Terlalu! Mursi Tutup Terowongan Gaza-Mesir dengan Air
Para pejabat Mesir dan Palestina mengatakan pasukan Mesir membanjiri terowongan akses Gaza ke Mesir. Akibatnya, warga kedua wilayah tersebut tidak dapat lagi menyelundupkan makanan dan logistik melalui terowongan yang penuh dengan air tersebut.
Ini merupakan bukti terbaru bahwa Presiden Mursi terus mengkhianati kaum Muslim Gaza dan hanya berusaha untuk menjaga keamanan Yahudi. Pasalnya, jaringan terowongan merupakan urat nadi vital bagi warga Gaza.
Diperkirakan sekitar 30% dari seluruh komoditas dari Mesir diangkut melalui terowongan itu sehingga mampu meringankan dampak buruk dari blokade Israel terhadap Muslim Gaza, Palestina.
Pal-tahrir.info, Kamis (14/2) memberitakan kejadian ini dengan menyatakan meskipun Mursi datang dengan membawa slogan Islam dan reformasi, kenyataannya Mursi tidak berbeda dengan penguasa rezim sebelumnya, Mubarak, dalam komitmennya terhadap keamanan Yahudi; menutup terowongan, membantai para mujahid di Sinai, sungguh-sungguh mencegah masuknya senjata ke Gaza, dan memperkuat blokade yang jelas haram dalam pandangan syariah Islam!
Amerika Khawatirkan Rezim Baath Nusairi
Juru bicara Gedung Putih Jay Carney menyatakan bahwa Presiden Barack Obama dan tim keamanan nasionalnya menolak ide mempersenjatai oposisi Suriah. Itu merupakan bentuk perhatian pemerintah Amerika pada rakyat Suriah, Israel dan Amerika Serikat.
Carney mengatakan bahwa keputusan—mempersenjatai oposisi Suriah—semacam ini tidak akan masuk ke dalam diskusi internal. “Namun, saya bisa mengatakan bahwa ketika Presiden dan tim keamanan nasionalnya memperhatikan masalah ini, maka kami harus sangat berhati-hati. Kami tidak ingin senjata apapun sampai ke tangan yang salah. Sebab, hal itu akan membahayakan kehidupan rakyat Suriah, sekutu kami Israel, atau Amerika Serikat,” ungkap Carney. []
Proses Perdamaian dengan Mujahidin Hanyalah Kemunafikan Politik Salibis
Kantor berita Afganistan, Pajhwok Afghan News (PAN), edisi 4 Februari 2013 mengatakan, “Telah diselenggarakan di London pertemuan antara Presiden Afganistan, Pakistan dan Inggris. Dalam pertemuan itu telah disepakati untuk menolong proses perdamaian di Afganistan dan berusaha untuk menandatangani perjanjian perdamaian dalam enam bulan ke depan.”
Menyikapi perundingan itu, Saifullah Mustanir, aktivis Hizbut Tahrir di Kabul-Afghanistan, menyatakan sesungguhnya proses perdamaian dengan agresor salibis hakikatnya adalah senjata baru yang digunakan melawan umat Islam, untuk menipunya, melemahkan perlawanan bersenjata yang dilakukannya, dan mencerai-beraikan kekuatannya.
Di sisi lain, tidak boleh bagi individu, partai politik dan organisasi bersenjata lainnya untuk berunding dan mengadakan perjanjian perdamaian dengan kaum agresor imperialis. “Persetujuan atas perjanjian damai hanya menjadi kewenangan Khalifah saja—yaitu penguasa satu-satunya bagi kaum Muslim di seluruh dunia. Hanya dia yang memiliki otoritas penuh, serta yang berhak untuk berbicara dan bernegosiasi dengan negara manapun, baik dalam situasi perang atau damai dengan negara Khilafah, seperti yang terjadi pada perjanjian Hudaybiyah,” tegas seperti dilansir hizb-ut-tahrir.info, Sabtu (9/2).
Selain itu, beber Saifullah, partisipasi dalam sistem demokrasi yang rusak akan lebih membuat senang musuh dari keterlibatan apa pun. Karena itu, yang wajib bagi organisasi politik atau jihadis adalah menyadari bahwa demokrasi tidak dapat memecahkan permasalahan umat Islam dan seluruh umat manusia.
Saifullah juga mengatakan, “Bahkan berpartisipasi dalam demokrasi walau sedikit itu adalah haram, berdasarkan nash-nash al-Quran dan as-Sunnah yang sifatnya qath’i (definitif) dan zhanni (asumtif), apalagi sampai mempropagandakannya.”
Perlu diketahui, lanjut Saifullah, bahwa di balik dialog politik lama imperialisme adalah adu domba “divide et impera” yang telah diadopsi kaum Salibis Barat untuk melawan umat Islam sepanjang sejarah Kekhalifahan.
“Partisipasi dalam dialog dengan kaum kafir melalui apa yang disebut dengan proses perdamaian, apakah mereka itu Taliban, partai islami, tokoh atau organisasi apapun, adalah sebuah pengkhianatan terhadap darah ribuan syuhada, yang telah mengorbankan segalanya di jalan Allah SWT,” pungkasnya. []
Tunisia Akan Terima Bantuan IMF
Kemenangan partai Islam An-Nahdhah di Tunisia tidaklah ada artinya bila sampai rezim pemenang Arab Spring itu menandatangani pinjaman riba dengan dana moneter internasional (IMF). “Lantas, apa beda An-Nahdhah dengan partai sekular?” sindir mediaumat.com, Kamis (7/2).
Situs tersebut juga menyatakan, dalam Islam sudah sangat jelas segala bentuk pinjaman dengan bunga adalah riba. Tidak hanya itu, bantuan utang sudah dimaklumi merupakan alat politik Barat untuk menguasai negeri Islam.
