Sebagaimana diketahui, sebelum acara puncak di Stadion Utama Senayan Gelora Bung Karno, 2 Juni 2013, rangkaian acara Muktamar Khilafah telah diselenggarakan sejak bulan Mei 2013 di berbagai daerah. Tak kurang dari 31 kota di seluruh Indonesia, mulai Aceh hingga Papua, menyelenggarakan kegiatan Muktamar Khilafah yang mengambil tema, “Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah”. Berikut adalah laporan singkat kegiatan Muktamar Khilafah di sebagian kota yang bisa dipaparkan.
Yogyakarta
Kibaran Bendera ar-Rayah dan al-Liwa menghentak, disambut pekikan takbir dari 10.000 peserta yang hadir di Stadion Mandala Krida Yogjakarta. Hari itu, Ahad (5/5) menjadi saksi sejarah Kota Yogjakarta, saat Hizbut Tahrir Indonesia menggelar rangkaian Muktamar Khilafah 2013 perdana di Nusantara.
Dalam sambutanya, Ketua DPD I HTI DIY Yusuf Mustaqim mengingatkan pentingnya Khilafah dan perjuangan untuk menegakkan-nya. Kemudian orasi diteruskan oleh HM Rasyid Supriyadi. “Insya Allah, dalam waktu yang tidak lama lagi Khilafah Islam akan tegak,” pekik pengurus HTI DIY tersebut.
Ketua DPP HTI Dwi Condro Triono menyampaikan orasi tentang kerusakan dan bahaya ide demokrasi dan nasionalisme bagi kaum Muslim.
Selanjutnya, pengurus HTI DIY Ibnu Alwan mengatakan, ”Karena itu dunia harus berubah! Tinggalkan demokrasi! Tinggalkan sekat nasionalisme! Terapkan hukum Allah SWT!”
Materi Muktamar diakhiri dengan penyampaian pidato politik Hizbut Tahrir Indonesia oleh Pengurus DPP HTI H Muhammad Ihsan Abdul Djalil. Dalam pidato politiknya, Hizbut Tahrir menyeru semua yang hadir untuk terlibat aktif dalam perjuangan menolong agama Allah; menegakkan syariah dan Khilafah.
Kendari
Gerimis berganti panas, kemudian terik berganti mendung. Hal itu tidak sedikit pun memengaruhi peserta Muktamar Khilafah yang datang membanjiri Stadion Lakidende Kendari.
Lebih dari 25.000 peserta hadir dalam perhelatan yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara.
Acara yang diawali dengan musik tradisional gambus dan nasyid dengan narasi perjuangan Khilafah berhasil menyita perhatian peserta yang terdiri dari berbagai kalangan. Aksi teatrikal oleh para pelajar dan mahasiswa binaan HTI juga membuat para peserta harus berdiri, bahkan naik di atas kursinya untuk menyaksikan pertunjukan yang sangat heroik ini.
Pekikan takbir dikumandangkan. Syariah dan Khilafah diserukan. Pembicara lokal La Ode Amrul Hasan, Fitriaman, Muh. Yasin, Wildan Abdu dan pembicara nasional seperti KH Muh Shiddiq al-Jawie dan KH Rahmat S Labib menyerukan secara bersahutan tema, “Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah”.
Semarang
Dengan menaiki Jeep Wilis dan dikawal oleh pasukan lari pembawa Bendera al-Liwa dan ar-Rayah, pembicara Muktamar Khilafah Jawa Tengah menuju panggung dari tribun utama. Aktivis Hizbut Tahrir Jawa Tengah Khoirul Anam mengawali orasinya. Peserta tak henti-hentinya menyambut seruan takbir dan Khilafah, Ahad (5/5) di Stadion Jatidiri, Semarang.
Seruan untuk menegakkan syariah Islam secara kaffah dalam sistem pemerintahan Islam disambut gegap-gempita. “Khilafah! Khilafah! Khilafah!” seru sekitar 10.000 ribu lebih warga Jawa Tengah dengan semangat dan serentak.
Ahmad Faiz, seorang ulama, juga pejuang syariah dan Khilafah dari Solo, menyampaikan kewajiban memperjuangkan tegaknya negara Khilafah. Faiz menyampaikan dalil-dalilnya dengan penuh semangat, disambut teriakan takbir oleh peserta.
