Bergaul dengan orang-orang shalih yang bersemangat dalam dakwah adalah satu kunci penting terpeliharanya energi dakwah. Akan ada orang yang dengan senang hati mengalirkan energi dakwah ketika kita mulai lemah. Ada orang yang akan selalu menyemangati ketika kita ‘jatuh’. Hingga kita akan cepat bangkit dari kelemahan dan keterpurukan.
Bagaimana tetap memelihara semangat dan energi dakwah hingga kita tak hanya berpijar tapi juga mampu menyinari kegelapan dan membangkitkan energi dakwah bagi orang lain?
Pertama: Taqarrub ilalLah. Allah SWT adalah satu-satunya tempat memohon dan bergantung. Dialah yang Mahakuat, Mahaperkasa, Mahahebat (lihat: QS al-Fatihah [1]: 5; QS al-Baqarah [2]: 153). Kedekatan dengan Allah melalui berbagai ibadah mahdhah maupun ghayru mahdhah akan terus menyalakan energi dakwah dalam diri kita.
Kedua: Halaqah. Pengkajian rutin dan intensif tsaqafah Islam merupakan bagian terpenting pembentukan kepribadian Islam seorang pengemban dakwah. Di sinilah dibangun pola pikir islami dengan mengkaji berbagai tsaqafah Islam yang sangat dibutuhkan untuk dakwah, juga akan ditata pola sikap setiap pengemban dakwah agar selaras dengan pemikiran Islam yang dipahami. Akan tetapi, Halaqah tak boleh hanya sekadar transfer tsaqafah, melainkan juga transfer energi dakwah, hingga mampu terus mengobarkan semangat dalam berjuang.
Ketiga: Berjamaah. Sebuah tujuan besar untuk membangkitkan umat takkan bisa diemban sendiri (lihat: QS Ali-Imran [3]: 104). Subhanallah, Allah Mahatahu tentang kemampuan hamba-Nya. Karena itu Allah SWT memerintahkan kepada kita tuk berjamaah dalam mengemban dakwah. Berada dalam sebuah barisan dakwah akan membantu terus terpeliharanya energi dakwah. Berjamaah memungkinkan kita untuk saling mengingatkan ketika mulai lengah dan lupa; bisa saling mengokohkan untuk istiqamah di jalan dakwah; bisa saling meluruskan jalan yang bengkok hingga kita akan sampai di tujuan dengan selamat. Demikianlah sebagaimana Rasulullah saw. juga membangun sebuah kutlah (kelompok) bagi para sahabat di Makkah.
Keempat: Berdakwahlah. Berdakwah tentu akan selalu memelihara energi dakwah. Berdakwahlah sesulit apapun itu. Kobarkanlah semangat dakwah dalam diri kita. Ingatlah bahwa dakwah adalah sebuah kewajiban dari Allah. Ingatlah betapa besar kemuliaan bagi seorang pengemban dakwah. Jadilah pemberi semangat, jangan hanya menunggu uluran semangat. Lihatlah realitas umat yang membutuhkan uluran dakwah. Bangkitlah dan bergeraklah sekecil apapun yang Anda lakukan, karena diam akan mematikan energi dakwah. Diam adalah sebuah kerugian besar (lihat: QS al-‘Asr [103]:1-3) Diam berarti membiarkan diri kita terhanyut oleh derasnya arus sekularisasi dan kapitalisasi.
Kelima: Jauhi maksiat. Kemaksiatan akan mereduksi energi dakwah dalam diri kita. Sungguh setiap kemaksiatan akan semakin menjauhkan kita dari pertolongan Allah. Kemaksiatan akan menjadikan seruan lisan kita hanyalah seruan kosong tak bermakna. Allah SWT amat membenci hamba-Nya yang mengatakan apa-apa yang tidak dia perbuat (lihat: QS ash-Shaff [61]: 2-3).WalLahu’alam bi ash-shawab. [Ummu Hafidz; Ibu Pencetak Generasi Rabbani, Tinggal di Mataram]
tetap semangat dalam berdakwah demi tegaknya tauhid di bumi Allah, Allahu akbar
energi positif dakwah memang harus dirajut agar bisa menjadikan kain bendera liwa raya bisa menaungi semua umat.
betul..betul..betul…