Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.
Pembaca yang budiman, tak banyak disadari oleh umat Islam, bahwa demokrasi adalah sistem kufur. Ini karena demokrasi bertentangan dengan Islam. Pertentangan demokrasi dengan Islam terletak terutama karena demokrasi menempatkan kedaulatan (baca: hak membuat hukum) ada di tangan rakyat (manusia), sedangkan Islam menegaskan bahwa hak tersebut hanya milik Allah SWT. Karena itu jelas, secara i’tiqadi demokrasi bertentangan dengan Islam.
Bukan hanya kufur, demokrasi adalah sistem yang rusak dan memproduksi banyak kerusakan. Demokrasi rusak terutama karena pilar utamanya adalah kebebasan. Kebebasan inilah yang kemudian melahirkan banyak kerusakan di segala bidang; moral, pemerintahan, hukum, ekonomi, dll. Secara moral, misalnya, pornografi, pornoaksi, seks bebas, pelacuran, aborsi peredaran miras dan narkoba dll adalah fenomena yang akrab di negeri-negeri penganut sistem demokrasi di manapun. Di bidang pemerintahan, korupsi juga menonjol dalam sistem demokrasi. Di bidang hukum, keberpihakan hukum terhadap pihak yang kuat dan mendiskriminasi pihak yang lemah juga menjadi hal biasa dalam sistem demokrasi. Di bidang ekonomi, kesenjangan kaya-miskin juga menjadi warna tersendiri dalam sistem demokrasi. Semua itu bisa kita saksikan dan rasakan sendiri di negeri ini yang pernah didaulat menjadi ‘jawara’ demokrasi, termasuk tentu saja di Amerika dan Eropa sebagai kampiun demokrasi.
Karena itu, penting untuk menyadarkan umat tentang hakikat busuk demokrasi. Pasalnya, Barat imperialis selama puluhan tahun berhasil menipu dan mengelabui umat dengan terus mempromosikan ‘keunggulan-keunggulan’ demokrasi. Keadilan, kesamaan di depan hukum, kesejahteraan, transparansi dll adalah istilah-istilah manis yang sering mereka gunakan. Akibatnya, meski kebobrokan demokrasi demikian nyata, umat selalu berprasangka baik terhadap demokrasi. Sebagian mereka bahkan menganggap bahwa—terlepas dari segala kekurangannya—demokrasi tetaplah sistem terbaik. Kalaupun ada kekurangannya, itu karena faktor manusia sebagai pelaksananya. Betulkah demikian?
Pertanyaan inilah yang akan dijawab secara lugas dan cerdas dalam al-waie edisi kali ini. Dengan itu diharapkan umat dapat menyadari berbagai kebusukan demokrasi sehingga mereka mau segera mencampakkannya. Dengan itu pula mereka diharapkan mau kembali pada Islam sebagai satu-satunya ideologi dan sistem yang sahih, yang pasti akan mendatangkan berbagai kemaslahatan dan kebaikan bagi semua.
Selamat membaca!
Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.