HTI

Jejak Syariah

Amerika dan Khilafah (Bagian 1)

Dalam percaturan politik internasional saat ini, Amerika terus menunjukkan dirinya sebagai kekuatan global tunggal yang tak tertandingi. Dalam beberapa tahun terakhir, Amerika telah membuka front perang baru: meningkatkan pertempuran di Somalia; penyerangan dengan pesawat tanpa awak di Yaman dan Pakistan; penyerangan terhadap Libya. Amerika bertindak sendirian, maupun dengan para sekutu NATO-nya.

Secara historis umat Islam sebetulnya pernah menjadi kekuatan utama dunia selama berabad-abad di bawah naungan Khilafah. Pusat-pusat pembelajaran yang didirikan di Baghdad, Kairo, Maroko dan negara-negara lain dikenal dalam sejarah. Perkembangan ilmiah yang luar biasa telah dicapai umat Islam pada zamannya dalam masa yang panjang. Semua itu terjadi pada masa Kekhilafahan Islam. Khilafah Islam adalah negara adidaya pada masa itu, Amerika Serikat yang menjadi kekuatan superpower pada masa kini.

Akar sejarah Amerika dan hubungannya dengan dunia luar biasanya mengacu ke zaman Christopher Columbus, yang dianggap berjasa dalam memimpin penemuan benua Amerika. Namun, berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa sekitar tujuh abad sebelum kunjungan Columbus, para penjelajah Muslim dari negeri Khilafah telah mendarat di Amerika, dan mulai memiliki nenek moyangnya di negeri itu.

Berbagai penggalian arkeologi, termasuk penemuan koin-koin, peralatan dan perkakas telah menunjukkan keberadaan kaum Muslim di Amerika. Analisis linguistik dan filologis bahasa dan penggunaan nama-nama permukiman di Amerika juga menunjukkan kemiripan dengan yang digunakan oleh umat Islam pada zaman Kekhalifahan Abbasiyah.

Penemuan-penemuan dari penelitian Profesor Barry Fell (dari Harvard University, anggota Society of Scientific & Archeological Discoveries) telah menyoroti kenyataan bahwa umat Islam tiba di benua itu pada zaman Utsman, khalifah ketiga. Profesor Fells menyajikan sejumlah fakta untuk mendukung jejak sejarah ini. Penemuan-penemuan itu termasuk penggalian arkeologi di Colorado, New Mexico dan Indian bersama dengan tulisan-tulisan, gambar-gambar pada batu-batu dalam kaligrafi Kufic (dari Afrika Utara yang berbahasa Arab), yang menunjukkan bahwa umat Islam tidak hanya datang dari negeri Khilafah dan menetap di wilayah tersebut, tetapi mereka juga mendirikan lembaga-lembaga pengajaran yang memberi pelajaran pada mata pelajaran seperti matematika, geografi, navigasi, sejarah dll. Khilafah telah mendorong pembentukan pusat-pusat pembelajaran di seluruh wilayah negeri itu.

Peta Piri Reis yang terkenal juga diambil sebagai bukti kehadiran kaum Muslim di Amerika, karena ia merupakan peta kecil Amerika, yang memuat pengukuran akurat atas jarak antara Afrika dan Amerika. Menurut Salvatore Michael Trento (mantan direktur Pusat Penelitian arkeologi di Middletown, New York), sebelum melakukan pelayaran pertamanya ke Amerika, Columbus telah membaca buku Roger Bacon dari Universitas Oxford, yang memuat kompilasi dari berbagai sumber berbahasa Arab, tentang wilayah geografis di seberang Atlantik itu.

Pada penelitian arkeologi yang dilakukan oleh Profesor Heizer dan Baumhoff California University pada penggalian di Nevada, ditemukan tulisan-tulisan dalam bahasa Arab dan tulisan bergaya naskhi cufic (naskh kufi). Terdapat kesamaan kaligrafi antara berbagai gaya penulisan nama Nabi (Muhammad) yang ditemukan selama periode yang beragam, khususnya yang berkaitan dengan Afrika dan Amerika. (Misalnya Gambar A ditemukan di al-Ain Lahag, Maroko dan Gambar B ditemukan di Timor Sungai Walker; keduanya saat ini berada di University of California; juga Gambar C ditemukan di Nevada dan Gambar C dan D ditemukan di Churchill County dan juga saat ini diawetkan di University of California). Semua prasasti itu merujuk pada abad kedelapan dan kesembilan. Semuanya menggambarkan kemiripan dalam gaya antara Afrika Utara dan Amerika Utara dan karenanya menunjukkan bahwa sejumlah besar umat Islam telah melakukan perjalanan dari Afrika ke Amerika.

Dari sumber-sumber Islam, rincian-rincian seperti itu jarang ditemukan. Sebagian besar kesimpulan tersebut di atas telah didasarkan pada bukti-bukti arkeologi. Beberapa peneliti berpendapat, bahwa pada abad kedua belas suku Athapcan, yang terdiri dari penduduk asli Navajo dan Apache, telah menyerbu wilayah yang didiami oleh orang-orang Arab. Kemudian, para pemukim Muslim itu harus melarikan diri, atau diasingkan ke arah selatan.

Penemuan lain yang mengejutkan atas kehadiran Muslim di Amerika, adalah pada tahun 1787, ketika Pendeta Tadeus Mason Harris mendapatkan beberapa koin yang ditemukan oleh para pekerja selama pembangunan jalan di Massachusetts. Koin-koin itu dikirim ke perpustakaan Harvard College. Setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui bahwa koin-koin itu sebenarnya adalah dirham Samarqand dari abad kedelapan dan kesembilan dan prasasti pada koin-koin itu menyatakan “La ilaha illaLlah Muhammadur RasululLah” dan “Bismillah”. Hal ini menunjukkan bahwa Khilafah memiliki sistem moneter yang digunakan bahkan di wilayah-wilayah terjauh dari daerah tempat kaum Muslim bepergian.

Columbus dan para penjelajah Spanyol dan Portugis lainnya telah diuntungkan oleh pengetahuan berbasis geografis dan navigasi yang dipersiapkan oleh kaum Muslim. Misalnya, karya Al-Masudi Muruj’uz-Zahab (871-957 CE), yang didasarkan atas kompilasi dari para pedagang Muslim dari seluruh Asia dan Afrika.

Selain itu, dua kapten kapal Columbus pada pelayaran pertamanya, dalam kenyataannya, adalah dua orang Muslim: (1) Martin Alonso Pinzon yang bertanggung jawab atas kapal Pinta; (2) Saudaranya, Vicente Yanez Pinzon, kapten yang ditunjuk untuk kapal Nina. Keduanya berasal dari Dinasti Maroko Marinid, yang merupakan keturunan dari Sultan Abu Zayan Muhammad III (r. 1362-1366).

Terdapat juga catatan dari para misionaris abad keenam belas di Amerika yang mengungkapkan bahwa tambang tembaga lokal di Virginia, Tennessee dan Wisconsin dioperasikan oleh orang-orang dari Timur Tengah, yang dihormati oleh penduduk asli. [Bersambung] [Sharique Naeem]

Sharique Naeem adalah seorang insinyur, komentator politik  dan penulis. Tulisan-tulisannya diterbitkan di surat-surat kabar nasional Pakistan, Bangladesh, India, Yaman dan Iran

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*