Pilar College Larang Mahasiswinya Berkerudung
Bukan hanya di Indonesia, di negeri Muslim Mindanau pun sekolah Katolik kerap memberlakukan aturan yang tidak toleran terhadap peserta didik Muslim. Salah satunya seperti yang ditunjukkan oleh Pilar College dengan melarang mahasiswi Muslimah mengenakan kerudung.
Meski sudah ditegur Dewan Kota, Pilar tetap keukeuh melarang mahasiswi Muslimah menutup aurat. Dalam surat balasan kepada Walikota Celso Lobregat tertanggal 9 Juli, Presiden Pilar Suster Maria Nina Balbar mengatakan pihaknya tetap akan melaksanakan aturan yang intoleran itu. “Sumber dari aturan yang kami buat berdasarkan kepercayaan Katolik Roma. Kami tidak akan menyimpang dari sumber itu,” kata Balbar.
Pakar hukum Komite Nasional Muslim Filipina (NCMF) Edilwasif Baddiri, mengkritik kebijakan itu.
Instruktur olahraga Prancis Diskors karena Berpuasa
Kembali klaim pendekar HAM Prancis dipertanyakan. Setelah melarang penggunaan pakaian Muslimah yang merupakan perintah agama, kali ini mereka menskors instruktur Muslim yang beribadah shaum di bulan Ramadhan. Meski tetap mengajar anak-anak pada perkemahan musim panas, empat orang instruktur Muslim di Prancis diskors lantaran tetap menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Walikota Genevilliers, tak jauh dari ibukota Paris, mengatakan kontrak untuk mengajar mewajibkan mereka untuk makan dan minum yang disediakan di tempat kerja. “Mereka tidak menghargai kontrak mereka dan dapat membahayakan keselamatan fisik anak-anak yang berada di bawah tanggung jawab mereka,” ujar Walikota.
Mohand Yanat, kuasa hukum empat karyawan itu mengatakan kepada kantor berita AFP argumen keselamatan itu hanya dicari-cari. “Bagaimana Anda dapat memutuskan kapasitas seseorang untuk melakukan pekerjaan berdasarkan praktik agama?” tanya Yanat.
Bantu Sudan Selatan, Israel Dapat Minyak
Israel bersedia bekerjasama dengan pemerintah Sudan Selatan untuk pengadaan infrastruktur air dan pengembangan teknologinya di Sudan Selatan lantaran minyak. Dalam penandatanganan nota kesepahaman mengenai kerjasama sektor infrastruktur air dan pengembangan teknologi dengan Sudan Selatan, Senin (23/7) di Gedung Parlemen Israel, Wakil Presiden IMI Zvika Fox mengungkapkan tujuan yang sebenarnya. “Perjanjian ini dalam rangka mendukung kerjasama transfer minyak untuk fasilitas Israel dari Sudan Selatan,” ungkapnya.
Dengan dukungan Israel dan Amerika, Sudah Selatan lepas dari Sudan pada 2011 lalu. Negara kaya minyak di Afrika itu adalah salah satu negara paling tidak berkembang di dunia, dengan tingkat kematian yang sangat tinggi. Karena meski keduanya berpenduduk Muslim namun sistem kufur republiklah yang diterapkan.
Pemerintah Pakistan Abaikan Keputusan Pengadilan Untuk Bebaskan Butt
Aneh, Pakistan yang mengaku negara berdasarkan hukum tetapi tetap tidak melepaskan Juru Bicara Hizbut Tahrir Pakistan Naveed Butt. Padahal pengadilan setempat telah memutuskan bahwa pemerintah harus membebaskan Butt pada Senin 16 Juli lalu.
Kelurga Butt pun turun ke jalan menuntut pembebasan Butt yang telah diculik rezim Zardari-Gillani dua bulan lalu.
Dua bulan sebelumnya, HTI menggelar aksi serupa di Kedutaan Besar Pakistan. Jubir HTI Ismail Yusanto menyatakan penculikan Butt merupakan tindakan biadab dan tidak punya dasar hukum sama sekali. Menurut Ismail, Butt adalah seorang aktifis dakwah dan pejuang Islam, bukan seorang kriminal.
Mursi Pertahankan Perjanjian 1979 yang Mengkhianati Kaum Muslim
Presiden Mesir Muhammad Mursi mengatakan akan lebih tegas kepada Israel, tetapi anehnya ia tetap menghormati Perjanjian Perdamaian 1979. Hal itu dia sampaikan saat mengadakan pertemuan pertamannya dengan Pemimpin Otorita Ramallah Mahmud Abbas di tengah ekspektasi bahwa Mesir akan lebih mendukung bangsa Palestina daripada pendahulunya, Husni Mubarak.
Perjanjian Damai Israel-Mesir tahun 1979 ditandatangani di Washington DC pada pada 26 Maret 1979, setelah penandatanganan Persetujuan Camp David 1979. Perjanjian ini dikecam oleh banyak pihak karena melegalkan keberadaan Israel sebagai penjajah Palestina.
Pentagon Berencana Gelar Latihan Militer di Qatar
Surat kabar The Wall Street Journal melaporkan bahwa Amerika Serikat berencana untuk menempatkan sistem radar dan menggelar latihan militer di Teluk Arab.
Surat kabar itu mengatakan bahwa “Alasan dilakukan semua ini adalah memanasnya ketegangan dengan Iran terkait Selat Hormuz. Karena itu Pentagon berniat mengirimkan kembali kapal induk ke Timur Tengah.”
Surat kabar Amerika itu menegaskan bahwa meningkatnya ketegangan antara Barat dan Iran, benar-benar telah mendorong Washington untuk memperkuat pertahanannya di Teluk. Teheran mengancam akan menutup Selat Hormuz, selat yang menjadi lalu lintas 20 % pasokan minyak di dunia.
Iran Tetap Dukung Rezim Brutal Assad
Meskipun rezim Assad telah melakukan pembantain terhadap rakyatnya sendiri yang menewaskan puluhan ribu orang, Iran tidak menutupi dukungannya kepada rezim brutal ini. Mantan Kepala Dewan Nasional Suriah, yaitu Kepala Biro Politiknya Burhan Ghalion mengatakan, “Kami di Dewan Nasional menganggap Iran sebagai sekutu dalam pembantaian rakyat Suriah.”
Ia mengatakan Iran tidak menyembunyikan dukungannya terhadap Assad pada setiap tahap, serta memberi dia semua peralatan dan teknologi yang diperlukan untuk mendukung Assad dalam melakukan penindasan terhadap rakyat Suriah.
HT Kazakhstan, Meski Diberangus Dakwah Jalan Terus
Meski para aktivisnya ditangkapi, pendukung Hizbut Tahrir Kazakhstan terus meningkat. Hal itu terungkap dalam tulisan Yakub Zenn, pengamat pergerakan Islam, yang dimuat www.jamestown.org, Selasa (17/7).
Menurut Yakub, meski sudah dilarang sejak 2005, aktivitas dakwah HT Kazakhstan tetap berjalan di bawah bayang-bayang penangkapan oleh pemerintah Kazakhstan dan negara-negara Kaukasus lainnya, termasuk Kyrgyztan.
Peristiwa terbaru, Komite Keamanan Negara Kyrgyzstan (GKNB) menahan dua pria Kazakhstan yang mendakwahkan kewajiban menegakkan kembali penegakan syariah dan khilafah dengan tuduhan “menyebarkan dan mendakwahkan ide-ide radikal dan ekstremis”, Sabtu (28/6) di Masjid Bishkek. [Joy/Dari berbagai sumber].