Pada hari Senin, 12 November 2011, Dewan Kerjasama Teluk (GCC) mengakui koalisi nasional yang baru dibentuk bagi kekuatan oposisi Suriah revolusioner dan bertindak sebagai ‘wakil yang sah’ dari negara Suriah.1 Sehari sebelumnya, para pembangkang Suriah dan para aktifis bersama para diplomat Barat bertemu di Doha, Qatar. Mereka sepakat membentuk koalisi baru ini dengan tujuan mewakili spektrum yang luas dari kelompok oposisi. Muaz al-Khatib, seorang imam di Masjid Damaskus, dipilih sebagai presiden kelompok itu yang didukung oleh para pengusaha pembangkang seperti Riad Seif dan aktivis oposisi terkenal Suhair al-Atassi sebagai wakilnya. Presiden yang baru terpilih dari kelompok oposisi yang dominan sebelumnya, Dewan Nasional Dewan (SNC), George Sabra, seorang Kristen, adalah anggota koalisi baru ini.2
Baik Eropa maupun Amerika Serikat berada di belakang layar dengan mendorong pembentukan koalisi ini. Kekuatan Barat, seperti yang ada di negara manapun di arena politik global, memiliki kepentingan yang sesuai dan kepentingan lainnya yang bertentangan sehingga mereka senantiasa harus bekerja sama maupun berkompetisi. AS dan Eropa berada dalam perjanjian yang penuh sehingga faksi-faksi yang memiliki kecenderungan Islam di dalam kelompok oposisi Suriah tidak akan diizinkan untuk memiliki peran penting pasca rezim Assad Suriah. New York Times telah melaporkan bahwa “harapan di antara negara-negara Barat” bagi koalisi yang baru ini adalah untuk memberikan suara yang menentang kelompok jihadis [FSA] yang memiliki persenjataan yang baik.”3 Meskipun demikian, Eropa dan Amerika Serikat berada dalam persaingan atas siapa yang akan memiliki kontrol lebih banyak atas Suriah pasca Revolusi.
Upaya Inggris yang membayangi SNC yang didukung AS melalui bantuan Qatar terutama dimaksudkan untuk mempengaruhi pihak pemberontak di dalam negeri Suriah. Inggris mengakui bahwa kerjasama antara Inggris dan AS memang masih diperlukan untuk bisa menyingkirkan al-Assad. Inggris cukup puas dengan bergabung dengan kelompok itu yang akan mengakibatkan terbaginya kekuasaan antara Amerika-Inggris pada masa datang. Perdana Menteri David Cameron berusaha untuk “mencari cara untuk mengikutsertakan Amerika dengan strategi yang lebih langsung terhadap Suriah.”4 Karena kegagalan SNC, AS terpaksa ikut dengan rencana Inggris. Menlu Clinton memastikan berlanjutnya peran SNC dengan menyatakan “kami telah menjelaskan bahwa SNC tidak boleh lagi dianggap sebagai pemimpin dari kelompok oposisi.”5 Untuk meningkatkan pengaruhnya dalam negosiasi, Amerika mendukung tuntutan SNC untuk mendapat setidaknya sepertiga dari 60 kursi koalisi baru dan bukan 15 kursi yang diusulkan atau mengancam tidak mau berpartisipasi.6
Hambatan terbesar bagi kekuatan Barat di Suriah adalah meningkatnya sentimen Islam dalam masyarakat dan pemberontak yang ada di dalam negeri, yang merupakan alasan atas kegagalan SNC yang berbasis sekular. Cameron menyatakan bahwa melalui koalisi baru ini “Ada kesempatan bagi Inggris, Amerika…dan para sekutunya yang berpikiran sama untuk datang dan mencoba membantu membentuk oposisi.”7 Dapat dengan jelas terlihat bahwa empat pemimpin utama, yakni presiden koalisi baru dan dua orang wakilnya selain Ketua SNC semuanya adalah tokoh oposisi yang dikenal dianiaya oleh rezim Assad sehingga memberikan kredibilitas bagi masyarakat di Suriah. Bahkan lebih jelas lagi adalah dengan memilih seorang imam untuk memimpin dewan oposisi itu, sesuatu hal yang menarik sentimen Islam dalam revolusi. Titik akhir dalam pembentukan koalisi ini adalah bahwa hal ini termasuk sebuah kursi bagi perwakilan dari dewan-dewan militer dari setiap provinsi di Suriah.8
Peran dari koalisi yang baru dibuat dan dibentuk ini adalah untuk menciptakan wilayah yang dibebaskan sebagaimana Benghazi di Utara Suriah dan mendirikan pemerintah sementara di sana. Hal ini memerlukan kontrol atas faksi FSA di wilayah itu dan di semua provinsi Suriah lainnya. Ini akan menjadi taruhan dari pengakuan internasional seperti yang dinyatakan oleh Menlu Clinton, “Setelah menerima pengakuan internasional, koalisi ini harus segera mendirikan pemerintah sementara.”9 Seorang tokoh oposisi yang hadir pada Pertemuan Doha mengungkapkan bahwa “dia berencana untuk mendirikan pemerintah sementara di dalam wilayah yang ‘dibebaskan’ (liberated area) di Suriah Utara.”10 Selain itu, Eropa percaya “bahwa keberhasilan harus dihargai dengan pendekatan lebih berani oleh Barat dengan menyediakan senjata.”11
