Pengantar Redaksi:
Sebagaimana diekatahui, Hizbut Tahrir Indonesia, selama bulan Mei-Juni lalu, menyelenggarakan rangkaian kegiatan Muktamar Khilafah di 31 kota di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Papua. Puncaknya adalah Muktamar Khilafah, 2 Juni 2013, di Stadion Senayan Gelora Bung Karno Jakarta, yang dihadiri oleh lebih dari 100 ribu perserta dari berbagai elemen masyarakat.
Yang menarik, selain pembicara dari dalam negeri (Hizbut Tahrir Indonesia), sejumlah pembicara dari luar negeri juga turut memberikan orasi dan testimoninya dalam acara puncak tersebut. Mereka berasal dari sejumlah negara Timur Tengah seperti Mesir, Tunisia, Suriah, Libanon, Yaman dan Turki; dari Eropa seperti Inggris, Belanda dan Australia; juga dari Asia yang diwakili oleh Pakistan dan Malaysia. Karena itu kehadiran mereka—yang tidak lain adalah para tokoh Hizbut Tahrir dari berbagai negara—dimanfaatkan oleh Redaksi dengan mewawancarai mereka setelah acara muktamar berlangsung.
Selain untuk meminta komentar dan tanggapan dari mereka terkait penyelenggaraan Muktamar Khilafah tersebut, wawancara Redaksi dengan mereka juga dimaksudkan untuk menggali lebih jauh peristiwa sekaligus konstelasi politik faktual dan terkini di masing-masing negara, khususnya dalam kaitannya dengan perjuangan global Hizbut Tahrir dan umat Islam dalam menegakkan kembali Khilafah Islamiyah, sebagai institusi Pemerintahan Islam yang bersifat internasional. Berikut adalah hasil wawancara tim wartawan kami—Joko Prasetyo, Fatih Mujahid, Riza Aulia, dan Julianto—dengan para pembicara tersebut.
Bagaimana keadaaan kaum Muslim di Inggris?
Kaum Muslim di Inggris adalah generasi kedua dan ketiga. Namun, sekarang banyak tekanan pada saat ini, khususnya setelah 11/9. Mereka menganggap kaum Muslim yang mempraktekkan agamanya akan menjadi masalah. Mereka tidak ingin kaum Muslim mempraktekkan ajaran agamanya. Mereka ingin kaum Muslim mempraktekan agamanya dengan cara yang mereka suka.
Kami hidup di Inggris yang telah mengirim tentaranya untuk menyerang, menduduki dan memerangi saudara-saudara kita di Irak, Afganistan dan Pakistan. Pemerintah ini pun mendukung pendudukan Zionis di Palestina. Mereka berdalih kalau tindakan itu merupakan bagian perang melawan terorisme.
Kami hidup di tempat dimana rencana-rencana pembenaran palsu dirancang, seperti kebohongan bahwa Irak merupakan ancaman sehingga diserang. Kami mencoba membuat kaum Muslim yang berpegang dengan nilai-nilai Islam, seperti menjadi suami sesuai dengan al-Quran dan as-Sunnah, mendidik anak mereka sesuai dengan cara Islam, melindungi identitas Muslim.
Apa yang dilakukan Pemerintah terhadap kaum Muslim di Inggris?
Mereka mendorong untuk meninggalkan isu jihad, Khilafah. Lakukan saja ibadah, berpuasa dan jangan terlibat dalam politik. Kami berusaha melawan asimilasi (pemerintah). Hal ini sungguh menantang.
Bagaimana memikirkan cara cara berinteraksi dengan kaum Muslim, bagaimana berpegang pada agama. Kami ingin melawan upaya Pemerintah ini. Alhamdulillah, hal ini mendapat respon yang baik. Bagaimana hidup bersama umat, sebisa yang mereka lakukan, mendukung Khilafah, membuat mereka sadar atas hal ini. Jadi, kami harus mengubah pandangan seperti ini kepada kaum Muslim. Kami melakukan agenda asimilasi cara kami, yakni asimilasi kaum Muslim.
Apa agenda dari asimilasi tersebut?
Mereka mencoba untuk membentuk Islam versi Inggris: Islam tanpa jihad, umat dan Khilafah. Mereka mencoba untuk memberikan uang kepada masyarakat untuk memata-matai kaum Muslim dan mempromosikan Islam gaya Inggris. Ada gerakan memusuhi umat Islam melalui beberapa politisi dan media.
