Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.
Pembaca yang budiman, di permukaan, selama berpuluh-puluh tahun publik internasional, termasuk sebagian pengamat, menyaksikan bagaimana hubungan Iran-AS yang tidak harmonis, bahkan acapkali terkesan saling bermusuhan. Iran pernah sesumbar menjuluki AS sebagai ‘setan besar’. Sebaliknya, AS pernah mengaitkan Iran dengan ‘poros setan’ atau ‘poros kejahatan’. Sudah tak terhitung penguasa dan pejabat Iran, terutama sejak rezim Khomeini hingga Ahmadinejad, mengkritik AS dengan sangat keras. Di sisi lain, Iran pun terkesan sungguh-sungguh dalam membela Palestina sekaligus tegas dan keras dalam melawan Israel. Tidak aneh jika publik internasional selama ini melihat Iran memposisikan AS dan Israel sebagai musuh besar Iran.
Namun demikian, siapapun yang kritis pasti akan melihat secara jelas bahwa sikap permusuhan Iran terhadap AS—termasuk Israel—hanyalah retorika politik yang sudah basi. Bukan hanya basi, retorika politik tersebut bahkan hanyalah semacam tipuan kepada publik internasional. Demikian pula sebaliknya, sikap permusuhan AS terhadap Iran; hanya kamuflase. Semua ‘fakta’ permusuhan Iran-AS tidak lebih sekadar untuk menutupi secara rapi ‘kemesaraan Iran-AS di balik layar’, yang sesungguhnya sudah terjalin bahkan sejak sebelum, selama dan setelah Revolusi Iran. Bahkan naiknya Khomeini ke tampuk kekuasaan di Iran setelah sukses menggulingkan rezim yang juga didukung AS, Reza Pahlevi, tidak lepas dari skenario AS. Intinya, Revolusi Iran hanyalah cara AS untuk mengganti rezim bonekanya dengan rezim boneka lain demi tujuan tertentu.
Pertanyaannya: Mengapa semua ini bisa terjadi? Apa indikasinya? Bagaimana kita bisa benar-benar meyakini bahwa sebetulnya hubungan Iran-AS adalah hubungan persahabatan, bukan permusuhan? Bagaimana sebetulnya AS memposisikan Iran di Timur Tengah? Bagaimana pula Iran selama ini memandang AS? Lalu sejauh mana Iran dimanfaatkan oleh AS dalam kontelasi politik di Timur Tengah?
Itulah di antara sejumlah pertanyaan yang akan dijawab dalam tema utama al-wa’ie kali ini, selain tema-tema lain yang aktual dan penting untuk dikaji oleh pembaca.
Selamat membaca!
Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.