Berkaitan dengan pentingnya mengontak tokoh, ada sebuah kisah yang menarik yang harus kita jadikan contoh dalam menempuh tahapan ini, yaitu kisah seorang sahabat Rasulullah saw. yang bernama Mushab bin Umair. Mushab yang diutus Rasulullah ke Yastrib (Madinah) untuk menyebarkan Islam, melakukan kontak dakwah kepada ahlul quwwah di Yastrib (Madinah). Ia melakukan kontak kepada As’ad yang waktu itu masih berada dalam kemusyrikan. Kontak yang dilakukan kepada As’ad bin Zararah menuai keberhasilan sehingga beliau pun ikut bergabung di barisan pejuang Islam dan bersama-sama menyebarkan Islam. Kontak yang dilakukan pun tidak terhenti pada As’ad, melainkan berlanjut kepada ahlul quwwah lainnya, yaitu Saad bin Muadz dan Asyad bin Hudhair, dua pemimpin bani Abdul Asyhal yang saat itu masih musyrik. Berkat pertolongan Allah diiringi dengan keuletan Mush’ab dan As’ad, kedua pemimpin bani Abdul Asyhal itu pun kemudian masuk Islam dan diikuti oleh seluruh kaumnya.
Dari kisah tersebut, kita mendapati bahwa ada dua aspek penting yang didapatkan ketika kita mengontak tokoh. Pertama: mempercepat penerimaan orang-orang terhadap Islam yang ideologis, yakni Islam sebagai sistem hidup. Kedua: mempercepat penerapan syariaH Islam. Sebab, tokoh merupakan simpul umat yang mampu mengajak lebih banyak orang lagi untuk menerapkan syariah Islam.
Kontak dakwah yang dilakukan kepada ahlul quwwah selayaknya bisa menjadikan mereka sebagai bagian dari pejuang syariah dan Khilafah dan berada di garda terdepan dalam memperjuangkannya. Pasalnya, ahlul quwwah merupakan pemilik kekuatan real di tengah-tengah umat. Dengan demikian tokoh sebagai simpul umat dan simpul kekuatan harus sama-sama kita rengkuh agar penyerahan kekuasaan yang sebentar lagi akan terjadi bisa berlangsung secara damai. Insya Allah.
Dalam menempuh tahapan ketiga dari dakwahnya, Rasulullah saw. melakukan kontak dakwah kepada kabilah Aus dan Khazraj sehingga beliau pun mendapatkan nushrah dari kedua kabilah tersebut. Mereka secara sukarela menyerahkan kekuasaannya kepada beliau. Rasulullah kemudian didaulat sebagai pemimpin melalui Baiat Aqabah II. Rasulullah pun menjalankan dan melaksanakan amanah yang telah beliau terima dengan menggunakan hukum Allah setelah beliau hijrah ke Madinah dan mendirikan Daulah Islamiyyah di Madinah.
Inilah pentingnya mengontak tokoh yang di dalamnya ada ulama, militer, petinggi, politisi, intelektual, kepala suku dan sebagainya demi menyatukan langkah umat menuju tegaknya syariah Islam di muka bumi ini. [Rismayanti Nurjannah; Mahasiswi Bahasa dan Sastra Indonesia; UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) Bandung]