Pemerintah Inggris melakukan kampanye untuk memusuhi Islam di media. Caranya dengan mengintimidasi kaum Muslim untuk meninggalkan keimanan mereka. Kita melihat bagaimana Blair, Brown dan Cameron menye-rang Islam dengan mengatakan Islam adalah agama yang jahat, biadab dan terbelakang.
Seperti apa realitas di Barat?
Realitas di Barat adalah bahwa umat Islam di Inggris, Denmark, Prancis dan negara lain peduli dengan situasi bencana di dunia Muslim. Sebaliknya, yang dilakukan penguasa Muslim adalah mengunjungi tuannya di London untuk mencari dukungan. Saat para penguasa Muslim pengkhianat itu berkunjung, kami sering melakukan demonstrasi untuk membongkar pengkhianatan dan menyerukan kembali tegaknya Khilafah di dunia Muslim mereka.
Apa yang Hizbut Tahrir lakukan untuk melawan itu?
Hizbut Tahrir melancarkan kampanye Stand for Islam (Berdiri Untuk Islam) dengan memberdayakan kaum Muslim dengan argumen-argumen yang dapat digunakan untuk merespon hal itu. Ini merupakan agenda proaktif dalam mengemban ideologi Islam. Berdiri untuk Islam dan mengungkap kelemahan, korupsi, kemunafikan dan kerusakan nilai-nilai kapitalisme, sekularisme, liberal.
Kami melancarkan kampanye untuk menantang kebohongan dan argumen-argumen palsu. Kami melakukan protes terorganisasi, berbicara di depan publik dan melakukan rinci, juga memotong kebohongan mereka dan menujukkan Khilafah sebagai suatu alternatif.
Kami melakukan siaran pers dan melakukan wawancara TV. Kami mengemail orang-orang untuk membentuk opini dan mendistribusikan dokumen-dokumen di luar parlemen. Hasilnya, sebagian pemikir mereka lebih memahami argumen kami dan berada dalam posisi yang lebih baik untuk menentang kebohongan-kebohongan pemerintah; juga sebagai Muslim menjadi termotivasi untuk berbicara dan menentang kebijakan Pemerintah. Umat Islam mampu menjadi suara penantang perang melawan teror dari Pemerintah Barat di negeri-negeri Muslim. Insya Allah, tantangan-tantangan ini bisa terlesesaikan.
Selanjutnya?
Untuk menjadi corong bagi kaum Muslim lainnya. Kami mencoba memotivasi mereka. Kami merasa bahwa upaya yang baik bagi mereka adalah dengan melakukan dakwah. Ketika mereka berdakwah maka mereka akan belajar tentang agama, karena mereka harus menjalankan sesuatu.
Adapun non-Muslim, terutama kalangan intelektuallah yang berbicara tentang agamanya. Islam memiliki pandangan setelah mereka menyerang kami. Kaum Muslim tertantang. Untuk kaum Muslim adalah karena propaganda yang mereka terima saat ini.
Sungguh gila ketika media menyebut Muslim adalah kaum radikal,Muslim ini dan itu. Bagi non-Muslim, mereka membawa imej buruk tentang Muslim. Kami harus menjelaskan tentang imej yang buruk itu.
Apa tanggapan Anda tentang Muktamar Khilafah yang digelar Hizbut Tahrir Indonesia?
Apa yang dilakukan Hizbut Tahrir Indonesia dengan menggelar Muktamar Khilafah, kami menganggap Muslim Indonesia memberikan inspirasi, dan mereka ingin melihat kerja Hizb selanjutnya.
Seperti dalam konferensi ini, ada 120.000 orang yang hadir. Saya akan sampaikan kepada saudara Muslim di Inggris, Ini merupakan bukti. Jika mereka bertanya adakah kaum Muslim yang ingin Khilafah, dimana? Kami katakan, lihatlah ini: 120 ribu orang di stadion bukanlah jumlah yang sedikit; stadion yang biasanya dipakai untuk konser-konser.
Ya, hal itu belum termasuk di 31 kota. Ini adalah bukti bahwa Hizb adalah gerakan massa. Ini memberikan harapan. Ini dilakukan dengan upaya yang memerlukan waktu. Kita melihat dakwah yang mungkin dilakukan. Mungkin di tempat lain hal ini bisa berjalan, untuk diri saya, untuk dakwah saya dan untuk Islam saya. Banyak hal yang Anda lakukan di sini sungguh membantu. Semoga para syabab, para ikhwan dan akhwat yang datang ke konferensi mendapat rahmat. Ini hal yang mungkin dilakukan dengan memberikan landasan bagi kembalinya Khilafah Islam. []