Kaum Muslim yang dirahmati Allah:
Lebih dari 90 tahun umat Islam hidup tanpa Khilafah, tepatnya sejak Khilafah diruntuhkan oleh Musthafa Kemal atas bantuan Inggris pada 28 Rajab 1342 H. Padahal Khilafah merupakan satu-satunya sistem pemerintahan dalam Islam. Sistem pemerintahan inilah yang wajib ditegakkan oleh seluruh umat Islam.
Sebagai layaknya kewajiban, meninggalkan dan mengabaikannya merupakan kemaksiatan besar yang diancam dengan azab yang pedih. Di samping itu, hilangnya Khilafah telah membuat umat Islam menderita. Umat ini terus didera aneka masalah dan tak henti ditimpa berbagai prahara. Mereka benar-benar mengalami keterpurukan yang paling parah di sepanjang sejarah.
Kaum Muslim yang dirahmati Allah:
Hilangnya Khilafah membuat umat ini kehilangan institusi pelaksana syariah. Sebab, Khilafah adalah munaffidz as-syarî’ah. Hanya dengan Khilafah, Islam dapat ditegakkaan secara sempurna dan menyeluruh.
Maka dari itu, sejak Khilafah diruntuhkan, semua hukum Islam itu ditelantarkan. Ironisnya, yang diterapkan justru hukum dan undang-undang warisan negara kafir penjajah. Inilah konsekuensi negara demokrasi. Dalam negara demokrasi, atas nama rakyat hukum Allah SWT disingkirkan. Atas nama rakyat pula, berbagai undang-undang yang berpihak kepada asing dan menyengsarakan rakyat, seperti UU Migas, UU Kelistrikan, UU SDA, UU Penanaman Modal, dan lain-lain ditetapkan.
Kaum Muslim yang dirahmati Allah:
Lenyapnya Khilafah juga menyebabkan umat ini tak lagi memiliki institusi yang menyatukan mereka. Sebab, Khilafah adalah muwahhid al-ummah, penyatu umat. Dengan Khilafah umat Islam dapat dipersatukan dalam satu negara dan satu kepemimpinan. Umat Islam pun menjadi umat yang kuat. Tidak ada satu pun kekuatan di dunia yang mampu melemahkan, mengontrol, apalagi menguasai umat Islam.
Setelah Khilafah diruntuhkan, wilayahnya yang luas dikerat-kerat menjadi negara-negara kecil atas dasar nasionalisme. Umat Islam terpecah-belah dalam kungkungan negara-negara bangsa, nation-states, yang dipisahkan oleh garis pembatas yang dibuat oleh negara-negara kafir penjajah. Bahkan negara-negara yang sudah kecil dan lemah itu dipecah-belah dengan berdirinya berbagai gerakan sparatisme yang dirancang dan direkayasa kafir penjajah. Akibatnya, umat Islam menjadi umat yang lemah, tak ubahnya seperti buih di tengah lautan. Jumlahnya besar, wilayahnya luas dan kekayaan alamnya melimpah; namun tidak memiliki kekuatan, kewibawaan dan kemuliaan.
Kaum Muslim yang dirahmati Allah:
Ketiadaan Khilafah juga membuat umat ini kehilangan institusi yang melindungi mereka dan agama mereka. Sebab, Khilafah adalah hâris li al-muslimîn wa dînihim, wa amwâlihim wa dammihim. Khilafah pula yang menjadi pelindung akqidah, darah, kehormatan dan kekayaan kaum Muslim. Khilafah adalah perisai bagi kaum Muslim, sebagaimana ditegaskan Rasulullah saw. dalam sabdanya:
وَإِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّة يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
Sesungguhnya Imam (Khalifah) adalah perisai; di belakang dia orang-orang berperang, dan kepada dia orang-orang mencari perlindungan (HR al-Bukhari dan Muslim).
Maka dari itu, sejak Khilafah diruntuhkan, darah umat Islam begitu mudah ditumpahkan, kehormatan mereka dilecehkan, kekayaan mereka dijarah dan negeri mereka dijajah. Akidah dan keyakinan mereka diracuni oleh berbagai pemikiran dan ideologi kufur tanpa pemeliharaan. Bahkan Islam terus dihina, al-Quran dinista, dan Rasulullah saw. terus dicerca.
Para penguasa yang seharusnya menjadi pelindung rakyatnya malah bertindak sebaliknya. Mereka justru menumpahkan darah rakyat sendiri seperti dilakukan Basyar Assad di Suriah. Sejak revoulusi dikobarkan, sekitar 90 ribu nyawa melayang karena keganasannya. Di negeri ini, penguasa bisa membunuh rakyatnya yang sendiri dengan alasan terkait terorisme.
Para penguasa yang seharusnya menjaga negerinya dari penjajahan justru menjadikan dirinya sebagai antek penjajah. Di Irak dan Afganistan, penguasanya bekerjasama dengan tentara Amerika memerangi rakyatnya sendiri yang berjuang mengusir negara kafir penjajah. Di negeri ini, banyak undang-undang dan kebijakan disetir oleh kekuatan asing. Kekayaan alamnya juga diserahkan kepada korporasi-korporasi asing.
Pendek kata, inilah realitas umat Islam. Hidup merana tanpa Khilafah.
