Harapan baru. Itulah frase paling penting dari kesan peserta Muktamar Khilafah 2013 di Jakarta. Kehadiran Muktamar Khilafah di tengah kondisi karut-marut sosial, politik dan ekonomi negeri Muslim terbesar ini mengundang perhatian banyak pihak. Khilafah yang disuarakan dengan lantang dalam Muktamar Khilafah di 31 kota di Indonesia sepanjang bulan Mei-Juni 2013 itu merupakan harapan besar.
Sekadar contoh, saat hadir dalam Muktamar Khilafah di Jayapura, Papua, pertengahan Mei lalu, saya melihat antusiasme para peserta yang luar biasa. Para tokoh yang hadir dalam acara temu tokoh pada malam harinya pun menunjukkan sikap yang sama: Khilafah adalah satu-satunya harapan!
Pada akhir Mei, saya pun menjadi saksi Muktamar Khilafah di kota Medan. Lapangan Stadion Teladan, stadion sepak bola terbesar di sana, penuh sesak. Satu yang mereka serukan: Al-Ummah turid khilafah islamiyah (Umat ingin Khilafah Islamiyah). Seorang tokoh Medan, Prof. Husna, menyampaikan, “Kita percaya bahwa khilafah itu kewajiban. Khilafah itu janji Allah SWT.”
Bahkan, Pak Yahya Rum (Ketua Persatuan Umat Islam) menyampaikan, “Saya ini sudah tua. Saya ingin segera menyaksikan tegaknya Khilafah,” tegasnya kepada saya.
Seusai menghadiri Muktamar Khilafah di Jakarta, banyak tokoh yang menyampaikan kesannya kepada saya. “Saya datang ke Muktamar Khilafah ini karena dorongan Hadis Nabi saw.,” aku Adhyaksa Dault. Lalu mantan Menteri Pemuda dan Olah Raga ini membaca hadis tentang akan tegaknya kembali Khilafah, “…Tsumma takunu Khilafah ‘ala minhaj an-Nubuwwah. Kita berjuang atau tidak, Khilafah itu pasti tegak. Yang penting, kita ikut dalam proses untuk menegakkan Khilafah tersebut”.
Sejak awal acara, Prof. Hasjbi (Ketua Umum International Muslim Brotherhood) dengan mata berkaca-kaca mengatakan, “Muktamar Khilafah ini sangat luar biasa! Gelora Bung Karno penuh sesak.”
Tokoh yang tetap semangat di usianya yang senja ini menambahkan, “Melihat kenyataan seperti ini, masa Khilafah tidak bisa ditegakkan? Pasti bisa. Apalagi ini merupakan janji Allah.”
Mantan anggota DPR RI, Permadi SH berkomentar, “Tidak ada organisasi lain yang dapat mengadakan acara seperti ini. Ini adalah potensi yang dapat melakukan revolusi untuk mengubah sistem yang bobrok ini.”
Muktamar Khilafah bukanlah sekadar muktamar, melainkan momen pengokohan langkah perjuangan bagi tegaknya syariah dan Khilafah. Tak heran, bila acara yang dihadiri lebih dari 110 ribu orang ini menggetarkan jiwa banyak orang, bahkan mengharukan dan memberikan inspirasi. “Muktamar Khilafah kemarin sangat mengharukan,” Muhammad Hasbi Ibrohim mengutarakan isi hatinya. “Hanya sayang, seharusnya massa digiring ke DPR/MPR RI untuk mewujudkan Khilafah. Tidak perlu menunda waktu lagi,” lanjut Ketua Laskar Anti Korupsi Pejuang 45 tersebut.
Hal senada disampaikan oleh Zainal Ahmad dari Kesbangpol Kemendagri, “Acara-acara HTI selalu menggetarkan kalbu orang-orang yang berpikir. Ia menginspirasi munculnya gerakan perubahan sistem pemerintahan demokrasi yang diyakini dan dilaksanakan di banyak negara sebagai sistem terbaik tetapi tidak membawa kesejahteraan umat, menuju sistem Khilafah yang menjamin mendatangkan manfaat bagi seluruh bangsa di muka bumi.”
