Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.
Pembaca yang budiman, berbicara tentang problem yang dihadapi kaum perempuan tentu tidak bisa dipisahkan dengan problem yang dihadapi masyarakat secara keseluruhan. Problem pendidikan yang rendah, upah buruh yang minimalis, kemiskinan, gizi buruk, dll tentu tidak semata-mata diderita perempuan, tetapi juga banyak anggota masyarakat lain saat ini. Artinya, jika mayoritas perempuan tarap pendidikannya rendah, upah kerjanya minimalis, atau dilanda kemiskinan, maka sebetulnya kasus yang sama juga dialami oleh banyak anggota masyarakat lainnya.
Jujur harus kita akui, semua persoalan di atas lebih disebabkan oleh penerapan ideologi Kapitalisme yang memang destruktif. Hanya saja, karena perempuan menempati komposisi sebagai mayoritas, tentu merekalah yang paling banyak merasakan dampaknya. Karena itu, muncullah gagasan sekaligus upaya di seputar pemberdayaan perempuan. Tujuannya adalah demi mengangkat martabat perempuan yang selama ini dianggap sebagai korban yang paling menderita. Sayangnya, pemberdayaan perempuan lalu dipahami sebagai upaya optimal agar perempuan punya peran lebih besar di sektor-sektor publik. Mereka, misalnya, didorong agar mampu bersaing dengan laki-laki dalam hal pekerjaan dan aktivitas politik, sering dengan mengorbankan tugas utamanya sebagai istri sekaligus ibu rumah tangga.
Harus diakui, sebagian dari mereka memang berdaya secara ekonomi. Namun juga haris disadari, bahwa semua itu menghasilkan dampak negatif yang tidak sedikit: suami tidak terlayani secara penuh dan anak-anak kurang perhatian dan kasih-sayang ibunya. Di luar rumah, perempuan itu sendiri acapkali mengalami banyak masalah: dieksploitasi dengan pekerjaan yang berat dan waktu kerja yang lama serta upah kerja yang rendah, dilecehkan secara seksual bahkan diperkosa, dll.
Terkait itu, al-waie edisi kali ini secara khusus menampilkan kembali hasil-hasil kegiatan Konferensi Perempuan Internasional yang diselenggarakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia di Jakarta baru-baru ini. Konferensi tidak lain menyoroti sekaligus menggugat ideologi Kapitalisme yang nyata-nyata telah mengeksploitasi dan memiskinkan perempuan. Sebaliknya, Konferensi menawarkan solusi mendasar agar perempuan bisa terbebaskan dari segala eksploitasi dan kemiskinan yang melilit diri mereka. Itulah tema utama al-waie edisi kali ini. Simak pula sejumlah tema lain yang tentu penting untuk dibaca. Selamat membaca!
Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.
kukirim karena dirimu perempuan dan sahabatku. selamat membaca