sedikit memperhatikan akibatnya. Hal ini terlihat pada perusahaan-perusahaan perumahan Amerika yang menawarkan pinjaman (sub-prime mortgage) kepada rakyat miskin yang tidak memiliki kemampuan untuk membayar kembali hutangnya.
Berkaitan dengan potensi menurunnya Kapitalisme, hal ini hanya akan terjadi ketika masyarakat kapitalis Barat mempertanyakan dasar-dasar Kapitalisme. Itu kemungkinan besar akan terjadi ketika dibuat perbandingan antara sifat masyarakat sekarang dan sebelumnya. Dengan demikian mereka akan mulai fokus pada masalah-masalah saat ini dan membandingkannya dengan alasan-alasan ketiadaan mereka pada masa lalu. Hal ini seharusnya mengarah untuk mempertanyakan undang-undang yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah tersebut dan atas dasar apa undang-undang itu dideduksi.
Apa yang akan mempercepat jatuhnya Kapitalisme ini adalah dengan munculnya sistem alternatif (baca: Islam) bagi masyarakat karena itu akan menunjukkan adanya sebuah alternatif dari penyakit-penyakit yang ditimbulkan sistem Kapitalisme. []