HTI

Mancanegara (Al Waie)

Tun Kelana Jaya (Anggota Maktab I’lami Pusat Hizbut Tahrir Wilayah Asia Tenggara): HT Menawarkan Perubahan Hakiki

Di Asia Tenggara banyak konflik yang mengakibatkan kaum Muslim menjadi korban. Apa penyebab utamanya?

Asia sekarang memang sedang bergejolak. Ada pembantaian kaum Muslim di Rohingya, Bangladesh, Sri Langka dan lain-lainnya. Mengapa itu terjadi? Jangan lupa, Asia Tenggara khususnya di wilayah Bangladesh, Rohingya, itu wilayah yang memiliki potensi ekonomi yang cukup besar. Di Bangladesh, misalnya, ada uranium. Di Rohingya ada sumber alam yang cukup besar. Ini sebenarnya menjadi sasaran para penguasa di Barat, Amerika dan Eropa.

Di Myammar, saat Obama datang belum lama ini, ia mengeluarkan pernyataan bahwa bagi para tahanan politik akan diberi keringanan. Mereka yang ditahan karena membantai orang banyak, sekarang dibebaskan.

Lalu ada pembukaan jalur ekonomi ke Myanmar untuk menguasai ekonomi Myanmar. Presiden Myanmar telah membuka bursa saham dan mengeluarkan pernyataan akan menjamin keamanan di negeri ini. Dengan demikian investor-investor asing akan datang ke wilayah tersebut.

Apa hubungannya?

Hubungnya dengan pembantaian yang terjadi terhadap kaum Muslim di sana tentu saja memberikan satu bukti, bahwa pesan Obama itu dalam rangka menerapkan demokrasi dan kapitalisme yang sekadar ucapan saja; dalam pengertian, negara itu harus demokratis, tetapi demokrasi yang dimaksud adalah pembantaian.

Artinya?

Ada dua statement dalam misi Pemerintah. Pertama: memberikan keringanan tahanan Myanmar dan membuka jalur ekonomi agar investasi masuk. Kedua: mereka menghendaki adanya keamanan. Yang dimaksud keamanan itu apa? Tidak lain keamanan dari bahaya-bahaya yang mereka katakan  berasal dari kaum militan di sana. Tentu, yang dimaksud kaum militan adalah umat Islam, yang potensinya sangat besar di Myanmar. Apalagi di sana umat Islam menguasai ekonomi/perdagangan. Inilah yang mereka anggap berbahaya.

Inilah makna bahwa Pemerintah akan menjamin wilayahnya aman dari kaum militan. Caranya dengan menakut-nakuti umat Islam dan agar umat Islam tidak menguasai ekonomi di situ.

Secara sekilas peristiwa ini dianggap peristiwa biasa dari sebuah konflik masyarakat. Padahal itu semua ada hubungannya dengan pernyataan-pernyataan penguasa untuk menjaga keamanan.   Syarat investasi itu adalah keamanan. Jadi, peristiwa ini seluruhnya saling terkait.

Tegasnya, ada unsur politik terkait pembantaian kaum Muslim di Rohingya?

Iya. Ada unsur politik yang bermain dalam peristiwa tersebut.

Beralih ke penyelenggaraan Muktamar Khilafah di Jakarta, 2 Juni 2013 lalu. Apa pesan utamanya?

Pesan utamanya adalah mempertegas lagi bahwa kehidupan lebih baik itu hanya bisa dengan syariah dan Khilafah. Pasalnya, demokrasi dan kapitalisme tidak bisa membuktikan kehidupan yang membahwa kesejahteraan bagi masyarakat. Kita ingin memberi pesan yang tegas kepada kaum Muslim, bahwa kehidupan di bawah naungan Khilafah itu jauh lebih baik dan akan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Dalam pelaksanaan Muktamar Khilafah ini kita mengundang pembicara dari beberapa negara. Apa maksudnya? Kita berharap ini akan teresonansi ke seluruh dunia, bahwa pesan penegakkan Khilafah akan mempersatukan dunia. Itulah mengapa kita memberikan tema Muktamar Khilafah ini, “Perubahan Dunia Menuju Khilafah.” Pesan ini lebih tegas bukan hanya untuk Indonesia, namun untuk seluruh dunia.

Banyak yang sinis terhadap perjuangan Hizbut Tahrir, hanya mampu menyelenggarakan muktamar tanpa melakukan aksi nyata. Bagaimana menurut Anda?

Menurut saya, mereka tidak bisa memahami apa yang terjadi. Muktamar Khilafah itu terlaksana tentu sebagai salah satu hasil dari aksi nyata Hizbut Tahrir, yakni dakwah. Hizbut Tahrir bisa mendatangkan peserta lebih dari 100 ribu orang. Mereka yang hadir rela membayar tiket, kemudian  rela berpanas-panasan di Setadion Utama GBK. Apa itu bukan bukti keberhasilan? Justru itu menunjukkan bahwa Hizbut Tahrir berhasil menyadarkan kaum Muslim, bahwa kehidupan ini harus diatur oleh syariah dalam institusi Khilafah.

Harus dipahami, misi Hizbut Tahrir menegakkan Khilafah itu tidak bisa dilakukan secara individual, harus dilakukan bersama-sama dengan umat. Nah, Hizbut Tahrir sekarang melakukan itu dengan mengajak seluruh umat Islam bersama-sama memperjuangkan Islam dan menegakkan Khilafah.

Umat Islam sekarang ini terpecah-belah. Kaum Muslim yang terpecah-belah itu sebenarnya menginginkan kehidupan yang islami. Jika umat terpecah-belah, bagaimana bisa menegakkan Khilafah. Karena itulah, Hizbut Tahrir berupaya menyatukan mereka dengan mengajak mereka untuk bersama-sama memperjuangkan penegakkan syariah dan Khilafah.

Hizbut Tahrir menyampaikan pesan kepada kaum Muslim agar bersatu dan memperjuangkan Khilafah. Upaya ini cukup berhasil. Salah satu buktinya, sekali lagi, banyaknya umat Islam dari berbagai latar belakang yang hadir dalam Muktamar Khilafah ini. Jadi, tuduhan terhadap Hizbut Tahrir itu tidak berdasar.

Setelah Muktamar Khilafah, apa yang harus dilakukan?

Pesan dalam Muktamar Khilafah ini adalah perubahan. Pesan ini, setelah Muktamar Khilafah, harus sampai kepada masyarakat luas. Kita harus membawa pesan ini kepada masyarakat luas baik melalui masjid, sekolah-sekolah dan lain-lain. Kita melihat kaum Muslim berbondong-bondong ke Stadion GBK untuk memahami pesan Hizbut Tahrir, yakni syariah dan Khilafah. Ini yang akan terus disosialisasikan oleh Hizbut Tahrir ke depan. Tujuannya, agar pesan itu terus menggelinding kuat ke tengah-tengah masyarakat. Insya Allah, jika kaum Muslim yang terpecah-belah ini berhasil dipersatukan dan sama-sama menerima pesan Hizbut Tahrir, perjuangan menegakkan kembali Khilafah di tengah-tengah umat akan lebih mudah. []

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*