HTI

Lintas Dunia (Al Waie)

Lintas Dunia [Desember 2013]

Tindakan Keras Saudi Terhadap Pekerja Asing Membuat Banyak Toko Tutup

Sampah menumpuk di jalan-jalan di sekitar perumahan masjid di pemakaman Nabi Muhammad saw. Toko-toko tutup dan hampir setengah dari perusahaan-perusahaan konstruksi kecil Arab Saudi telah berhenti bekerja pada proyek-proyek pemerintah.

Tumpukan sampah itu akibat para pekerja asing yang bisnisnya bergantung pada proyek-proyek itu melarikan diri, bersembunyi atau ditangkap karena tindakan keras yang dilakukan pada tanggal 4 November terhadap 9 juta pekerja migran Kerajaan. Aturan imigrasi yang longgar selama beberapa dekade memungkinkan para pekerja migran itu mengambil upah rendah untuk pekerjaan manual, administrasi dan memberikan pelayanan yang dihindari oleh warga Kerajaan sendiri namun dianggap memberi gaji lebih baik, dan lebih nyaman.

Sekarang, pihak berwenang mengatakan pemecatan para pekerja migran itu akan membuka lebih banyak lapangan kerja bagi warga pada saat pengangguran di kalangan Saudi berada pada angka 12,1% pada akhir tahun lalu, menurut IMF. Namun, semangat nasionalis itu mendorong risiko tindakan keras yang membuat buruh migran itu rentan terhadap serangan main hakim sendiri oleh orang-orang Saudi yang muak karena makin banyaknya orang-orang asing yang masuk ke negara mereka.

Dunia Islam Membantu Filipina   

Tergerak oleh kerusakan dahsyat akibat badai haiyan di Filipina, Dunia Islam turut bergerak membantu. Lembaga-lembaga Islam di seluruh dunia megumpulkan donasi dan bantuan untuk diserahkan kepada pengungsi Filipina.

Islamic Relief telah memberikan bantuan 50 ribu pounds untuk menyediakan tempat tinggal darurat, makanan siap saji dan kebutuhan di pengungsian. “Semoga rakyat Filipina bisa membangun kembali kehidupan setelah bencana buruk di negara itu,” tulis Islamic Relief dalam situs resminya akhir pekan lalu.

Yayasan zakat dan lembaga kemanusiaan Helping Hand Amerika Serikat juga ikut menyerukan pengumpulan bantuan demi korban badai “Yolanda” tersebut. Melalui situs dan laman facebook-nya, Helping Hand menyebut Bencana Haiyan sangat mengejutkan. Pasalnya, mereka juga baru kembali dari Filipina untuk membantu korban gempa bumi di Bohol, Filipina sebulan lalu. Kini topan yang masuk skala 5 tersebut meluluhlantakkan daerah Tacloban dan Samar. Helping Hand menyebut komunikasi di Filipina sangat sulit sehingga jumlah korban aktual belum bisa dipastikan. “Tidak ada makanan, tidak ada air bersih, dan puing-puing menutup jalur transportasi. Sangat sulit mendistribusikan bantuan ke luar bandara,” tulis lembaga Islam yang bermarkas di Detroit, AS ini.

Lembaga kemanusiaan Indonesia Aksi Cepat Tanggap (ACT) juga bersiap mengirimkan bantuan senilai 5.000 USD untuk tahap awal. Senior Vice President (SVP) ACT, Syuhelmaidi Syukur mengatakan ACT akan bekerjasama dengan NGO lokal antara lain ARF-AMAN dari Thailand dan SHIFT dari Filipina.

Amerika Rencanakan Penjara Guantanamo Baru di Yaman

Sebagaimana diberitakan oleh www.presstv.com, Pemerintahan Obama sedang melakukan negosiasi dengan Yaman untuk membangun fasilitas penahanan baru di wilayahnya yang akan terus menampung puluhan tahanan Guantanamo Bay, kata para pejabat AS dan Yaman.

Penjara tersebut rencananya akan menampung tahanan asal Yaman yang selama ini ditahan di Guantanomo. Lebih dari setengah dari 164 tahanan orang yang ditahan di Guantanamo berasal dari Yaman.

