Jumlah penderita HIV/AIDS di Bali terus meningkat, bahkan hingga Agustus 2012 kata Koordinator Kelompok Kerja Pencegahan, Promosi dan Humas Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Bali, dr Mangku Karmaya M Repro, jumlah sudah mencapai 6.054 orang.
Sedangkan berdasar data Yayasan Spirit Paramacita, jumlah penderita HIV/AIDS di Bali, disebutkan mencapai 6.700 orang.
“Peningkatan kasus HIV/AIDS, terbanyak terjadi pada ibu-ibu dan anak-anak dan jumlahnya mencapai 80 persen. Bahkan ibu-ibu yang kena HIV/AIDS, jumlahnya lebih banyak dari kaum PSK,” kata Mangku Karmaya, Jumat (30/11).
Kepada ROL, di Denpasar, Karmaya mengatakan, dari 6.054 pnderita HIV/AIDS di Bali, terbanyak di Kota Denpasar, disusul Kabupaten Badung dan Kabupaten Buleleng. Di Kabupaten Jembrana sebut Karmaya, belakangan mulai terkuak bahwa ternyata penderita HIV AIDS dari kalangan ibu-ibu ruma tangga cukup banyak dan sebagian dari mereka, suaminya adalah PNS.
Timbul pertanyaan, kata Karmaya, dari mana ibu-ibu rumahan bisa mendapat HIV/AIDS. Dia berpendapat, sumber penularan tentunya, sambung dia, dari suaminya. “Yang menyedihkan, di antara ibu-ibu itu ada yang sedang hamil dan ada pula yang anaknya sudah dilahirkan,” katanya.
Karena itu ke depan, sebutnya, ada upaya untuk melakukan kriminalisasi terhadap laki-laki yang suka mencari kepuasan seks di tempat-tempat penjaja seks komersial. Saat ini sebutnya, sedang dicarikan dasar hukum untuk menjerat pembeli kenikmatan seks dan dia meminta aparat penegak hukum bersikap lebih aktif, tidak bersifat menunggu dan tidak berdasar aduan.
Dikatakannya, pembeli kenikmatan seks bisa dikategorikan dengan sengaja menyebarkan virus HIV/AIDS kepada istri dan anak-anaknya atau keluarganya. “Yang paling berat adalah, karena mereka menyebarkan virus yang bisa membuat anak-anak yang tak berdosa tidak punya masa depan,” katanya. (republika.co.id, 1/12)
Islam sejak awal sudah memperingakatkan, jauhi perbuatan zina , hindari perbuatan zina.