Di tengah-tengah mereka ada telur emas yang merekah dan muncullah seorang anak yang membacakan puisi. Puisi anak yang mengungkapkan kegundahan seorang anak kepada ayah bundanya yang hidup dalam lingkungan kapitalis.
Naiklah, Abdurrouf, pejuang syariah dan Khilafah dari Banyumas, ke podium menyampaikan tentang bobroknya kondisi hidup dalam lingkungan Kapitalisme.
Dua pembicara berikutnya adalah dari DPP HTI, yaitu Abu Zaid dan M Ismail Yusanto. Abu Zaid menyampaikan arah perubahan hakiki menurut Islam. Adapun Jubir HTI M. Ismail Yusanto menyampaikan pidato politik HTI, dengan tema: mencampakkan demokrasi dan menegakkan Khilafah.
Jambi
Di Jambi, Muktamar Khilafah diselenggarakan di Di Gedung Olah Seni (GOS) Kota Baru Jambi oleh DPD 1 Hizbut Tahrir Indonesia Daerah Jambi, Kamis (9/5). Acara ini dihadiri sekitar 1500 peserta. “Peserta bukan hanya dari kota saja, tetapi dari luar kota juga sangat banyak. Mereka mewakili Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tebo, Kabupaten Batanghari, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Muara Bungo, Kabupaten Kerinci, dan Kabupaten Merangin,” kata Panitia MK.
Banjarmasin
Di Banjarmasin, Muktamar Khilafah 2013 Kalimantan Selatan, Kamis (9/5) dimulai dengan sambutan pembuka oleh Baihaki al-Munawwar, Ketua DPD I HTI Kalsel.
Di hadapan sekitar 30.000 peserta yang memadati halaman Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin itu, Ustadz Baihaki meminta para peserta ikut menunaikan kewajiban untuk berjuang menegakkan Khilafah Islamiyah, menuju perubahan besar dunia yang menyejahterakan.
Lampung
Di hadapan sekitar 7.000 warga Lampung, Ketua Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Lampung Dudy Arfian menyatakan, “Menegakkan Khilafah adalah kewajiban setiap Muslim sesuai kemampuan masing-masing!” katanya, Ahad (12/5) di Stadion Sumpah Pemuda, Bandar Lampung.
Dalam perhelatan itu tampak hadir pula tokoh-tokoh Lampung, di antaranya adalah Iqbal Rasyid (Ketua KPID Lampung); Alfian (LBH Lampung); KH Komarudin (Ulama Lampung Timur); Mawardi (Mantan Dirut PT KAI) dan Dirwan (Muhammadiyah Lampung).
Palangkaraya
Di hadapan sekitar 3.000 peserta Muktamar Khilafah Kalimantan Tengah, Representasi Kantor Media Pusat (CMO) Hizbut Tahrir Asia Tenggara Tun Kelana Jaya menyatakan empat arah perubahan hakiki yang harus dicapai kaum Muslim dalam kehidupan bernegara. “Perubahan yang kita tuju harus mencakup empat perubahan besar dan mendasar,” ungkapnya, Ahad (12/5) di Stadion Tuah Pahoe, Palangkaraya.
Beliau antara lain menyebutkan: perubahan prinsip kedaulatan di tangan rakyat menjadi kedaulatan di tangan syariah; perubahan kekuasaan di tangan pemilik modal menjadi kekuasaan di tangan umat; hak tabanni (adopsi) hukum berada di tangan Khalifah.
Batam
Di Batam, aktivis HTI Abdillah menyerukan, “Nasionalisme dalam sejarah umat Islam hingga kini terbukti telah menjadi racun yang berbahaya dan melumpuhkan.”
Hal itu ia ungkapkan pada Muktamar Khilafah Kepulauan Riau, Ahad (12/5) di Lapangan Tumenggung Abdul Jamal, Batam.
