Para agresor asing dari dulu hingga sekarang tak henti-hentinya membuat makar agar persatuan umat Muslim tidak pernah terwujud. Bagaimana tidak, ketika umat Muslim bersatu dalam sebuah naungan negara, maka posisi Barat akan terancam. Ketakutan Barat tampak pada sikap pemimpin barat terhadap ide persatuan umat Muslim dalam sebuah institusi yakni Khilafah.
Berbagai opini negatif (stigma) sengaja dihembuskan sebagai bagian dari skenario War On Terorisme yang digaungkan sejak masa Presiden George W. Bush dengan tujuan akhirnya menyerang Islam. Banyak pula peneliti yang getol menggiring opini masyarakat agar memberi pencitraan negatif terhadap gerakan Islam yang menyerukan penegakkan syariah Islam. Barat pun terus melemahkan spirit kaum Muslim dalam memperjuangkan syariah Islam dengan cara menciptakan istilah-istilah seperti kelompok tradisional, kelompok fundamentalis, kelompok modernis, serta kelompok sekular. Politik Devide et Impera (adu domba) digunakan sebagai cara untuk membenturkan antara umat Islam yang satu dengan yang lainnya.
Agitasi, propaganda, desas-desus, bahkan fitnah sengaja diciptakan Barat untuk menyemai permusuhan di antara kelompok tersebut. Ukhuwah tak lagi terjalin. Yang ada salah satu kelompok –tentunya yang sudah terhasut oleh Barat- semakin getol menyerang kelompok yang memperjuangkan syariat Islam guna memprovokasi mereka agar tak lagi memperjuangkan penegakkan syariah Islam. Cheril Benard mengemukakan bahwa salah satu cara untuk membendung persatuan kaum Muslim adalah dengan membuat perbedaan yang sangat jauh antara kelompok tradisional dengan kelompok fundamentalis. Langkah-langkah ini sengaja dicipatakan sebagai bagian dari langkah Barat, khususnya Amerika dalam perangnya yang sifatnya ideologis.
Kaum Muslim seharusnya menyadari bahwa politik adu domba ini merupakan salah satu strategi Barat untuk melumpuhkan mereka agar meraka tidak bersatu menjadi sebuah kekuatan global yang akan menandingi Barat. Ukhuwah seharusnya dibina. Sudah saatnya kaum Muslim menayamakan paradigma berpikir bahwa musuh yang sebenarnya bukanlah saudara Muslimnya sendiri, melainkan Barat dengan Kapitalismenya.
Sejatinya, kesatuan umat Islam yang hakiki hanya akan terwujud dengan pemimpin yang satu yang akan menjaga, melindungi dan memutus persengketaan di antara umat Muslim di bawah naungan negara yang satu, yaitu Khilafah Islamiyyah.
WalLahu a’lam bi ash-shawab. [Rismayanti Nurjannah; Aktivis FAMOUS (Forum Aktivis Mahasiswi Regional Kampus) UPI Bandung]