Presiden Barack Obama mengatakan bahwa Amerika saat ini menganggap kelompok oposisi utama Suriah sebagai “wakil sah” satu-satunya rakyat Suriah, suatu hal yang dianggap sebagai sebuah “langkah besar” dalam upaya diplomatik internasional untuk mengakhiri pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
Obama mengatakan Koalisi Nasional Suriah yang baru dibentuk “saat ini cukup inklusif” untuk bisa diberikan peningkatan statusnya.
Obama menjelaskan bahwa pengakuan itu harus diikuti dengan tanggung jawab dan bahwa mereka harus “bisa memastikan untuk mengorganisir diri secara efektif, mewakili semua pihak, dan berkomitmen bagi transisi politik yang menghormati hak-hak kaum perempuan dan kaum minoritas”, katanya dalam wawancaranya dengan ABC News.
Langkah itu, yang diterima secara luas, bisa memberikan legitimasi internasional baru bagi para pemberontak yang berjuang untuk menggulingkan Assad.
Pengakuan terhadap dewan itu sebagai satu-satunya wakil rakyat Suriah menjadikan Amerika sejalan dengan Inggris, Perancis dan beberapa sekutu Arab Amerika, yang mengambil langkah yang sama tak lama setelah lembaga itu didirikan pada pertemuan perwakilan oposisi di Qatar bulan lalu.
Para menteri luar negeri Eropa bertemu dengan pemimpin koalisi, Ahmed al-Khatib Mouaz, di Brussels pada hari Senin dan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Uni Eropa menerima kelompok itu sebagai “wakil sah rakyat Suriah”. (RZ/ Sumber : www.aljazeera.com 12 Desember 2012)
Komentar :
Amerika Gunakan Islam Moderat dan Pluralis Sebagai alat Politik
Terpilihnya Ahmad Muadz al Khotib dengan latar belakang Ikhwanul Muslimun menjadi prisiden Koalisi Nasional Untuk Revolusi Suriah dan Kekuatan Oposisi Suriah disambut gembira oleh Barat dan pemimpin negara Teluk. Sambutan hangat juga dari Turki.
Koalisi nasional ini merupakan lembaga baru front opisisi yang dibentuk dalam pertemuan Qatar 11 November 2012. Pertemuan yang digagas Amerika dan negara-negara Teluk ini dilakukan untuk menyatukan oposisi Suriah setelah Dewan Nasional Suriah (SNC) dianggap gagal.
Pertanyaan besarnya sampai sejauh mana front baru oposisi ini mampu menyatatukan dan mewakili rakyat Suriah? Mengingat front ini sejak awal diragukan independensinya, akibat campur tangan Barat dalam pembentukannya.
Upaya menampilkan al Khotib sebagai sosok yang moderat dan pluralis merupakan upaya Barat untuk mengaborsi perjuangan umat Islam Suriah yang bukan sekedar menumbangkan Assad tapi bertekad untuk membangun pemerintah Islam. Sesuatu yang sangat ditakuti oleh Barat.
Sebelumnya, menlu AS menyatakan kekhawatirannya dengan menguatnya kelompok yang dia tuding sebagai ekstrimis. Sebutan yang diarahkan kepada para Mujahidin di Suriah yang berjuang karena Islam dan untuk menegakkan Islam.
Tidak hanya itu Hillari juga meminta agar oposisi bersatu memerangi para mujahidin yang dia tuduh sebagai pembajak. Padahal seluruh dunia tahu, terutama rakyat Suriah, Amerikalah sebagai pembajak perjuangan mereka dan bersikap hipokrit. Amerikalah selam ini yang mendukung rezim bengis Bashar Assad dan bapaknya Hafez Assad. Negara penjajah hipokrit ini baru berubah arah setelah rezim Assad menjelang ajal.
Rakyat Suriah juga tahu para mujahidinlah yang berada di front terdepan melawan rezim ini. Darah mujahidin dan para syuhad telah membanjiri bumi Syam yang diberkahi Allah SWT.
Hizbut Tahrir Indonesia Melanjutkan Kehidupan Islam