Paham nasionalisme, lanjutnya, berperan penting dalam meruntuhkan Khilafah sehingga akhirnya dipecah-pecah menjadi sekitar 70 negeri-negeri kecil. Nasionalisme juga terbukti menghilangkan kepedulian umat sedunia sehingga kaum Muslim menjadi lemah. Negeri-negeri Islam menjadi santapan empuk bangsa-bangsa imperialis.
Dalam perhelatan yang dihadiri sekitar 3000 warga Kepulauan Riau tersebut, tampak juga para pimpinan pondok pesantren beserta santrinya, di antaranya adalah dari Ponpes An-Ni’mah, Ponpes Al-Ukhuwah dan Ponpes Bina Ummah.
Jayapura
Aktivis HTI Papua Giri Pujo Sumadyo, Ahad (12/5) di Gedung LPTQ, Jayapura, dalam orasinya mengatakan, “Demokrasi kufur karena pilar utamanya, kedaulatan rakyat, telah menjadikan sumber hukum adalah akal dan hawa nafsu manusia atas nama rakyat!”
Tentu, lanjut Giri, hal ini sangat bertentangan dengan prinsip utama akidah Islam berupa kedaulatan di tangan Allah SWT. Hal itu ia ungkap dalam muktamar yang dihadiri sekitar 900 peserta tersebut.
Tampak hadir pula beberapa tokoh Papua. Di antaranya adalah: Partino (Gurubesar Universitas Cendrawasih); KH Muhammad Sholeh (Pimpinanan Ponpes Yaa Bunayya Jayapura); Edi Mirza Nadzari (Pimpinan Muhammadiyah Kota Jayapura); Moedhar A Yasir (MUI Kota Jayapura) dan Hj Sutina Sutardi (Aisyah Jayapura).
Palembang
Di Palembang sekitar 5.000 peserta Muktamar Khilafah Sumsel memadati Stadion Bumi Sriwijaya, Ahad (12/5). Selain orasi, kegiatan diselingi serangkaian acara seperti aksi teatrikal, parade al-Liwa dan ar-Rayah, Nasyid N H Brothers, tambur. Selain itu, juga diisi dengan bazar.
Menurut Ketua DPD I HTI Sumsel, Mahmud Jamhur SP, pesan utama yang disampaikan adalah bahwa umat harus turut serta dan menjadi motor penggerak utama perubahan politik di mana pun berada.
Samarinda
Di hadapan sekitar 7.000 peserta Muktamar Khilafah Kalimantan Timur, HTI menyatakan bahwa menegakkan Khilafah adalah kewajiban yang sesungguhnya sudah jelas dalam ajaran Islam. Mukhlas, Pengurus HTI Kota Balikpapan, Ahad (12/5) di Stadion Giri, Samarinda, menyatakan kewajiban tegaknya Khilafah atau Imamah itu sesungguhnya telah disepakati oleh Imam Mazhab yang empat yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafii, dan Imam Ahmad, radhiyalLahu ‘anhum.
Dalam kesempatan tersebut, tampak pula tokoh-tokoh Kalimantan Timur yang hadir. Di antaranya: Husni (Yayasan Pendidikan MADINA/Nurul Haq); H Djamani (Muhammadiyah); H Muslim Arsyad (Ulama Bontang); Syrojudin (Mubaligh dari Kota Bontang); Zainal Abidin (Ulama NU dari Bontang) dan H Arafah (alumni Pesantren Mangkoso Sulawesi).
Makassar
Makassar adalah kota berikutnya yang menggelar Muktamar Khilafah. Sebanyak 50.000 peserta menghadiri acara tersebut.
Dalam opening speech-nya Kemal Idris, DPD HTI Sulawesi Selatan dan Barat mengatakan bahwa Khilafah merupakan agenda perjuangan yang utama, yang mempengaruhi hidup dan matinya umat Islam.
Tanjung Pinang
“Kami kembali menyampaikan seruan kepada seluruh kaum Muslim agar ikut berjuang untuk menegakkan Khilafah!” ajak Irwan Saefullah, DPP HTI, dalam pidato politiknya pada Muktamar Khilafah, Ahad (19/5) di Lapangan Monumen dan Relief Sejarah Pertambangan Bauksit Kijang Bintan, Tanjungpinang.
