Dari saat terjadi pertempuran hebat antara arek-arek Suroboyo (Anak-anak Surabaya) menghadapi serdadu NICA yang diboncengi Belanda menjadi hari bersejarah. Hari tersebut kemudian ditetapkan sebagai Hari Pahlawan, tepat pada 10 November. Apa yang menjadi motivasi arek-arek Suroboyo mau bertempur melawan serdadu NICA? Sungguh perjuangan mereka berdasarkan tauhid. Seruan jihad yang dikumandangkan dengan keras oleh Bung Tomo melalui speaker yang diawali dengan seruan ‘takbir’ adalah bukti bahwa sejatinya spirit perjuangan rakyat dan tentara kala itu adalah spirit tauhid. Namun, fakta sejarah tersebut dicoba untuk ‘dikubur’ dalam- dalam. Yang dimunculkan kemudian: mereka berjuang karena nasionalisme.
Sekilas istilah nasionalisme sangat indah. Namun, nasionalisme sesungguhnya adalah paham sesat dan menyesatkan, yang bertentangan dengan Islam. Seruan nasionalisme (kebangsaan, kesukuan) adalah seruan batil, seruan jahiliah, yang telah dilarang oleh Rasulullah saw. Sabda beliau, “Siapa saja yang berbangga-bangga dengan slogan-slogan jahiliah, suruhlah ia menggigit kemaluan ayahnya.” (HR al-Bukhari).
Nasionalisme pada dasarnya memecah-belah kaum Muslim di dunia. Buktinya, kebanyakan umat Islam di suatu negeri sering tidak pernah perduli ataupun memikirkan nasib saudaranya yang berada di negara-negara lainnya. Misalnya, umat Islam Indonesia kebanyakan bungkam atas pembantaian yang terjadi atas saudaranya di Palestina, Suriah, Mesir, Myanmar, Prancis, dll. Mereka acap berdalih, “Mengapa mengurusi negara lain? Negara sendiri saja tidak terurusi.” Padahal umat Islam itu bagai satu tubuh. Karena nasionalisme, umat Islam tak bisa merasakan sakit yang diderita oleh saudaranya yang lain.
Perjuangan atas dasar nasionalisme juga tidak akan menghasilkan apa-apa selain akan menyebabkan perpecahan dan menghancurkan persatuan umat Islam di seluruh dunia. Padahal yang dibutuhkan umat Islam adalah persatuan umat Islam sedunia. Oleh karena itu, marilah kita berlomba menjadi pahlawan Islam yang akan mewujudkan persatuan dan keberkahan umat dalam naungan Khilafah ‘ala Minhaj an- Nubuwwah. [Nur Hidayati; Mahasiswi Universitas Negeri Medan]
Sejarah membuktikan semangat jihad menegakkan dienullah mampu mengobarkan kemenangan kaum muslimin…sdh wktunya umat bangkit dg smangat serupa menegakkan khilafah..Allahu Akbar