Pasca pembantaian yang dilakukan militer Mesir, Jenderal as-Sisi makin gelap mata. Tak hanya membunuh dan menangkapi aktifis Ikhwan, rezim militer Mesir melakukan pemecatan sekitar 50 ribu khatib diikuti pelarangan shalat Jumat dengan menutup ribuan masjid.
Seperti yang dikatakan oleh Front Ulama Melawan Kudeta, semua ini adalah perang sistematis terhadap Islam, simbol-simbol dan syiar-syiarnya, yaitu ulama, masjid dan shalat Jumat. Rezim Militer Mesir tahu persis ulama dan masjid selama ini merupakan garda terdepan yang menjaga keimanan umat dan menjaga pemikiran umat agar tetap terikat dengan Islam.
Rezim militer Mesir sepertinya mengikuti pola militer Aljazair saat memberangus para pengikut FIS di Aljazair yang juga menang secara demokratis. Saat itu militer Aljazair melakukan politik ‘bumi hangus’: menangkap, menyiksa dan menghukum penjara hingga mati pemimpin dan pengikut FIS. Lebih dari 900 masjid ditutup. Militer Aljaziar juga melarang FIS dan melakukan upaya kriminalisasi terhadap aktifis FIS dengan melabeli mereka sebagai teroris.
Untuk memperkuat tudingan teroris, militer Aljazair yang didukung Barat melakukan berbagai rekayasa seperti pengeboman, pembunuhan terhadap petugas keamanan dan penyerbuan markas militer. Ujung-ujungnya, mereka menuduh FIS dan para pengikutnya sebagai teroris. Dengan klaim perang melawan teroris inilah militer FIS seakan mendapat legitimasi dan pembiaran dari negara-negara Barat.
Pola yang sama sedang dipraktikkan oleh rezim militer Mesir dengan mulai merekayasa berbagai pengeboman dan pembunuhan, kemudian semua itu dituduhkan kepada pengikut atau pendukung Al-Ikhwan. Militer Mesir pun berulang mengatakan, mereka sedang membersihkan Mesir dari para teroris.
Politik ‘bumi hangus’ ini pada prinsipnya bukan hanya untuk memberangus Al-Ikhwan dan para pengikutnya, tetapi merupakan perang terhadap Islam. Mereka memerangi Islam sebagai sebuah agama yang mewajibkan penerapan seluruh syariah Islam oleh negara; Islam yang tidak bisa dipisahkan dari politik.
Politik ‘bumi hangus’ ini ditegaskan oleh salah seorang jenderal Mesir dalam sebuah wawancara dengan surat kabar harian Prancis Le Monde. Jenderal Mesir Amr mengatakan dengan terus terang bahwa dia siap untuk mengawasi kampanye yang ditujukan untuk “membersihkan” Mesir dari Islam politik. “Ada 90 juta penduduk Mesir dan hanya ada tiga juta [anggota] Ikhwanul Muslimin. Kami butuh enam bulan untuk membubarkan atau memenjarakan mereka semua, “ katanya dalam wawancara yang diterbitkan pada hari Senin(19/8).
Hal senada pernah diungkap Ismail Lamari, Kepala Dinas Intelijen Aljazair yang dikenal sebagai Departemen Counter-Spionase dan Keamanan Dalam Negeri yang terkenal kejam. Dalam komentarnya 21 tahun tahun lalu, Lamari mengatakan, “Saya siap dan memutuskan untuk menghilangkan nyawa tiga juta warga Aljazair jika perlu untuk menjaga ketertiban dari ancaman kelompok Islam.”
Namun, sekali lagi kita tegaskan, semua yang dilakukan oleh rezim militer ini pastilah atas restu Barat, paling tidak mereka mendapat kepastian bahwa Barat akan melakukan pembiaran. Sebab, semua rezim militer ini tunduk kepada Barat karena hidup mereka didanai dan didukung oleh Barat.