Dalam perhelatan yang dihadiri 775 peserta tersebut tampak hadir tokoh-tokoh setempat. Di antaranya adalah: Syamsir S (Ketua MUI Bintan Timur); Syafrizal (Kepala Sub bagian TU Kemenag Kab Bintan); Fadhil Muslimin (Kapala KUA Kecamatan Bintan Timur) dan Hj Masyithah (Ketua BKMT Provinsi Kepri).
Luwuk Banggai
Di hadapan sekitar 1.000 peserta Muktamar Khilafah Luwuk Banggai, Abu Miqdad menyatakan, “Kewajiban menerapkan syariah Islam bukan hanya merupakan kewajiban Hizbut Tahrir, namun merupakan kewajiban seluruh umat Islam.”
Hal itu diungkapkan dalam pidato politiknya, Ahad (19/5) di pelataran Masjid Agung An-Nur, Luwuk.
Palu
Di Palu, Ahad (26/5), gema takbir dari 1.000 muktamirin menggema di setiap sudut Aula Wisma Donggala, tempat penyelenggaran Muktamar Khilafah di kota ini. Peserta dari kabupaten pun turut hadir dalam kegiatan muktamar tersebut; dari Poso, Donggala, Parimo, Toli-toli, Buol serta dari Sulbar.
Pengurus Pondok Pesantren Muhammadiyah, KH Husain Gizi yang menjadi peserta Muktamar Khilafah Sulawesi Tengah mengatakan, “Kalau kita merujuk pada ajaran agama maka penegakan syariah merupakan sebuah kewajiban bukan hanya fardhu kifayah tetapi ini adalah kewajiban yang bersifat fardhu ‘ain.”.
Banda Aceh
Di Banda Aceh, sekitar 5000 warga Aceh memadati Stadion Dimurthala, juga untuk menghadiri Muktamar Khilafah di wilayah ini. Menurut Ketua DPD I Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ferdiansyah Sofyan, pemilihan bulan Mei sebagai bulan pengadaan muktamar ini adalah karena bulan Mei bertepatan dengan bulan Rajab, yakni bulan runtuhnya Daulah Khilafah Utsmaniyah di Turki, yang diruntuhkan oleh Mustafa Kemal atas dukungan Inggris pada tanggal 28 Rajab 1342H. “Sejak itulah, umat Islam terpecah-belah, tercabik-cabik, terhinakan dan kehilangan institusi yang menjadi pelaksana syariah, pelindung dan pemersatu umat Islam,” ungkapnya.
Pekan Baru
Dalam Muktamar Khilafah Pekanbaru, Riau, H Abdus Somad, ulama ahli hadis alumni Maroko, mengatakan, solusi segala persoalan umat Islam ini adalah Khilafah. Hal itu disampaikan di hadapan ribuan peserta MK yang memadati halaman Masjid an-Nur Pekanbaru, Ahad (26/5).
Pekikan takbir dan seruan penegakkan syariah Islam dari sekitar 10.000 muktamirin pun menggema. Panji-panji kebesaran Islam (al-Liwa dan ar-Rayah) berkibar menyemarakkan kerinduan atas syariah Islam.
Surabaya
Dalam Muktamar Khilafah Jawa Timur, Ketua DPD I HTI Harun Musa mengajak sekitar 60 ribu warga yang hadir untuk meninggalkan sistem demokrasi. “Seluruh umat Islam, sadarlah dan bangkitlah dari keterpurukan selama ini akibat dijajah dengan sistem demokrasi!” pekiknya saat memberikan pidato pembuka dalam muktamar tersebut, Ahad (26/5) di Stadion 10 Nopember, Surabaya.
Harun pun kemudian mengungkapkan berbagai kebobrokan demokrasi.
Pontianak
Di Pontianak, HTI mengajak warga Kalimantan Barat dakwah berjamaah untuk menegakkan Khilafah. “Tanpa mengenal lelah, kita harus berdakwah secara berjamaah, membina umat, berjuang bersama umat untuk menegakkan Khilafah. Itulah jalan yang harus ditempuh!” tegas Kurniawan, Ketua Maktab I’lamiy HTI Kalimantan Barat, saat berorasi dalam Muktamar Khilafah, Ahad (26/5) di Auditorium Politeknik Pontianak, Pontianak yang dihadiri hampir 800-an muktamirin.
