Sebagian publik di Indonesia menuduh Hizbut Tahrir (HT) berada pada kubu rezim militer yang menjatuhkan rezim demokratis Ikhwanul Muslimin (IM) lantaran menolak sistem pemerintahan demokrasi. Ada juga yang menyangka Partai Politik Islam Ideologis Internasional ini ada pada kubu IM lantaran menolak sistem pemerintahan diktator militer.
Sebenarnya pemerintahan apa yang diinginkan HT? Apa yang dilakukan HT dalam mewujudkan cita-citanya itu? Temukan jawabannya dalam wawancara wartawan al-waie Joko Prasetyo dengan Jubir HT Mesir Syarif Zayid. Berikut petikannya [Redaksi].
Pemerintahan yang seperti apa yang diinginkan Hizbut Tahrir agar tegak di Mesir?
Khilafah Islamiyah. Itulah sistem pemerintahan bagi umat yang diwajibkan oleh Allah Rabbul ‘alamin. Sistem pemerintahan ini tidak menyerupai sistem pemerintahan manapun yang ada di dunia saat ini.
Seperti apa gambarannya?
Khilafah berdiri di atas empat pilar: (1) Kedaulatan milik syariah, bukan milik rakyat; (2) Kekuasaan milik umat; (3) Khalifah wajib hanya satu atas kaum Muslim; (4) Hanya Khalifah yang punya hak untuk mengadopsi hukum syariah; dialah yang menyusun konstitusi dan seluruh undang-undang.
Kaidah-kaidah tersebut dan kaidah lainnya seperti sistem ekonomi, sistem sosial, politik luar negeri, politik pendidikan diterangkan dengan rinci di dalam buku-buku yang diadopsi Hizbut Tahrir. HT juga telah menyusun rancangan undang-undang dasar yang lengkap bagi negara Khilafah. Setiap pasalnya dilengkapi dengan dalil dan argumentasinya dari pasal 1 hingga 191. Itu merupakan undang-undang yang siap untuk diterapkan yang di-istinbath dari Kitabullah dan sunnah Rasulullah saw.
Inilah negara yang diinginkan HT. Dia bukanlah utopia. Pasalnya, Khilafah telah memenuhi lembaran sejarah selama 13 abad lamanya. Inilah satu-satunya negara yang mampu mneghentikan kekuatan asing yang masuk ke negeri-negeri umat Islam. Inilah negara yang mampu mengurus umat dengan sebenar-benarnya pengurusan berdasarkan Islam di dalam dan luar negeri. HT tidak akan menerima kekuasaan yang parsial meskipun sementara. HT hanya menerima kekuasaan yang sempurna hingga mampu menerapkan Islam secara revolusioner dan menyeluruh.
Apa saja yang dilakukan Hizbut Tahrir Mesir untuk menyosialisasikan ide khilafah?
Sebagaimana Anda ketahui HT telah ada di Mesir tiga tahun sejak berdirinya. Akan tetapi, HT mendapatkan perlakuan keras dari penguasa. Para aktivisnya ditangkapi. Ide-idenya dibungkam. Isu terakhir Hizbut Tahrir Mesir adalah tahun 2012 saat 126 syabab-nya ditangkap. Di tengah pergolakan revolusi tanggal 25 Januari dan setelahnya, aktivitas politik HT tampak menonjol.
Setelah melakukan kerja keras HT mampu memecahkan belenggu media yang melilitnya. HT mampu menarik perhatian umat kepada dirinya dan ide khilafah yang dia emban.
Pada tanggal 7 Juli 2012, HT Mesir menyelenggarakan konferensi publik mengenang keruntuhan Khilafah, di tempat persatuan pengacara. Semula acara tersebut akan diselenggarakan di tempat persatuan wartawan, namun mereka membatalkan perjanjian.
Berkat forum-forum diskusi, aksi damai dan konferensi, begitu juga penyebaran nasyrah dan selebaran selama ini memberikan pengaruh yang baik, Hizb dan Khilafah menjadi pembicaraan masyarakat di tengah-tengah situasi politik yang terjadi.
Bagaimana hasilnya?
Cukup sebagai bukti, dalam aksinya rakyat mulai menyerukan slogan-slogan “Khilafah Bukan Mustahil, Pasti Akan Datang”, “Dengan Khilafah Pasti Aman”, “Umat Menginginkan Khilafah”, dll. Slogan-slogan tersebut belum pernah terdengar oleh siapapun sebelumnya.
Anda juga menyaksikan bagaimana para pendukung kudeta ingin membenarkan tindakannya yang didukung Barat dengan mengatakan bahwa Ikhwanul Muslimun (IM) ingin mendirikan Khilafah.
Tidak diragukan lagi bahwa hal ini menjadi teror bagi Barat dan antek-anteknya di negeri Muslim. Padahal tidak ragu lagi khilafah tidak ada dalam agenda IM. Yang paling menonjol dalam menciptakan momentum tersebut dalam tiga tahun terahir adalah Hizbut Tahrir.
Apa yang dilakukan HT Mesir kepada IM?
Adapun kepada IM, kami selalu memberikan nasihat agar tidak berhubungan dengan Amerika dan dewan militer serta harus segera menarapkan Islam. Hendaknya mereka tidak beralasan dengan pemikiran bertahap (tadaruj) yang tidak berasal dari Islam karena mayoritas penduduk Mesir adalah Muslim.
Mereka mencintai Islam dan ingin melihat Islam diterapkan dalam realitas kehidupan mereka. Akan tetapi, sangat disayangkan, mereka tidak mendengar kami, mereka tetap berupaya mengikuti Amerika, dewan militer dan kaum sekular hingga mereka memberikan kekuasaan dan menjatuhkannya kembali; pemimpin mereka pun dipenjarakan. La hawla wa la quwwata illa bilLah…
Lalu apa yang Anda lakukan terhadap rezim pencuri revolusi?
Terhadap apa yang disebut “fulul” sisa-sisa rezim Mubarak—yang kami maksud adalah para politisi, para penguasa, sebagian media masa yang menjadi kroni Mubarak—‘perang’ kami terhadap mereka belum berakhir; khususnya terhadap mereka yang kembali menduduki jabatan politik, ekonomi dan media.
Aktivitas Hizb pada periode yang akan datang merupakan kelanjutan dari aktivitas pada periode sebelumnya, yaitu tetap beraktivitas di tengah-tengah umat dan bersama umat menjadikan penerapan hukum Islam sebagai urusan hidup dan mati.
Kepada Allah SWT kita memohon agar mendapatkan pertolongan-Nya dan menyegerakan tegaknya Khilafah yang telah dijanjikan kepada kita. [Diterjemahkan oleh Roni Ruslan]