HTI

Mancanegara (Al Waie)

Abdul Mu’min Muhammad Ali (Aktivis Hizbut Tahrir Yaman): Meski Ditangkapi, Kami Terus Berdakwah

Awal HT masuk Yaman?

Adanya pelajar dari Libanon, Suriah dan Palestina yang datang ke Yaman kemudian mendakwahkan pemikiran HT di Yaman.

Tahun berapa?

Di mulai pada tahun 1996.

Perkembangan HT di Yaman?

Pada tahun itu pula, dakwah secara gencar dilakukan. Banyak warga yang terekrut dan pada tahun itu pula dibentuk HT Yaman. Pada tahun yang sama pula Pemerintah selalu berupaya menangkapi aktivis HT Yaman.

Mengapa aktivis HT ditangkapi?

Tidak bisa ditutupi oleh siapa pun, HT adalah partai politik ideologis. HT Yaman menyampaikan kebenaran dan tidak takut terhadap celaan dari para pencela. Mereka melakukan perang pemikiran, membongkar makar penguasa Yaman yang berkolaborasi dengan Inggris. Nah, inilah yang membuat penguasa bertindak demikian.

Penguasa Yaman menginginkan Islam yang berkembang tanpa politik (hanya menginginkan ibadah mahdhah dan akhlak saja, red.). Mereka menginginkan Islam yang disukai oleh Barat, yang disenangi oleh Amerika, yang menerima peradaban liberal Barat, yang menerima demokrasi.

Apakah Anda pernah ditangkap juga?

Pada 2002, setahun setelah bergabung dengan HT Yaman, saya ditangkap dan dipenjara empat bulan tanpa proses pengadilan. Di dalam penjara saya dipukuli dan dicaci-maki.

Mengapa?

Karena saat itu, saya tertangkap petugas keamanan ketika menyebarkan nasyrah (artikel seruan Hizbut Tahrir, red.) di pinggir jalan protokol, yang isinya menolak bercokolnya Amerika di Yaman, menolak kenaikan harga-harga barang.

Kemudian dakwah berhenti?

Tidak. Kami terus berdakwah. Lambat-laun petugas keamanan mulai memahami metode perjuangan Hizbut Tahrir, yang selalu berdakwah dengan lantang, namun tidak pernah melakukan tindak kekerasan. Karena itu sebagian dari mereka bersikap lemah-lembut, membiarkan kami menyebarkan nasyrah.

Bagaimana dengan sikap masyarakat Yaman sendiri terhadap dakwah Hizbut Tahrir?

AlhamdulilLah, masyarakat mulai mengetahui bahwa tidak ada yang menyelamatkan mereka kecuali dengan penerapan Islam dalam bidang politik. Mereka pun akhirnya menyadari, orang-orang mereka yang ditangkapi penguasa Yaman itulah sesungguhnya yang benar.

Mereka mulai gelisah dengan kondisi yang dihadapi sekarang. Oleh karena itu, setelah terjadinya krisis di Yaman, mereka sekarang berpikir ingin menjadikan Islam sebagai solusi atas permasalahan tersebut.

Artinya, mereka juga menuntut penegakkan kembali Khilafah yang menerapkan Islam kaffah?

Sekarang, kalau Anda ke Yaman, kemudian bertanya kepada sembarang orang, “Apakah Anda ingin Khilafah?” Jawabannya hampir bisa dipastikan adalah, “Ya! Karena Islam mengatakan itu.”

Namun sayang, mereka menyandarkan harapannya pada Partai Islah yang merupakan sayap politik Ikhwanul Muslimin di Yaman. Mereka menjanjikan pada masyarakat akan menerapkan syariah Islam ketika berkuasa nanti, tetapi faktanya ketika berkuasa ternyata tidak menerapkan syariah Islam secara total. Penerapannya parsial saja, sesuai dengan yang diinginkan Barat dan Amerika.

Apakah Partai Islah menjanjikan Khilafah?

Tidak.

Lalu mengapa masyarakat berharap pada Islah?

Partai ini merupakan sayap politik Ikhwanul Muslimin di Yaman. Ulama-ulama Universitas Al-Iman, kampus yang didirikan ulama Ikhwanul Muslimin Syaikh Abdul Majid Azzindani, membuat buku-buku yang isinya mendukung tegaknya Khilafah.

Syaikh Zindani bukan hanya menginginkan Khilafah, tetapi juga meneriakan tsumma takunu Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah. Karena itu kedutaan besar Amerika melabeli beliau teroris.

Akan tetapi, ini tidak cukup. Faktanya Ikhwan tidak mempunyai rancangan untuk menegakkan Khilafah. Apalagi kalau kita melihat sayap parpolnya, kita tidak mendapatkan acara apapun atau langkah-langkah apapun yang dilakukan sayap parpolnya. Para politisinya tidak pernah menyampaikan isu Khilafah meskipun hanya pada khutbah Jumat.