Kaum Muslim yang dirahmati Allah:
Sejak dididirkan al-‘Âlim al-‘Allamah al-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, Hizbut Tahrir telah menjadikan tegaknya Khilafah sebagai al-qadhiyyah al-mashîriyyah li al-muslimîn, perkara utama yang menyangkut hidup-mati bagi kaum Muslimin. Maka dari itu, Hizbut Tahrir berjuang sungguh-sungguh tanpa kenal lelah untuk menegakkan kembali Khilafah.
Untuk merealisasikan tujuannya, Hizbut Tahrir—yang kini dipimpin Al-‘Alim al-Jalîl—‘Atha Abu Rastah- berjuang di tengah umat dan bersama umat. Pembinaan intensif untuk menggembleng kader-kadernya, upaya membangun opini umum dan kesadaran tentang Islam terus dilakukan Hizbut Tahrir. Hizbut Tahrir juga terus mencari nushrah dari kalangan ahlul-quwwah, orang-orang yang memiliki kekuatan riil untuk mengambil-alih kekuasaan.
Berbagai ritangan, hambatan dan gangguan memang dihadapi oleh Hizbut Tahrir. Namun, semua itu tidak membuat Hizbut Tahrir gentar, berpaling, atau mundur. Sebaliknya, Hizbut Tahrir terus maju hingga Allah SWT memberikan kemenangan dan pertologan-Nya dengan tegaknya Khilafah.
Kaum Muslim yang dirahmati Allah:
Dalam menyambut Muktamar Khilafah tahun ini, kami kembali menyampaikan seruan kepada seluruh kaum Muslim untuk ikut berjuang untuk menegakkan Khilafah. Sungguh, ini adalah perjuangan mewujudkan kewajiban yang agung, bahkan termasuk kewajiban paling agung, min a’zham al-wâjibât. Karena itu, pahala yang akan diberikan kepada pelakunya juga amat besar.
Kami juga mengajak kepada umat agar segera mencampakkan demokrasi dan seluruh sistem kufur lainnya buatan manusia; juga melenyapkan sekat-sekat nasionalisme yang membuat umat Islam terpecah-belah dan memberantas gerakan sparatisme yang memperparah perpecahan. Marilah kita menyambut panggilan Allah untuk menjadi anshâral-Lâh, para penolong agama Allah SWT:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا أَنْصَارَ اللَّهِ
Hai orang-orang yang beriman, jadilah kalian para penolong (agama) Allah (QS ash-Shaff [61]: 14).
Sungguh, pertolongan Allah SWT bagi umat ini pasti akan datang. Khilafah yang dijanjikan, insya Allah akan segera berdiri. Tanda-tandanya kian jelas. Umat yang sempat terpesona dengan kegemerlapan peradaban Barat mulai sadar, bahwa ideologi dan perdaban Barat itulah yang menjadi sumber bencana bagi dunia. Umat yang pernah berharap pada demokrasi, kini sudah tidak lagi. Bahkan mereka semakin sadar bahwa demokrasi adalah biang berbagai masalah; biang korupsi, biang penghamburan uang rakyat, biang perampokan kekayaan alam oleh asing, dan biang lempangnya penjajahan. Yang paling penting, demokrasi adalah biang kekufuruan yang wajib ditinggalkan.
Pada saat yang sama, harapan umat terhadap syariah semakin besar. Seruan umat yang menginginkan Khilafah semakin membahana. Di berbagai negeri Muslim, termasuk di sini, mereka menggelorakan seruan bersama: Al-Ummah turîd Khilâfah Islâmiyyah.
Para penguasa diktator di negeri-negeri Muslim telah jatuh satu persatu. Ben Ali di Tunisia, Mubarak di Mesir, Qadhafi di Libya dan Abdullah Saleh di Yaman tumbang dari kekuasannya oleh rakyatnya sendiri. Kini Basyar Assad di Suriah, kekuatannya semakin lemah menghadapi gempuran Mujahidin. Dengan izin dan pertolongan Allah, seluruh rezim tiran dan diktator di negeri-negeri Muslim yang lain juga akan segera menyusul. Kekuasaan mereka akan tumbang dengan sangat menghinakan. Sebab, mereka semua termasuk dalam mulk[an] jabriyyatan, kekuasaan diktator dan otoriter. Sebagaimana diberitakan Rasulullah saw, kekuasaan mereka akan berakhir. Setelah itu, Khilâfah ‘alâ minhâj an-Nubuwwah akan kembali diri. Khilafah itu akan menyatukan seluruh negeri Islam kembali dalam naungan kekuasaannya. Bahkan Khilafah akan menaungi seluruh wilayah di dunia sebagaimana diberitakan Rasulullah saw.:
إِنَّ الله زَوَى لِىَ الأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَإِنَّ أُمَّتِى سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِىَ لِى مِنْهَا
Sesungguhnya Allah menghimpunkan bumi untukku sehingga aku telah melihat sebalah timur dan baratnya. Sungguh, kekuasaan umatku akan sampai ke bumi yang dihimpunkan untukku itu (HR Muslim).
Kita memohon agar Allah SWT agar segera menurunkan pertolongan-Nya, berupa tegaknya Khilafah ‘alâ minhâj an-Nubuwwah. Kita juga memohon agar Allah SWT memuliakan kita dengan memasukkan kita dalam barisan pejuang syariah dan Khilafah, menjadikan kita sebagai orang-orang yang ikhlas dan istiqamah dalam berjuang, hingga malaikat maut menjemput kita. Amîn, Ya Mujib al-sâ’ilîn. []