Ternate
Lain halnya dengan di Ternate. Dalam Muktamar Khilafah di Ternate, DPP HTI Dwi Condro Triono, di hadapan sekitar 1700 muktamirin, membacakan Hadis Nabi Muhammad saw. yang mengecam penyeru nasionalisme. “Bukan termasuk umatku orang yang mengajak pada nasionalisme (‘ashabiyah)!” tegasnya mengutip hadis yang diriwayatkan Abu Dawud, Ahad (26/5) di Ballroom Bela International, Ternate, Maluku Utara.
Padang
Sekitar 4.500 peserta Muktamar Khilafah Sumbar memenuhi Masjid Raya Sumbar, Ahad (26/5) pagi di Padang.
Salah satu pembicara, Ustadz Mujiyanto (DPP HTI) menegaskan bahwa secara global, umat Islam menginginkan Khilafah. “Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah” ini terlihat di berbagai negeri-negeri Muslim yang bergejolak dengan Arab spring yang masih saat ini berlangsung di Suriah.
Medan
Ahad (26/5), Stadion Teladan Medan yang biasanya dipadati untuk pertandingan sepakbola, kini suasana itu berganti. Sebuah perhelatan akbar Muktamar Khilafah bertajuk “Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah” di selenggarakan di stadion ini.
Sekitar 30.000 peserta dari target awal 20.000 yang berasal dari seluruh pelosok Sumatera Utara hadir.
Acara dipandu oleh Ustad Hari Moekti, seorang da’i mantan rocker Indonesia. Dengan lantang ia berteriakkan, “Di sini dulu saya konser dalam rangka bermaksiat pada Allah. Sekarang saya berdiri di sini sebagai pejuang syariah dan Khilafah”. Sontak saja ucapannya disambut dengan gema takbir yang membahana.
Rangkaian acara dikemas dalam bentuk penyampaian orasi politik dari para pembicara seperti Ustad Irwan Said Batubara, Fatih al-Malawy dan Musa Abdul Gani. Ada juga pembicara dari luar negeri yaitu ketua Hizbut Tahrir Malaysia yang disampaikan Abdul Hakim Othman. Terakhir, pidato politik oleh Ketua Lajnah Faaliyah DPP HTI Muhammad Rahmat Kurnia.
Pangkalpinang
Sekitar 5000 warga Bangka Belitung memadati Stadion Depati Amir Pangkalpinang untuk mengikuti acara Muktamar Khilafah (MK) yang dilaksanakan oleh HTI Bangka Belitung, Ahad (26/5).
Acara ini diikuti dengan antusias oleh warga yang berdatangan dari berbagai pelosok Babel. Pekikan takbir dan yel-yel terapkan syariah dan Khilafah dari peserta selalu bergemuruh serta diwarnai dengan kibaran bendera ar-Rayah dan al-Liwa.
Kota-kota Lainnya
Gelora seruan Khilafah dalam Muktamar Khilafah pun digelar di tiga kota lainnya. Di Mataram, Nusa Tenggara Barat, muktamar diadakan di Taman Budaya Jalan Majapahit dengan dihadiri oleh sekitar 2500 muktamirin.
Di Sorong MK digelar di Aula Akbar Convention Center dihadiri ratusan peserta; di Ambon digelar di Gedung Azhari Ambon dihadiri ratusan peserta; di Bengkulu MK digelar di Balai Buntar Kota Bengkulu dan juga dihadiri sekitar 700 peserta.
Muktamar Khilafah juga dilaksanakan di beberapa kota lain seperti Gorontalo, Kupang dan Manado. Di Gorontalo, Muktamar Khilafah mampu menyedot tidak kurang 1200 peserta yang memenuhi Gedung Aldista Covention Centre. Di Kupang Muktamar Khilafah dilaksanakan di Covention Hall Hotel Carvita yang dihadiri oleh sekitar 400 orang muktamirin. Adapun di Manado acara berlangsung di Hotel Sahid Kawanua dengan dihadiri tak kurang dari 300 peserta. [kontributor daerah/fatih mujahid/joko prasetyo]