Mengapa pula masyarakat menggantungkan harapannya pada parpol sayap Ikhwan?

Itulah masalahnya. Masyarakat Yaman itu gampang dikelabui. Berbeda antara perasaan dan akalnya. Mereka mengatakan janganlah berputus asa, tetapi selalulah mengharap.

Ikhwan sendiri menginginkan masyarakat mabuk dengan janji-janjinya; negerinya akan menjadi baik, padahal mereka tahu bahwa kapal yang mereka tumpangi itu sudah mau tenggelam.

Siapa sesungguhnya yang berada di balik pergantian nahkoda kapal yang mau tenggelam ini?

Naiknya Wakil Presiden Abdur Rabbuh Mansur Al-Hadi menjadi presiden menggantikan Ali Abdullah Saleh itu lantaran ada pertentangan kepentingan Inggris di Yaman. Inggris juga sudah memberikan peringatan mengapa mereka itu menginginkan Amerika, memerintahkan negara Teluk, mempercepat kondisi keluar dari kondisi krisis Yaman.

Inggris melakukan strategi untuk menyingkirkan Ali Abdullah Saleh dengan cara yang terhormat.

Peran Amerika?

Menggerakan kelompok-kelompok Syiah yang berada di utara Yaman. Kelompok-kelompok ini mendukung sparatisme utara Yaman dari Yaman.

Apakah perubahan nahkoda ini memberikan dampak yang signifikan kepada rakyat Yaman?

Sampai sejauh ini, belum memberikan dampak yang bagus. Perkara-perkaranya masih gelap. Namun, Inggris masih memegang kendali; masih berpengaruh di kalangan ulama-ulama dan politisi Yaman.

Bagaimana peran Arab Saudi?

Saudi itu posisinya sesuai dengan keinginan Inggris.

Bagaimana dengan aktivitas dakwah HT Yaman?

HT Yaman tetap melakukan aktivitas penyadaran politik di tengah masyarakat. HT Yaman menjelaskan kondisi politik Yaman (yang dikendalikan) para penguasa antek atau pihak asing secara langsung baik Inggris maupun Amerika; juga memahamkan mereka akan bahaya-bahaya sekularisme dan bahaya negara federasi.

Jadi kami terus melakukan penyadaran kepada masyarakat Yaman tentang pentingnya Khilafah dan adanya khalifah yang menerapkan syariah secara kaffah. Pasalnya, tidak ada kemuliaan bagi kita kecuali dengan Islam; menjadi orang yang ahlul iman, ahlul hikmah dan berupaya menerapkan dan menjaga syariah Islam, sebagaimana yang dijalankan oleh Rasullah saw.

AlhamdulilLah, HT Yaman telah mengadakan muktamar dan melakukan konferensi pers yang terakhir di Kota Sana’a, yang telah dilakukan dua bulan lalu (April 2013). HT Yaman juga telah membagikan selebaran-selebaran (nasyrah) dalam jumlah yang besar.

Nasyrah tersebut diberikan kepada para ulama dan orang-orang yang berpengaruh.

Apa saja judulnya?

Nasyrah tentang bahaya ide Islam moderat dan nasyrah Rancangan Konstitusi Khilafah yang telah diadopsi Hizbut Tahrir. HT Yaman juga telah membagikan buku Muqadimah Dustur Khilafah agar mereka pelajari dan agar mereka beraktivitas bersama Hizbut Tahrir.

Bagaimana sikap mereka?

Mereka menerimanya, kecuali para penganut sekularisme dan orang-orang yang sesat yang tidak menginginkan kebaikan pada umat ini, tetapi hanya menjilat Barat.

Apakah  media massa di sana memberitakan konferensi tersebut?

Sebagian media mempublikasikan muktamar tersebut apa adanya. Sebagian lainnya menyelewengkan makna dari pesan-pesan yang disampaikan dalam muktamar tersebut. Sebagian lainnya tidak memberitakan.

Lebih banyak yang mana?

Yang menyelewengkan.

Bagaimana dengan ulamanya?

Kebanyakan ulama di sana itu hanyalah pegawai dan pengajar. Mereka tidak mau membahas masalah politik. Namun, ketika ditanyai oleh umat, mereka menjawab bahwa Hizbut Tahrir itu baik.

Lantas bagaimana peluang mendirikan Khilafah di Yaman?

Hizbut Tahrir itu senantiasa optimis. Dengan adanya pertolongan Allah SWT, waktu tegaknya Khilafah akan segera tiba. HT selalu berupaya menggunakan berbagai uslub agar masyarakat mau menerima dakwah dan memberikan sumbangsih untuk tegaknya Khilafah, bahkan menjadikan Yaman sebagai ibukota Khilafah. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*