Pengantar:
Awalnya Amerika Serikat mendukung Mursi. Hal itu begitu jelas dalam intervensinya untuk gencatan senjata antara entitas Yahudi dan pemerintah Hamas di Gaza. Karena itu Amerika berulang kali mendukung Mursi. Amerika mendukung Mursi dalam insiden pendeklarasian Konstitusi, pemecatan Marsekal Husien Tantawi dan Kepala Staf Angkatan Bersenjatan Jenderal Sami Anan dan dalam menjalankan Konstitusi.
Namun, mengapa sekarang Amerika tiba-tiba mencabut dukungannya kepada Mursi? Pelajaran apa yang dapat dipetik dari krisis Mesir ini?
Temukan jawabannya dalam wawancara ekslusif dengan Juru Bicara Hizbut Tahrir Mesir, Syarif Zayid. Berikut petikannya.
Apa argumen Dewan Militer Mesir untuk menjatuhkan Mursi, padahal ia seorang presiden yang terpilih secara demokratis?
Jelas, militer telah mengkudeta demokrasi yang membawa Mursi sebagai “penguasa yang sah” bagi negara, seperti yang mereka klaim. Kudeta itu dilakukan dengan dalih penolakan Pemimpin Umum Militer atas “penyalahgunaan lembaga nasional negara dan keagamaan”, serta “intimidasi dan ancaman oleh sekelompok warga”.
Apalagi Mursi—menurut pernyataan pimpinan militer Mesir—tidak memenuhi tuntutan rakyat. Namun, harus ditekankan bahwa pembenaran ini tidak berguna bagi al-Sisi tanpa persetujuan dari Amerika. Tampaknya, Amerika telah melepaskan dukungan untuk Mursi karena dianggap gagal menciptakan stabilitas yang melayani kepentingan Amerika.
Adakah pihak-pihak yang takut jika Ikhwanul Muslimin akan menerapkan syariah Islam sehingga mereka menjatuhkan Mursi dari kursi presiden?
Tidak ada keraguan bahwa ada kelompok yang berbahaya dari kaum sekularis, liberal, Koptik dan kaum kiri yang tidak ingin Ikhwanul Muslimin memimpin panggung politik di Mesir. Mereka tidak hanya membenci Ikhwanul Muslimin. Mereka juga menolak Islam politik dan proyek Islam, apapun proyeknya, terutama proyek Khilafah yang sama sekali tidak dibicarakan oleh Ikhwanul Muslimin.
Namun, kaum sekularis selalu menuduh Ikhwanul Muslimin, bahwa Khilafah adalah tujuan utama mereka. Dalam hal ini, sisa-sisa pengikut setia Partai Demokratik Nasional (NDP) telah membantu mereka dan bergabung dengan mereka. Mereka memainkan peran utama dalam menggulingkan Mursi dan melakukan gerakan jalanan yang menyerukan perlawanan terhadap Mursi.
Di Indonesia tersiar kabar bahwa Hizbut Tahrir Mesir juga terlibat dalam penggulingan Mursi? Benarkah?
Tentu saja tidak benar. Kami, Hizbut Tahrir Mesir, telah memiliki sikap yang jelas sejak awal. Kami telah menerbitkan nasyrah (publikasi) pada tanggal 27 Juni 2013. Dalam nasyrah itu kami menyampaikan kepada dua gerakan, pembangkang (tamarrud) dan loyalis (tajarrud), yaitu “Seruan Dari Hizbut Tahrir Kepada Semua Pihak: Hentikan Pembangkangan dan Kesetiaan untuk Tujuan yang Tidak Akan Pernah Memberi Manfaat. Namun Lakukan Pembangkangan dan Kesetiaan karena Allah untuk Menerapkan Syariah-Nya dengan Mendirikan Negara Khilafah”.
Dalam hal ini, aktivitas kami difokuskan pada penjelasan bahwa masalahnya bukan pada pribadi presiden, namun ada pada sistem republik yang rusak ini. Kita wajib mencabut sistem ini hingga akarnya untuk digantikan dengan sistem Khilafah Islam. Sungguh, kami memiliki sikap yang unik yang berbeda dari semua pihak yang bertikai. Bahkan kami telah memperingatkan kedua belah pihak untuk tidak membebek di belakang Amerika, pemimpin kaum kafir dan musuh umat Islam yang tengah memperalat kedua belah pihak untuk mewujudkan kepentingannya di Mesir.
Apa realitas sesungguhnya yang tengah terjadi di Mesir?