Apakah janji tersedianya senjata merupakan hal yang nyata ataukah hanya dimaksudkan untuk membujuk para pemberontak agar mematuhi kepemimpinan koalisi baru itu? Tujuan sebenarnya adalah untuk menjadikan pemerintah interim agar mau duduk dengan rezim Suriah dan mencapai kesepakatan politik. Jim Muir dari BBC menyatakan bahwa “Apa yang mereka [para diplomat Barat] pikirkan adalah untuk memaksa Assad dan sepuluh orang petinggi sejawatnya untuk meninggalkan [Suriah]. Pihak oposisi kemudian diharapkan mau menegosiasikan masa transisi damai dengan apa yang tersisa dari rezim Assad, apakah “tangan mereka dianggap berlumuran darah” atau tidak.”12 Apa yang sesungguhnya menarik bagi Barat adalah untuk mempertahankan hegemoni mereka atas Suriah melalui koalisi baru ini, yang mereka telah bentuk agar dapat diterima oleh para pemberontak dan masyarakat di Suriah. [RZ/http://www.revolutionobserver.com]
Amerika Gunakan Islam Moderat dan Pluralis Sebagai Alat Politik
Terpilihnya Ahmad Muadz al-Khatib dengan latar belakang Ikhwanul Muslimun menjadi presiden Koalisi Nasional untuk Revolusi Suriah dan Kekuatan Oposisi Suriah disambut gembira oleh Barat dan pemimpin negara Teluk. Sambutan hangat juga muncul dari Turki.
Koalisi nasional ini merupakan lembaga baru front opisisi yang dibentuk dalam pertemuan Qatar 11 November 2012. Pertemuan yang digagas Amerika dan negara-negara Teluk ini dilakukan untuk menyatukan oposisi Suriah setelah Dewan Nasional Suriah (SNC) dianggap gagal.
Pertanyaan besarnya, sampai sejauh mana front baru oposisi ini mampu menyatukan dan mewakili rakyat Suriah? Pasalnya, front ini sejak awal diragukan independensinya akibat campur tangan Barat dalam pembentukannya.
Upaya menampilkan al-Khatib sebagai sosok yang moderat dan pluralis merupakan upaya Barat untuk mengaborsi perjuangan umat Islam Suriah yang bukan sekadar menumbangkan Assad, tetapi bertekad untuk membangun pemerintah Islam. Ini tentu sangat ditakuti oleh Barat.
Sebelumnya, Menlu AS menyatakan kekhawatirannya dengan menguatnya kelompok yang dia tuding sebagai ekstremis. Sebutan ini diarahkan kepada para mujahidin di Suriah yang berjuang karena Islam dan untuk menegakkan Islam.
Hillary juga meminta agar oposisi bersatu memerangi para mujahidin yang dia tuduh sebagai pembajak. Padahal seluruh dunia tahu, terutama rakyat Suriah, Amerikalah sebagai pembajak perjuangan mereka dan bersikap hipokrit. Amerikalah selama ini yang mendukung rezim bengis Bashar Assad dan bapaknya Hafez Assad. Negara penjajah hipokrit ini baru berubah arah setelah rezim Assad menjelang ajal.
Rakyat Suriah juga tahu para mujahidinlah yang berada di front terdepan melawan rezim ini. Darah mujahidin dan para syuhada telah membanjiri bumi Syam yang diberkahi Allah SWT. [Abu Anas]
Catatan kaki:
1 http://www.bbc.co.uk/news/world-middle-east-20295857
2 http://www.reuters.com/article/2012/11/11/us-syria-crisis-doha-idUSBRE8AA0H320121111
3 http://www.nytimes.com/2012/11/12/world/middleeast/syrian-opposition-groups-sign-unity-deal.html
4 http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/syria/9659247/Britain-to-organise-armed-Syrian-rebels-into-efficient-fighting-force.html
5 http://www.nytimes.com/2012/11/01/world/middleeast/syrian-air-raids-increase-as-battle-for-strategic-areas-intensifies-rebels-say.html
6 http://www.washingtonpost.com/world/middle_east/syrian-opposition-groups-strike-reorganization-deal/2012/11/11/eb8c52de-2c1e-11e2-a99d-5c4203af7b7a_story_1.html
7 http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/syria/9661243/David-Cameron-vows-to-work-with-Barack-Obama-over-Syria.html
8 http://www.nytimes.com/2012/11/12/world/middleeast/syrian-opposition-groups-sign-unity-deal.html
9 http://www.nytimes.com/2012/11/12/world/middleeast/syrian-opposition-groups-sign-unity-deal.html
10 http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/syria/9659247/Britain-to-organise-armed-Syrian-rebels-into-efficient-fighting-force.html
11 http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/syria/9669129/David-Cameron-surprises-allies-with-suggestion-of-arming-Syrian-rebels.html
12 http://www.bbc.co.uk/news/world-middle-east-20295857