HTI

Lintas Dunia (Al Waie)

Lintas Dunia [November 2013]

Menolak Mencukur Jenggot, Siswa Muslim Diisolasi dan Dilarang Masuk Kelas

Dua orang siswa Muslim diisolasi dan dilarang masuk kelas karena tidak mau mencukur jenggotnya. Sebagaimana diberitakan www.huffingtonpost.co.uk, Kamis (3/10), kedua remaja berusia 14 tahun itu ditempatkan di ruang isolasi sejak awal ajaran baru di Roman Catholic High School, Accrington, Lancashire.

Kepala sekolahnya mengatakan hal itu bukan karena faktor salah satu agama melainkan karena aturan berpakaian. Xavier Bowers mengatakan kepada media lokal setempat Lancashire Evening Telegraph, “Kami tidak menganggap ringan keputusan ini. Saya telah menghabiskan cukup banyak waktu untuk meneliti masalahnya dan berbicara dengan para orangtua murid itu.”

Para kerabat dari salah satu anak-anak itu menyebut keputusan ini murni diskriminasi. Para anggota keluarga, yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan kepada surat kabar, “Karena anak-anak itu tidak mau mencukur jenggot mereka karena alasan agama, mereka dimasukkan ke dalam ruang isolasi selama enam setengah jam setiap hari.”

Bowers menambahkan bahwa aturan untuk tampil klimis telah ada cukup lama. Meski demikian, kedua anak laki-laki itu dibolehkan berjenggot karena alasan agama sebagai suatu pengecualian pada tahun lalu karena telah mendekatnya ujian GCSE dan sekolah tidak ingin menempatkan mereka di bawah tekanan yang tidak adil.

Kecam Kenaikan BBM, Aktifis HT Sudan Ditahan

Rezim yang berkuasa di Khartoum terus menahan para anggota Hizbut Tahrir di pusat-pusat penahanan Kalakala dan Khartoum Utara, di bawah tahanan Markas Intelijen dan Keamanan. Mereka ditahan tanpa melalui pengadilan atau dibebaskan, dengan dalih menyelesaikan pemeriksaan. Hal ini sudah berjalan lebih dari lima hari sejak mereka ditahan. Adapun yang sedang diselidiki tetap tidak diketahui.

Para anggota HT Sudan ditahan karena menyebarkan selebaran (nasyrah)  dari Hizbut Tahrir Wilayah Sudan yang berjudul, “Kenaikan Harga Bahan Bakar… Langkah Lain untuk Menghancurkan Rakyat Miskin dan Menciptakan Lebih Banyak Kemiskinan.”

Jubir HT Sudan Abu Khalil, dalam pernyataan persnya (29/09), mengecam penangkapan ini.

Abu Khalil menanyakan jika nasyrah itu merupakan kejahatan, mengapa tidak langsung membawa pelakunya ke pengadilan sejak hari pertama. “Keberadaan mereka di tahanan itu sendiri adalah suatu hukuman dan merupakan kuburan ketidakadilan. Telah menjadi perhatian kita bahwa Pemerintah—dengan alasan pembunuhan, penjarahan, perampokan yang membinasakan harta benda publik dan dilakukan oleh tangan-tangan orang-orang yang dibayar—bermaksud  untuk mengadili secara kolektif para anggota kami bersama dengan orang-orang lain sehingga memberi tuduhan kepada orang-orang yang tidak bersalah bersama dengan orang-orang yang bersalah. Apakah ada penindasan yang lebih buruk dari itu,” tegasnya.

Bunuh Empat Muslim, Perang Lawan Teror ala Amerika di Kenya

Terkait pembunuhan empat Muslim di Kenya, Hizbut Tahrir Afrika Timur menyatakan bahwa Pemerintah tidak peduli terhadap keamanan umat Islam dan para da’i. “Jelas bahwa pembunuhan ini secara langsung berkaitan dengan ‘Perang Melawan Teror’ yang dibawa ke Kenya atas dorongan Amerika,” ungkap Shabani Mwalimu, Perwakilan Media Hizbut Tahrir Afrika Timur, dalam pers rilisnya seperti yang diterima al-waie melalui pesan elektronik, Sabtu (5/10).