Sejauh ini, realitas sesungguhnya di Mesir adalah konflik untuk mewujudkan keuntungan sebesar-besarnya bagi masing-masing pihak. Para pendukung al-Sisi (Menteri Pertahanan) ingin terus maju dalam kudeta mereka, dan menunjukkan bahwa bagi mereka, persoalan sudah stabil.
Adapun para oposisi itu, dalam hal ini, hanyalah kelompok kecil. Mereka terus terlihat memadamkan pemberitaan media terhadap aksi duduk-duduk, masîrah (long march), atau gerakan yang menolak kudeta.
Dengan demikian mereka mengikuti pendekatan Mubarak, yang represif dan kejam terhadap orang-orang yang tidak sepaham dengannya. Hal itu mereka lakukan untuk menunjukkan kepada Amerika, bahwa merekalah yang akan menciptakan stabilitas di Mesir yang diinginkan oleh Amerika.
Adapun para pendukung Mursi bertaruh bahwa aksi duduk-duduk dan protes yang terus mereka lakukan, juga bertambahnya momentum gerakan ini di jalanan, dapat mempermalukan pemerintahan militer dan Amerika Dengan itu Amerika beralih untuk menanggapi gerakan mereka.
Jadi, bisa kita katakan bahwa ini memang fakta riil konflik antara penentang kudeta dan para pendukungnya.
Jadi, siapa sebetulnya yang berada di belakang jatuhnya Mursi?
Yang jelas Amerikalah yang membawa Mursi dan yang mendukungnya. Itu setelah Mursi memberikan jaminan bahwa ia akan mematuhi Kesepakatan Camp David dan akan menjaga kepentingan Amerika.
Kita melihat hal itu begitu jelas dalam intervensinya untuk merealiasasi gencatan senjata antara entitas Yahudi dan pemerintah Hamas di Gaza. Karena itu Amerika berulang kali mendukung Mursi. Amerika mendukung Mursi dalam insiden pendeklarasian Konstitusi, pemecatan Marsekal Husien Tantawi dan Kepala Staf Angkatan Bersenjatan Jenderal Sami Anan dan dalam menjalankan Konstitusi. Namun, Mursi gagal dalam keputusannya. Ini karena ia sendirian dalam mengambil keputusan penting tanpa berkonsultasi dengan orang-orang yang bersamanya. Akibatnya, ia tidak mampu mewujudkan stabilitas yang dibutuhkan Amerika di Mesir.
Karena itu, Amerika lalu melepaskan Mursi dan membiarkan dia menjadi mangsa gerakan rakyat yang didukung oleh kekuatan yang anti-Mursi dan kelompoknya. Jadi, yang menyebabkan Mursi jatuh adalah karena dukungan Amerika kepada dia telah berakhir. Namun, tentu semua dilakukan melalui skenario yang dikemas rapi agar masyarakat melihat bahwa Mursi jatuh karena revolusi rakyat, bukan karena kudeta militer.
Apa pelajaran dari kejatuhan Mursi?
Pelajaran dari kejatuhan Mursi sangat jelas sekali bagi setiap orang yang memiliki mata hati. Mursi dan Ikhwanul Muslimin telah berupaya untuk menyenangkan Amerika. Mereka telah sepakat dengan semua perintahnya.
Akibatnya, mereka pun menempatkan syariah Islam di belakang punggung mereka. Mereka pun terus menjaga perjanjian damai dengan Israel serta menjaga sistem republik sekular.
Semua itu dan yang lainnya dilakukan demi menjaga kursi yang akhirnya hilang juga. Terkait mereka itu, benarlah sabda Rasulullah saw. “Siapa saja yang mencari ridha manusia dengan kemurkaan Allah, maka Allah menyerahkan dia pada manusia. Siapa saja yang dimurkai manusia demi meraih keridhaan Allah, maka Allah mencukupkan dirinya dari perbekalan manusia.” (HR at-Tirmidzi).
Apa peran strategis ahlul-quwah (pemilik kekuatan) untuk mendirikan Khilafah di Mesir?
Peran strategis ahlul-quwah (pemilik kekuatan) amat jelas. Mereka memiliki peran utama dalam mendirikan Khilafah. Mereka memiliki peran lebih besar dalam mempertahankan negara tersebut setelah berdirinya.