Saat ini, Tunisia mendekati kesepakatan dengan IMF untuk pinjaman siaga 1,78 miliar dolar AS guna melindungi ekonomi dari guncangan eksternal. Negosiasi pengaturan pinjaman siaga berada pada “tahap lanjutan,” kata Amine Mati, kepala misi IMF untuk Tunisia, setelah pertemuan bulan lalu dengan pemerintah Tunisia.
Amine Mati pun menyatakan, dalam minggu-minggu mendatang, misi akan terus bekerja dengan pihak berwenang Tunisia untuk menyelesaikan pengaturan pinjaman siaga yang mendukung program ekonomi Tunisia untuk dipresentasikan kepada Dewan Eksekutif IMF pada Maret 2013. []
Rusia Mempersenjatai Pemerintah Mali
Sumber-sumber militer Rusia, pada Jumat (8/2) mengumumkan bahwa Moskow akan memasok senjata pemerintah Mali untuk digunakan dalam perang melawan para mujahidin yang tengah menguasai bagian utara Mali.
Menurut Radio Voice of Russia, Direktur Komisi Federal Rusia untuk Kerja Sama Militer Alexander Fomin mengatakan, “Rusia telah memasok senjata tentara Mali, seperti peluncur granat,” ungkapnya seperti diberitakan islammemo.cc, (8/2). []
Kuwait Gunakan Perusahaan Israel untuk Lindungi Perbatasan dengan Irak
Pemerintah daerah provinsi Basra, Irak mengumumkan kontrak negara Kuwait dengan salah satu perusahaan keamanan milik seorang pengusaha Israel untuk melindungi perbatasan Irak Kuwait.
Ketua Dewan Provinsi Basra, Shabah Al-Bazouni, mengatakan, “Kami telah membuat nota keberatan kami terhadap kontrak yang dilakukan antara Kuwait dan perusahaan keamanan global untuk melindungi perbatasan dengan Irak. Sebab, perusahaan itu milik seorang pengusaha Israel,” ungkapnya seperti dilansir islammemo.cc, Kamis (14/2).
Al-Bazouni menambahkan, “Kami telah membuat nota keberatan kami secara resmi terhadap kontrak ini. Bahkan kami menyeru Kementerian Luar Negeri Irak untuk lakukan tindakan guna mencegah pebuatan berkas perlindungan perbatasan di tangan perusahaan yang kami sama sekali tidak mempercayainya.”[]
Sembilan dari Sepuluh Warga Pakistan Tidak Suka AS
Lebih dari sembilan dari sepuluh warga Pakistan menolak kepemimpinan AS di tahun 2012, menurut sebuah jajak pendapat Gallup pol terbaru, rating ketidaksetujuan tertinggi yang pernah diumumkan. Jajak pendapat yang dipulikasikan pada pekan lalu merupakan hasil dari wawancara langsung terhadap 1.000 orang dewasa Pakistan selama 30 September sampai 16 Oktober 2012.
Seperti diberitakan arrahmah.com, Senin (18/2), hasil penelitian menunjukkan bahwa 92 persen dari 1.000 orang dewasa menentang AS, sedangkan 4 persen menyetujui dan 4 persen lainnya tidak tahu. Pada saat yang sama, 55 persen warga Pakistan merasa lebih terancam oleh interaksi Barat. Angka ini meningkat dibanding tiga tahun lalu dimana rating mencaai 39 persen. Mereka yang merasa bahwa interaksi dengan Barat membawa manfaat adalah 32 persen dan sisanya 13 persen menjawab tidak yakin.
Gallup menyatakan bahwa alasan penolakan warga Pakistan terhadap AS adalah pembunuhan yang sering dilakukan AS dalam 350 serangan pesawat tak berawak di wilayah kesukuan pakistan. []
Menjijikan! 110 Juta Warga Amerika Terkena Penyakit Seksual Menular
Petaka besar menghantui negara adidaya Amerika Serikat (AS) lantaran menerapkan sistem pergaulan bebas. Saat ini terdapat lebih dari 110 juta warga AS mengidap penyakit seksual menular yang menjijikkan. Setiap tahun muncul hampir 20 juta kasus baru penyakit menular seksual yang menjangkiti negeri kiblatnya kaum liberal itu.
Menurut laporan Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) AS, sebagaimana dilansir Huffington Post pekan ini dan diberitakan ulang voa-islam.com, Ahad (17/2), hampir setengah dari mereka yang terjangkit berusia antara 15 hingga 24 tahun. Laporan CDC menunjukkan saat ini total ada 110.197.000 kasus penyakit menular seksual di AS, baik yang sudah lama atau baru terjangkit.
Penyakit human papillomavirus atau HPV, virus yang bisa memicu kanker, mencakup 71 persen dari jumlah penderita. Sisanya adalah penyakit HIV, syphilis, gonorrhea, hepatitis B, chlamydia, trichomoniasis dan herpes.
Ahli di CDC yang melakukan penelitian ini, Catherine Lindsey Satterwhite, mengatakan bahwa epidemi penyakit menular seksual di AS sangat parah. Penemuan ini, ujarnya, didasarkan pada dua studi baru yang dipublikasikan oleh jurnal Penyakit Menular Seksual.
Dalam studi itu ditemukan bahwa kasus terbanyak terjadi tahun 2008, sebanyak 19,7 juta kasus baru. Terbanyak kedua adalah tahun 2000, sebanyak 18,8 juta kasus baru. Studi ini juga menunjukkan kerugian masyarakat untuk pengobatan penyakit ini yang mencapai hampir US$16 miliar atau sekitar Rp 154 triliun.[Joko Prasetyo]