Menurut Shabani, Hizbut Tahrir Afrika Timur merasa sedih dengan pembunuhan brutal terhadap empat saudara Muslim yang terjadi pada Kamis (3/9) malam di Jalan Malindi, Mombasa. “Kami mengutuk keras kebrutalan ini yang telah menunjukkan tindakan pengecut dan para pembunuh yang tidak memiliki ide lagi,” ungkap Shabani.

Shabani juga menyatakan pembunuhan ini telah membuka luka bagi umat Islam di Kenya setelah terjadinya pembunuhan terhadap beberapa da’i Muslim tahun lalu. Tentu saja, ini adalah ketidakadilan terhadap Muslim Kenya.

Ia menuding pembunuhan ini terkait erat dengan ‘Perang Melawan Teror’ yang dibawa ke Kenya atas dorongan Amerika. Karena ideologi komunisme tidak punya kesempatan untuk kembali ke dunia, lanjutnya, ketakutan terbesar Amerika adalah kembalinya Islam untuk memimpin dunia. Inilah alasan mengapa Amerika memulai perangnya terhadap Islam dan kaum Muslim di dunia dan melabeli mereka sebagai kaum ‘radikal’ dan ‘teroris’. “Tentu saja, Islam jauh dari label seperti itu karena sudah dibuktikan kepada dunia bahwa Islam menyebarkan rahmat bagi seluruh umat manusia,” pungkasnya.

Minoritas Muslim Polandia Dilarang Berkurban

Minoritas Muslim Polandia dengan terpaksa memutuskan untuk tidak menyembelih hewan kurban pada Hari Raya Iedul Adha 1434 H di tengah aksi protes yang dilakukan oleh aktivis hak-hak hewan dan larangan kontroversial terkait penyembelihan halal. “Untuk pertama kalinya dalam ratusan tahun, tidak ada penyembelihan kurban di sini hari ini untuk Idul Adha,” kata Michal Adamowicz, Juru Bicara bagi masyarakat Muslim, Selasa (15/10) di Desa Tatar Muslim Bohoniki, Polandia Timur.

Pemimpin Muslim tertinggi negara, Mufti Tomasz Miskiewicz, mengatakan, komunitasnya yang tengah bersiap untuk menyembelih domba sangat menderita akibat protes aktivis yang menolak penyembelihan halal dekat sebuah masjid kecil di sebuah desa. Reaksi Pemerintah sendiri pada Selasa kemarin saling berbeda pandangan. Menteri Administrasi Michal Boni – sekutu dekat Perdana Menteri Donald Tusk – mendesak untuk menghormati kebutuhan masyarakat beragama selama hari libur keagamaan mereka. Namun, kementerian pertanian mengeluarkan pernyataan yang tetap menyatakan bahwa UU Polandia telah menetapkan bahwa hewan harus dibius dulu sebelum disembelih di tempat yang telah mendapat lisensi dari Pemerintah. Aturan penyembelihan seperti itu ditolak oleh warga Muslim dan Yahudi Polandia.

Takut Perempuan Ukrania Tercerahkan, Konferensi Muslimah Diteror

Berbagai gangguan dan provokasi dari pihak-pihak tertentu berupaya menggagalkan seruan panggilan Islam di bumi Eropa ini. Salah satunya dengan meneror Konferensi Muslimah se-Krimea Raya, Sabtu (5/10) di Simferopol, Ukraina.

Pada hari itu, Gedung Serikat Pekerja Istana Budaya berkapasitas 650 kursi akan digelar acara Konferensi Muslimah se-Krimea Raya mengangkat tema, “Budaya dan Peradaban Islam, Jalan Menuju Pembangunan”. Acara ini mendapatkan provokasi dari pihak-pihak tertentu yang tidak senang dengan berkembangnya cahaya Islam.

Sejak tahun 2007, telah digelar 5 deretan konferensi perempuan se-Krimea raya dan mereka semuanya ditandai dengan persiapan tinggi serta tim panitia yang profesional. Selain kegiatan yang digelar oleh Liga Muslimah “INSAF”, lebih dari 50 seminar regional tentang Islam digelar untuk kaum perempuan Krimea, Ukraina. “Perjanjian dan pembayaran sewa gedung telah dibuat oleh perwakilan dari organisasi kami 20 Agustus, lebih dari sebulan sebelum acara,” ujar Batalova Sevilya, dari pihak penyelenggara acara. [Joko Prasetyo, dari berbagai sumber]

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*