Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.
Pembaca yang budiman, sepanjang bulan Mei-Juni 2013 lalu, Hizbut Tahrir Indonesia menyelenggarakan rangkaian kegiatan Muktamar Khilafah di 31 kota di Indonesia. Muktamar kali ini mengambil tema, “Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah”. Muktamar yang mengambil momentum pada Bulan Rajab 1434 H ini diawali di Yogya pada awal Mei dan puncaknya di Jakarta tanggal 2 Juni 2013. Di berbagai daerah, Muktamar Khilafah mampu menyedot muktamirin tak kurang dari 300 ribu orang. Adapun di Jakarta, lebih dari 100 ribu muktamirin memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK); tak hanya di tribun, bahkan membludak ke pinggir lapangan sepak bola terbesar di Indonesia itu.
Membludaknya peserta Muktamar Khilafah di berbagai daerah maupun di Jakarta setidaknya mencerminkan tiga hal. Pertama: Umat Islam di negeri ini sesungguhnya tengah merindukan penerapan syariah dalam kehidupan mereka. Ini telah dibuktikan oleh beragam survey. Mereka pun paham, penerapan syariah secara total hanya bisa dilakukan dalam sistem Khilafah. Karena itu, di setiap Muktamar Khilafah yang diselenggarakan itu, para muktamirin selalu menyebut-nyebut dan meneriakkan,” Khilafah…Khilafah…Khilafah”, diiringi dengan pekikan takbir yang senantiasa membahana.
Kedua: Yang menarik, kerinduan mereka terhadap penerapan syariah dan penegakkan kembali Khilafah dibarengi dengan kerelaan mereka untuk berkorban. Pasalnya, sebagaimana diketahui, para peserta rela mengeluarkan uang untuk mendapatkan tiket masuk ke arena muktamar. Mereka pun rela datang dengan biaya sendiri. Artinya, ini menunjukkan bahwa mereka benar-benar ikhlas dan sungguh-sungguh mendukung kegiatan yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir tersebut.
Ketiga: Yang juga menarik, para muktamirin yang hadir dalam muktamar di berbagi daerah itu datang dari berbagai kalangan; dari berbagai strata ekonomi dan sosial; laki dan perempuan; di kampung maupun di kota. Ada ulama, ustadz, mubalig, tokoh agama. Ada dosen, mahasiswa, guru dan pelajar. Ada pengusaha, karyawan dan buruh kasar. Ada juga pegawai negeri sipil dan pejabat. Semua ini membuktikan, bahwa kesadaran bersyariah dan kerinduan pada penegakkan Khilafah sudah menyentuh seluruh lapisan masyarakat di negeri ini.
Untuk mengetahui lebih jauh rangkaian kegiatan Muktamar Khilafah tersebut, al-waie kali ini secara khusus menyajikan segala hal yang berkaitan dengan kegiatan tersebut. Selamat membaca!
Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.