Presiden Barack Obama telah berulang berjanji untuk menutup fasilitas tahanan Guantanamo yang tidak populer itu di Kuba. Menutup kamp tahanan itu adalah tema sentral kampanye Presiden Obama pada tahun 2008 saat dia mengakui bahwa penjara itu adalah simbol pelanggaran pemerintah AS atas HAM.

Pemerintah AS mengumumkan pada Agustus bahwa mereka merencanakan pembangunan fasilitas tahanan di Yaman untuk merehabilitasi para tahanan Yaman yang akan pulang dari penjara Guantanamo.

Mantan Dubes Pakistan Ungkapkan Surat Rahasia Amerika

Presiden AS Barack Obama dengan diam-diam menawarkan Pakistan pada tahun 2009 bahwa dia akan menekan India untuk bernegosiasi atas masalah Kashmir sebagai ganti agar Pakistan menghentikan dukungan kepada kelompok-kelompok teroris seperti Lashkar-e-Taiba dan Taliban. Namun, Islamabad menolak tawaran itu. “Sejak tahun 1950-an Pakistan menginginkan peran Amerika di Asia Selatan. Sekarang sedang ditawarkan. Pada akhirnya, Pakistan akan harus bernegosiasi secara langsung atas masalah Kashmir dengan India. Namun, setidaknya sekarang Presiden Amerika itu mengatakan bahwa dia akan menekan India menuju negosiasi tersebut,” kata mantan duta besar Pakistan untuk AS Husain Haqqani dalam bukunya Magnificent Delusions, seperti dilansir Times of India, Selasa (12/11).

Ini adalah interpretasi Haqqani atas surat rahasia yang ditulis oleh Presiden Obama kepada Presiden Asif Ali Zardari, yang secara pribadi diserahkan langsung oleh Penasehat Keamanan Nasional Jenderal (pensiunan) James Jones. Isi surat itu untuk pertama kalinya diungkapkan oleh Haqqani, utusan Pakistan untuk AS.

Dalam buku setebal 300 halaman itu, Haqqani menulis bahwa pada bulan November 2009, Jones telah melakukan perjalanan ke Islamabad untuk memberikan sebuah surat yang ditulis oleh Obama kepada Zardari. Tertanggal 11 November 11, 2009, melalui Surat itu Obama menawarkan Pakistan untuk menjadi mitra “strategis jangka panjang” Amerika.

Ungkap Kezaliman Penguasa Lewat Video, Seorang Muallaf Kazakhstan Dipenjara 5 Tahun

Seorang muallaf wanita di Kazakhstan dijatuhi hukuman penjara 5 tahun akibat rekaman videonya. Natalia Vatinkovu merekam pernyataannya dalam sebuah video sebagai bentuk protes terhadap penguasa dan pembelaan terhadap suaminya (Galiulina Rafis) yang dijatuhi hukuman 7 tahun penjara pada tahun 2010.

Dalam videonya, ibu tiga anak ini mengungkapkan bahwa atas hidayah Allah, dia dan suaminya yang sebelumnya beragama Kristen akhirnya memeluk Islam. Natalia juga mengungkapkan bagaimana perlakuan represif dari pemerintah Uzbekistan terhadap para pengemban dakwah. Penguasa juga melakukan tindakan yang tidak adil terhadap suami dan keluarganya. “Rezim diktator menindas para pengemban dakwah di Kazakhstan. Mereka  mengalami penyiksaan, denda dan pemenjaraan yang mengakibatkan kecacatan dan tuduhan palsu. Padahal mereka hanya menyatakan La ilaha illa Allah Muhammad RasululLah,” ungkapnya.

Pada Juli 2013, pengadilan setempat menjatuhi hukuman tahanan rumah pada Natalia. Pada 7 Oktober 2013 pengadilan memvonis 5 tahun penjara atas dirinya. Natalia dimasukkan ke penjara pada 12 Oktober 2013 dan harus meninggalkan tiga anaknya.

Suami Natalia, Galiulina Rafis, dipenjara karena menjadi anggota Hizbut Tahrir di Kazakhstan. Pengadilan memvonis Galiulina atas dakwaan “menyebarkan selebaran yang menyerukan ekstremisme.” [joy, dari berbagai sumber]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*