Setiap tahun jutaan umat Islam berkumpul di Baitullah untuk menunaikan ibadah haji. Banyak hikmah yang bisa diambil dari rangkaian ibadah haji, termasuk dalam rangka mewujudkan perubahan di tengah masyarakat. Rasulullah saw. adalah teladan terbaik dalam dakwah mengubah masyarakat. Dalam perjalanan dakwah Rasulullah saw., tak satu pun kesempatan dilewatkan, termasuk pula momen ibadah haji.
Jika musim haji tiba, Rasulullah saw. menawarkan dirinya kepada kabilah-kabilah Arab. Beliau mengajak mereka kepada agama Allah, menjelaskan kepada mereka bahwa beliau adalah nabi yang diutus; meminta mereka membenarkan dan melindungi beliau sehingga beliau bisa menjelaskan apa yang beliau bawa dari Allah. Sebagai puncak keberhasilan dakwah tersebut adalah Baiat Aqabah pertama dan kedua yang dilakukan kaum Muslim disela pelaksanaan ibadah haji. Baiat ini adalah bukti ketundukan kepada hukum Allah. Melalui haji pula Islam dibawa pulang kembali ke kampung halaman para jamaah haji sehingga semakin tersebarlah Islam ke seluruh Jazirah Arab.
Tak hanya berhenti di sini. Ketika Negara Islam tegak di Madinah, Rasulullah saw. juga memanfaatkan ibadah haji untuk mewujudkan strategi damai dengan Quraisy melalui Perjanjian Hudaibiyah. Perjanjian damai ini bernilai politis luar biasa, di antaranya yakni mengisolasi kekuatan musuh-musuh Islam yang hendak bersekutu. Dengan perjanjian tersebut Rasulullah saw. bisa berkonsentrasi menghadapi Khaibar. Rasulullah saw. juga tidak melewatkan kesempatan terakhir dalam Haji Wada’. Salah satu pesan beliau saat itu adalah agar umat Islam berpegang teguh pada al-Quran dan Hadis Nabi saw.. Sungguh luar biasa perjuangan Rasulullah saw. Beliau tidak melewatkan sedikit pun waktu yang dimiliki kecuali hanya untuk menyampaikan hukum Islam demi terwujudnya perubahan masyarakat.
Begitu pula dengan saat ini. Ibadah haji juga merupakan kesempatan yang tidak boleh dilewatkan umat Islam untuk mewujudkan perubahan masyarakat menuju tegaknya Khilafah.
Selain itu, umat Islam harus membuang jauh-jauh anggapan bahwa Idul Adha hanya identik dengan rangkaian ritual ibadah haji yang jauh dari makna politis atau sebatas penyembelihan hewan kurban. Umat Islam harus menjadikan ibadah haji dan Idul Adha ini sebagai awal tonggak perubahan masyarakat dalam rangka menerapkan hukum Islam dalam semua lini kehidupan. WalLahu a’la bi ash-shawab. [Nur Aini; Pare Kediri]