Oleh karena itu, bagi siapa saja yang ingin mengokohkan Islam dengan sebuah negara yang sesungguhnya, seperti negara Khilafah, maka harus memperhatikan hubungan dengan ahlul-quwah (pemilik kekuatan). Tujuannya adalah agar mereka sadar dan paham bahwa menegakkan Khilafah merupakan kewajiban dari Allah, Tuhan semesta alam, dan Khilafah inilah yang akan menyelamatkan umat Islam dari dominasi dan ketergantungan pada Amerika serta negara-negara kafir Barat.
Apakah demokrasi bukan cara yang tepat untuk menerapkan syariah?
Meraih kekuasaan untuk menerapkan Islam melalui demokrasi adalah cara yang tidak sesuai syariah. Pada saat yang sama, ia tidak praktis. Ia dikatakan tidak sesuai syariah karena bertentangan dengan metode Rasulullah saw. Beliau menolak untuk mengambil kekuasaan yang terikat. Beliau telah menolak kekuasaan ketika ia ditawari di bawah sistem Jahiliah, juga orang yang meraih kekuasaan dengan cara ini.
Maka dari itu, sejak awal jika Anda akan disumpah untuk menjaga sistem republik kafir serta untuk menghormati konstitusi dan undang-undang yang bertentangan dengan Islam, Anda wajib menolaknya. Selain haram hukumnya, faktanya cara ini juga tidak praktis. Ini karena orang kafir tidak akan membiarkan Anda untuk berkuasa dalam sistem demokrasi sehingga akan dikudeta.
Kita mendapat pelajaran dari FIS di Aljazair, Hamas di Gaza, dan sekarang Ikhwanul Muslimin di Mesir. Kita mendapat pelajaran yang sangat berharga dari semua ini.
Sungguh apa yang terjadi akhir-akhir ini di Mesir merupakan bukti kebenaran metode (thariqah) yang ditempuh Hizbut Tahrir untuk mendirikan Khilafah. Metode ini mencakup: penciptaan opini umum yang didasarkan pada kesadaran umum terhadap pemikiran Islam, hukum-hukumnya dan negara Khilafah serta serta mengambil nushrah dari ahlul quwah (pemilik kekuatan), yang saat ini tercermin pada militer. Secara riil kekuatan itulah yang menjadi batu sandungan besar di jalan menuju tegaknya Khilafah. Sebab, kekuatan ini masih ada di tangan orang-orang kafir. Mereka melarang kekuatan itu berpihak pada Islam dan negaranya, yaitu negara Khilafah.
Apa yang harus dilakukan Hizbut Tahrir dan siapa saja yang ingin melakukan perubahan hakiki di Mesir?
Hizbut Tahrir dan setiap partai yang ingin membuat perubahan hakiki di Mesir, harus mengikuti langkah Rasulullah saw. dalam upayanya untuk mendirikan Negara Islam di Madinah. Ini harus diketahui oleh semua. Hanya ada satu jalan saja untuk mendirikan pemerintahan Islam, yaitu jalan yang telah dirancang oleh Rasulullah saw., dengan menolak untuk mengambil kekuasaan yang terikat, atau berpartisipasi dalam sistem rusak yang bertentangan dengan Islam.
Namun, memang perlu kesabaran hingga kemenangan sempurna bisa diraih. Kita harus terus bekerja keras di tengah-tengah umat untuk menciptakan opini umum yang lahir dari kesadaran umum tentang kewajiban penerapan syariah Islam dengan sempurna dalam negara Khilafah.
Ini dilakukan melalui pergolakan pemikiran; menawarkan pemikiran-pemikiran Islam dengan kuat sekaligus menyerang pemikiran-pemikiran kufur. Ini seperti yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw. Tidak dengan cara melebur dan berjalan bersama pemikiran-pemikrian kufur itu.
Kita pun mesti terus melakukan perjuangan politik serta membongkar rencana dan konspirasi untuk melawan Islam dan kaum Muslim. Ini pun seperti yang dilakukan Rasulullah saw. Tidak dengan menjilat atau mengambil muka serta berjalan dengan para thaghut dan para antek kaum kafir Barat di negeri-negeri kita dari kalangan para politisi, wartawan serta para penyeru pemikiran kufur lainnya.
Dengan cara ini akan tercipta opini umum tentang Khilafah dan syariah. Kemudian para ahlun-nushrah yang mukhlis dalam militer akan berpihak pada perjuangan penegakkan Khilafah dan syariah. Merekalah yang memiliki kekuatan riil, seperti yang terlihat jelas dalam keputusan al-Sisi. []
sedih melihat tragedi mesir, bertikai dalam mempertahankan demokrasi. Allahu Rabbiy… tolonglah kami… :(