Namun, insya Allah, nasib para boneka ini akan berakhir tragis. Tuan-tuan negara penjajah mereka akan mencampakkan mereka kalau tidak bisa lagi menjamin kepentingan penjajahan Barat. Seperti nasib boneka tua atau rusak, mereka akan dicampakkan ke tong sampah. Umat Islam yang marah akan menyeret mereka, atau mereka akan diasingkan; seperti nasib diktaktor Khadafi, Husni Mubarak, Ben Ali, Suharto, dan insya Allah sebentar lagi rezim Assad di Suriah.
Namun, umat Islam tidak boleh berhenti sebatas menggantikan rezim atau orang. Pengalaman di Mesir, Tunisia, Libya, termasuk Indonesia, menunjukkan bahwa sekadar menggantikan rezim atau orang tidak akan membawa perubahan nyata dan menyelesaikan berbagai persoalan umat. Selama sistem negara, pemerintahan, ekonomi dan politiknya tidak berubah, maka pangkal kerusakan akan tetap ada. Rezim baru sekadar mengganti topeng dengan tetap menjalankan kepentingan penjajahan Barat. Sistem kapitalis itulah yang menyebabkan berbagai persoalan di dunia Islam yang dijaga oleh rezim-rezim boneka.
Karena itu umat Islam harus secara tegas dan bersama-sama tanpa kompromi menolak dan mencampakkan ideologi Kapitalisme dalam segala aspek; menolak sistem ekonomi liberal-kapitalis, mencampakkan sistem politik demokrasi, dan menolak kerjasama apapun dengan negara-negara penjajah Barat berikut sistem internasional pendukungnya seperti PBB, IMF, World Bank, dan lain-lain.
Umat Islam harus bersama-sama berjuang menurunkan para boneka itu sekaligus mengganti sistemnya dengan Khilafah. Untuk itu seruan Hizbut Tahrir dalam nasyrah-nya (4 Dzulqa’dah 1434 H/10 September 2013 M) yang mengecam penguasa ruwaybidhah Suriah—rezim bengis Assad—perlu kita perhatikan, antara lain berbunyi:
Sungguh menyedihkan, senjata kita dihancurkan dengan persetujuan para penguasa diktator…Sungguh menyedihkan, umat tidak menekan militernya untuk menumbangkan para diktator pengkhianat yang berbuat kerusakan di muka bumi, membinasakan pertanian dan binatang ternak…Sungguh menyedihkan melihat darah-darah kita ditumpahkan, tetapi kita tidak menghentikannya. Kita melihat senjata kita dihancurkan, tetapi kita tidak mempertahankan-nya. Kita melihat kekayaan kita dirampok, tetapi kita tidak memotong tangan orang yang menjarahnya. Kita melihat negeri kita dikerat-kerat dari segala sisinya, tetapi kita tidak menyatukannya…Kita melihat kehormatan kita dilanggar, tetapi darah di urat nadi kita tidak mendidih…
Allah…Allah dalam agama Anda. Allah…Allah dalam umat Anda. Allah…Allah dalam Khilafah Anda. Allah…Allah dalam persenjataan Anda…Peganglah erat-erat semua itu. Bersiaplah untuk menolong agama Anda dan mengalahkan musuh dengan kepemimpinan Khalifah Anda yang menjadi laksana perisai. Anda berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya. Jika Anda melakukannya berarti Anda telah menyiapkan kemuliaan Anda dan kesuksesan Anda di dunia dan akhirat. Sebaliknya, jika Anda tidak melakukannya maka musuh Anda tidak akan cukup dengan menghancurkan persenjataan Anda dengan tangan-tangan Anda sendiri. Akan tetapi, musuh Anda akan meminta Anda mengizinkannya masuk ke rumah Anda…dan pada saat itu, tidak ada jalan keluar untuk Anda!
Allahu Akbar! [Farid Wadjdi]