Hizbut Tahrir Kutuk Pembantaian Mesir
Sehari selepas pembantaian militer Mesir terhadap warga, Hizbut Tahrir Tunisia melakukan aksi protes mengutuk Pembantaian Mesir dan mengutuk diamnya para penguasa Arab atas peristiwa tersebut, Kamis (15/8) di depan Kedubes Mesir, Tunis.
Pembantaian yang dilakukan militer dukungan Amerika Serikat terhadap kaum Muslim pada Rabu (14/8) tersebut, menurut peserta aksi, sama dengan serangan terhadap kaum Muslim lainnya. Ini sebagaimana sabda Nabi saw., “Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzalimi, enggan membela, membohongi dan menghinanya.”
Kaum Muslim bersama para pemuda Hizbut Tahrir, baik pria maupun wanita, bergabung dalam aksi tersebut. Mereka meninggikan panji-panji hitam dan putih bertuliskan kalimah, “Laa ilaha illalLah Muhammadar rasululLah.” Panji tersebut merupakan panji Rasulullah saw., pemersatu kaum Muslim.
Selain itu mereka membawa poster-poster, di antaranya bertuliskan pesan: Demokrasi Sistem Penipu Masyarakat dan Perangkap bagi Orang-orang Bodoh.
Muhammad Ali Bin Salim mengatakan protes tersebut dilakukan untuk mengecam pembantaian militer terhadap saudara sesama Muslim yang sedang berunjuk rasa di kota Rabiah al-Adawiyah dan An-Nahdah. Ia mengaku terkejut dengan praktik demokrasi di Mesir, lantaran militer mengkudeta pemimpin yang dipilih masyarakat. “Ini merupakan bukti bahwa seruan demokrasi merupakan berhala pujaan dari Barat, setiap kali lapar, Barat memakannya. Solusi bagi kami yaitu membentuk kembali Negara Khilafah,” tegas anggota kantor berita HT Mesir tersebut.
Massa yang berkumpul juga meneriakkan yel-yel di antaranya, “Ya Allah, ya Allah, al-Kinanah ya Allah,” “Wahai Sisi, Pengecut, Agen Amerika,” “Wahai Mesir, Khilafah adalah Solusi,” “Tumbangkan Kekuasaan Militer,” “Tidak Pemerintah Kudeta, Tidak Pemerintah Legitimasi, Tetapi Khilafah Saja.”
Aksi dilakukan secara damai. Aparat keamanan yang hadir hanya berjaga-jaga sambil mendengarkan seruan-seruan dari warga. Aksi serupa dikabarkan digelar oleh Hizbut Tahrir di depan kantor Kedubes Mesir di beberapa negeri seperti di Australia, Turki, Inggris dan Indonesia.Di Indonesia aksi serupa digelar HTI usai shalat Jumat (16/8) di depan Kedutaan Besar Mesir di Jl. Teuku Umat, No 38 Jakarta.[]
Biadab! Puluhan Muslim Negeria Dibantai saat Shalat
Sumber-sumber keamanan mengatakan beberapa orang bersenjata menembaki empat puluh empat orang yang tengah menjalankan shalat di salah satu masjid, di timur laut Nigeria. Masjid tersebut terletak di kota Konduga, sekitar 35 kilometer dari Maiduguri, ibukota negara bagian Borno.
Anggota Keamanan Negara dan Komite Keamanan Nasional yang bekerja sama dengan tentara pada Senin (12/8) mengatakan kepada The Associated Press telah menghitung jumlah mayat di masjid setelah serangan itu.
Utsman Musa, anggota Komite Keamanan Nasional mengatakan empat anggota Komite juga ikut menjadi korban pembantaian keji tersebut, ketika mereka datang untuk membantu mereka setelah mendapatkan telepon. []
Nasib Umat Islam tanpa Khilafah, Biksu Budha Srilanka Serang Masjid
Umat Islam tanpa Khilafah terus menjadi sasaran musuh-musuh Allah yang membenci umat Islam. Sekelompok Biksu Budha menyerang sebuah masjid di kawasan Grandpass di Kolombo, Srilanka. Serangan ini didasarkan motif kebencian Budha ekstremis yang menuntut masjid tersebut dipindahkan.
