Miris rasanya melihat keadaan remaja saat ini. Bagaimana tidak, kita telah banyak disuguhkan berita mengkhawatirkan mengenai prilaku remaja yang menyimpang dan sudah menjurus pada tindakan kriminal (kejahatan). Hal ini bukan menjadi kasus semata, tetapi sudah menjadi fenomena yang mewabah di negeri ini. Tawuran pelajar marak dan menimbulkan banyak korban. Fenomena tawuran pelajar meningkat dari 96 kasus pada tahun 2011 menjadi 103 kasus pada tahun 2012 (Kompas.com, 27/09/2012). Pornografi pun tak lepas dengan pelaku utama yang juga berusia remaja. Seks bebas dan pelacuran di bawah umur pun merebak. Dikabarkan, misalnya, terdapat seorang siswi kelas 6 SD di Depok, R (12) berhubungan intim dengan pacarnya, SY, yang berusia 21 tahun (Okezone.com, 25/5/2012). Ditambah lagi dengan kasus aborsi dan penyalahgunaan narkoba yang meningkat pesat di kalangan remaja. Jelas hal ini tidak bisa dianggap sebagai fenomena kenakalan remaja biasa. Semua itu layak disebut sebagai tindakan kriminal yang menambah nota hitam keadaan negeri ini.
Padahal jumlah remaja di negeri ini lebih dari 70 juta jiwa atau 13 kali lipat dari jumlah penduduk Singapura. Seharusnya hal ini dapat menjadi potensi besar untuk membangkitkan negeri ini. Namun, jumlah remaja yang besar (kuantitas) tidak diimbangi dengan kulitasnya. Keadaan remaja saat ini tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Dengan mengatasnamakan kebebasan, mereka melakukan semua yang mereka inginkan tanpa menghiraukan apapun. Jelaslah para remaja saat ini telah terjerumus dalam jebakan yang disiapkan oleh kelompok liberal untuk merusak remaja Muslim negeri ini.
Kelompok liberal sukses dalam mengendalikan remaja untuk berbuat sesuka hati dalam segala aspek kehidupan. Para remaja akhirnya meninggalkan semua yang mengatur mereka, termasuk Islam sebagai agamanya. Kelompok liberal dalam melancarkan strateginya, tentunya mendapatkan dukungan dari sistem sekular di negeri ini, baik berupa undang-undangnya ataupun fasilitas yang diberikan lewat media, misalnya.
Remaja sejatinya adalah sosok generasi penerus yang menjadi harapan untuk membangkitkan negeri ini. Islam yang Allah SWT turunkan sebagai sebuah ideologi akan membuat seseorang termasuk remaja memiliki pemikiran dan pola sikap yang distandarkan dengan aturan Allah SWT. Itu artinya, Islam akan membentuk remaja menjadi sosok yang hanif sehingga mampu membawa kemaslahatan bersama. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan remaja yang dibentuk oleh sistem sekular saat ini yang cenderung rusak di banyak aspek.
Semoga Allah SWT memberikan hidayah bagi seluruh umat Muslim termasuk remaja Muslim untuk menerima Islam sebagai ideologinya dan memperjuangkannya agar Islam dapat tegak kembali. WalLahu a’lam bi ash-shawaab. [Sarah Ismi Kamilah; Mahasiswi Fisika, Institut Teknologi Bandung (ITB)]