Muktamar Khilafah merupakan wujud kepeloporan HTI. Hal ini diungkapkan oleh Fikri Bareno. Ketua al-Ittihadiyah ini mengatakan, “Muktamar Khilafah merupakan kepeloporan HTI. Kami memberikan penghargaan yang tinggi atas perjuangan HTI dalam penegakan syariah dan Khilafah. Kami mengajak seluruh umat Islam untuk mendukung perjuangan penegakan syariah dan Khilafah karena penegakkan syariah dan Khilafah tersebut bukanlah kewajiban HTI saja, melainkan kewajiban seluruh kaum Muslim. Kemuliaan umat Islam tidak dapat dicapai kecuali dengan Khilafah. Saatnya kita menyerukan kepada seluruh kaum Muslim di dunia untuk berjuang demi tegaknya syariah dan Khilafah. Allahu Akbar!”
Pandangan dari sisi lain diungkapkan oleh Iing Solihin, Ketua Persatuan Umat Islam (PUI). Beliau menyampaikan, “Muktamar Khilafah kemarin, 2 Juni 2013, yang dihadiri lebih dari 110 ribu orang dan disambut oleh jutaan orang lainnya di seluruh penjuru negeri, merupakan modal kuat untuk menerapkan sistem Khilafah.”
Aktivis ICMI dan pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Ukhuwah tersebut menambahkan, “Rakyat telah lelah dan tidak percaya pada sistem yang sekarang diterapkan. Partisipasi rakyat dalam proses demokrasi rendah dan terus merosot. Politik hanya dijadikan alat mencapai kekuasaan semata. Padahal politik menurut Islam adalah pelayanan pada umat manusia.”
Selain itu, muktamar ini ditujukan bagi terbentuknya kesadaran kolektif untuk mengawal tegaknya Khilafah. Hal ini dirasakan oleh para peserta. Sebagai contoh, Wakil Ketua Departemen Penguatan Idiologi DPP PPP mengungkapkan perasaannya, “Muktamar Khilafah 2013 sangat luar biasa untuk mengawal tegaknya Khilafah. Tegakkan syariah dan Khilafah. Mari berjihad membangun kekuatan umat menuju Khilafah.”
Alfian Tanjung, begitu panggilannya, segera mengusulkan, “Usulan kongkret untuk DPP HTI dan strukturnya agar menggandeng dua kekuatan utama umat Islam di Indonesia, yaitu NU dan Muhammadiyah.”
Memang, melakukan perubahan besar dunia menuju Khilafah merupakan kewajiban semua kaum Muslim.
Habib Muhsin Alattas (Ketua Dewan Syura Front Pembela Islam/FPI) setelah menghadiri Muktamar Khilafah menyatakan, “Akan datang khalifah akhir zaman yang akan menegakkan keadilan di muka bumi serta menghancurkan segala kerusakan dan kesesatan. Ini memang merupakan salah satu nubuwwah Sayidina Muhammad saw. yang pasti akan terjadi. Tanda-tandanya pun semakin bermunculan. Mari kita bersatu saling menghargai dan tenggang rasa mengenyampingkan perbedaan yang tidak prinsip untuk sama-sama menyongsong tahun-tahun kebangkitan Islam menuju Khilafah ‘ala minhaj an-Nubuwah.”
Dukungan dan keyakinan akan tegaknya Khilafah makin menggema. Berbagai kalangan makin memahami Hadis Nabi saw. tentang hal ini. Sekalipun demikian, pihak yang tidak menyukai kebangkitan Islam terus menghalang-halanginya. Bahkan tayangan TV tentang Muktamar Khilafah saja dipersoalkan. Anjing menggonggong kafilah terus berlalu, begitu kata pepatah. Benar kata Ahmad Michdan (Pembina Tim Pembela Muslim/TPM) saat menyampaikan harapannya, “Muktamar Khilafah ini sangat luar biasa! Semoga doa yang dipanjatkan muktamirin di penghujung acara Muktamar Khilafah diijabah (dikabulkan) oleh Allah SWT pada tahun 2014 M; Khilafah di dunia mulai ditegakkan.” []