Sebagaimana yang dilaporkan BBC online (11/8), sekelompok biksu Budha bulan lalu menggelar protes di dekat masjid meminta agar masjid direlokasi.Aksi kali ini juga menimbulkan kerusakan sejumlah rumah, dua orang yang terluka diantaranya adalah polisi yang menjaga masjid.
Warga pemukiman di kawasan Muslim daerah tersebut mengatakan massa melemparkan batu ke masjid saat mereka tengah menggelar shalat isya, demikian laporan wartawan BBC di Kolombo.
Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah kelompok Budha garis keras sering melakukan kekerasan dengan target kaum Kristen dan Muslim.
Setahun terakhir ketegangan antaragama semakin meningkat di Srilanka saat kelompok Budha garis keras menyerang masjid dan bangunan milik Muslim. Mereka juga menyerang gereja dan pendeta Kristen.
Bulan Februari silam, kelompok ini juga meminta adanya pembatalan atas sistem sertifikasi halal Muslim bagi produk makanan dan barang lainnya. []
Utsman Badar: Pesan Idul Fitri Barat Hanya Basa-basi
Video Perdana Menteri Australia Kevin Rudd yang menyampaikan pesan “harapan hangat” Idul Fitri dinilai aktivis Hizbut Tahrir Australia Utsman Badar sebagai omong-kosong tentang bagaimana “memajukan perdamaian dan keharmonisan” dan “menghormati semua agama”.
Pidato Bob Carr setelah salat Idul Fitri di Masjid Lakemba dan Masjid Rooty Hill pada hari Kamis dan Jumat (8-9/8) pun dinilai sebagai omong-kosong pula.
Para politisi ini, lanjut Utsman, telah melakukan kebohongan publik. “Mereka adalah bagian dari tatanan politik yang menggunakan slogan-slogan damai dan harmonis untuk melayani para elit ekonomi dengan mengorbankan massa, dan merupakan suatu bagian dari sistem internasional yang dibangun untuk menipu dan mengeksploitasi, dengan cara menaklukkan negara-negara yang lebih lemah untuk kepentingan orang-orang kaya,” ungkapnya.
Jika mereka benar-benar menghormati Islam, tegas Ustman, mereka tidak akan berjuang mati-matian menentang Islam di dunia Muslim, dengan menghabiskan jutaan dolar untuk mencegah tegaknya Islam. “Jika mereka menghormati Islam, di sini mereka tidak akan menyamakan Islam sebagai kejahatan, pekan demi pekan, dan menjelek-jelekkan Islam dengan cara mempromosikan Islam versi lokal yang buruk, sekular, dan apolitis (Islam moderat). Tentu saja, kita semua tahu akan realitas ini,” bebernya.
Namun, yang menyedihkan adalah bahwa organisasi-organisasi Islam memberikan para politisi itu platform di masjid-masjid untuk menodai perayaan hari suci kaum Muslim dengan politik kotor mereka. Jelas bahwa tidak lain mereka hanya mencari jalan untuk mengkuliahi kaum Muslim untuk memajukan agenda-agenda mereka, dan menggunakan komunitas Muslim seperti permainan sepak bola politik dalam pemilihan umum tingkat federal yang sudah dekat. “Jadi, mengapa organisasi-organisai Islam memberikan mereka kesempatan untuk melakukan hal ini semua? Seberapa rendahkah kita sehingga kita harus bersedia jatuh hanya untuk mendapatkan sedikit keuntungan materi?” tanyanya retorik.
Ia pun mengatakan, “Mengapa masjid-masjid kita telah menjadi tempat-tempat yang tidak bisa membahas isu-isu politik, masalah-masalah dan solusi-solusi bagi umat dari perspektif Islam (karena seringkali politik dijauhkan dari masjid). Namun, para pemimpin kafir itu malah dapat membawa politik kufur mereka dan menyebarkannya di dalam masjid?”[Joko Prasetyo dari berbagai sumber]